Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Harian Mei 1994

5 Februari 2022   03:20 Diperbarui: 5 Februari 2022   04:45 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku dinilai tidak jernih melihat fenomena, bahkan terlibat dalam tulisanku sebagai 'penghujat'! Faktor lain, karena aku tidak bisa mengambil jarak terhadap subjek yang kutulis dan kurangnya pengetahuanku tentang perspektif sejarah (Arnold Toynbee). Hal terakhirlah yang kurasa sebagai faktor utama kesalahanku.

Pemilihan Ketua Harian dan Ketua Umum SMUI dimulai hari ini. Sepertinya, Zul akan menang mutlak di FSUI, seperti yang kulihat dari para pemilih yang mayoritas (seluruhnya?) massa Zul. Kata Kamal, Zul adalah intelektual muda yang pandai mengarahkan dirinya pada satu garis lurus.

Ada persoalan di sekitar utusan Jurusan Sejarah dalam BPM, prosedur yang ademokratis. Kita cepat tanggap dan Kamal membicarakan dengan Bondan Kanumuyoso.

"Tahun ini untuk Angkatan 91," kata Bondan.

Dia adalah calon pasti, disamping Musa. Aku tidak setuju Musa, karena dia tidak pernah serius mengerjakan sesuatu. Aku mengusulkan Bondan dan Agus Sofyan.

Membicarakan Studi Klub Sejarah, BPM dan SMUI dengan Bondan. Aku ingin membenahi SKS, sebagai ketuanya. Setidaknya, aku punya obsesi untuk mengembangkannya menjadi laboratorium sejarah. Perlu dukungan dari Angkatan 91, minimal.

Sore dan malam menulis surat untuk Nur Azizah dan Dr Mestika Zed. Bicara masalah Islam dan sejarah Pariaman.

Nonton film tengah malam TVRI. Sangat bagus, inspiratif dan membangkitkan kecintaan pada manusia selaku individu. Bercerita tentang musik, persahabatan yang diwarnai pertentangan dan bayangan-bayangan masa silam. Nostalgia yang mengikat, namun mempesona. Nostalgia, walaupun pahit, merupakan harta paling berharga dan membangkitkan nuansa-nuansa keindahan. Karakter masing-masing tokohnya jelas dan mantap, sehingga sulit membedakan antara aktor utama dengan aktor pendukung. Bagiku, Eddie, Frank, Lionne, Doc atau Lilian adalah tokoh utama. Ketokohan kolektif.

Muncul suatu gagasan atau gambaran bahwa Eddie adalah Subuh, sedangkan aku adalah Frank. Aku ingin mendirikan suatu kelompok diskusi dan persahabatan dengan anggota tim: Subuh, Jaha, Agus W, Fadli, Indra dan Rudi. Leonne-nya adalah Emma Mulianta, Dewi atau siapapun. Indonesia akan mendengarnya dan dunia akan ternganga!

Aku adalah syair, Subuh adalah musik. Kesepakatan yang tumbuh diam-diam.

Rabu, 11 Mei 1994 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun