Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Harian Mei 1994

5 Februari 2022   03:20 Diperbarui: 5 Februari 2022   04:45 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksudnya, sekalipun aku tidak setuju cara-cara kuliah di FSUI, aku tetap harus membuat tugas-tugas sebagai landasan kritikanku.

Pulang bareng Umi. Dan sepertinya, aku butuh teman akrab seperti dia. Dia bisa ngobrol soal idealisme, sejarah, prinsip hidup, dllnya.

Malamnya aku menulis draf makalah untuk Seminar Bu Nana. Dan selesai. Nyatanya, aku mampu. Sayang, kertas tik tidak ada. Jadi, tidak selesai diketik.

Selasa, 24 Mei 1994

Sebenarnya, tidak ada sesuatu yang sulit dalam dunia ini, asal kita punya kemauan untuk mencapai dan mendapatkannya. Kemalasan, ketidakpedulian, kekurangseriusan, atau sifat-sifat destruktif lainnya, adalah penyakit yang harus disingkirkan dalam setiap kesempatan dan waktu. Pikiran-pikiran liberal tentang profesionalisme yang manusiawi dan menekankan kebebasan individu, lewat buku-buku populer yang kubaca, meyakinkanku atas suatu disktum :tidak ada yang mustahil untuk dicapai dalam dunia ini. Yang diperlukan adalah kemauan, keyakinan dan konsistensi dalam menjalankan rencana-rencana kearah tujuan-tujuan hidup.

Karena tidak ada Mas Anto (terlambat), aku mengetik di ruang jurusan. Mbak Iis terlalu baik, begitupun Bu Nana. Tidak rasional mengambil sikap antipati kepada mereka.

Kemudian bicara dengan Pris soal SKS. Dia sangat serius menangani soal ini, dengan asumsi setelah kalah dalam Pemira SM FSUI, maka Taufik cs akan melimpahkan kekesalan ke dalam SKS. Soal-soal peka, seperti SKS, kedudukan anak 93 dan kaderisasi anak-anak in depth mendapat catatan khusus darinya.

"Di 92 mereka dapat kader-kader pemikir (Wanto cs), sedang di 93 mereka hanya memperoleh kader-kader anarkis," kata Pris.

Pola pikir Pris sudah politis, sehingga dikotomi kelompok kiri (merah) dan kita (hijau) sangat kentara. Karena SKS adalah kelompok studi, maka aku sedapat mungkin meredam "isu-isu kelompok" tersebut, antara lain pembentukan Biro Kerohanian (Islam) dalam SKS.

"Fakultas Sastra punya FORMASI," kataku.

Ketemu Ihsan dan bicara soal keterkejutannya dengan diangkatnya Agus sebagai Sekum SMUI. Nyatanya, banyak yang tidak suka Agus dan menyangsikan capability-nya. Kukatakan, trik-trik Agus sangat halus dalam mengambil simpati anak-anak hijau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun