"Selama ini kita tidak ada masalah, koq," katanya.
Di Pusgiwa, pukul 14.00, rapat soal Program Kerja KSM UI. Didahului dengan presentasi Alex Antariksa soal "Penelitian Sosial" dan Yuliansyah soal "Tanggungjawab Sosial Industri Kesehatan".
Ternyata ada semacam kolusi antara dokter dengan industri farmasi soal biaya pengobatan. "Dokter sering memberikan resep untuk memakai obat-obat mahal, padahal ada obat yang lebih murah dengan khasiat sama!" Konsumen sering dirugikan karena ketidaktahuannya, bukti kelemahan YLKI atau IDI.
Pulang pukul 19.00. Rencana mau nonton di Pasar Minggu, tapi karena filmnya jelek, aku pulang.
Sampai malam nonton RCTI. Kisah memilukan di tengah kekuatan mata seorang bocah perempuan yang bisa membakar mobil, orang dan gedung. Dia selalu merasa berdosa melakukan kesalahan yang membuat orang lain menderita atau membunuh mereka. Namun, kematian dan kata-kata ayahnya untuk "memusnahkan semuanya", yaitu lembaga riset yang memakai mereka sebagai kelinci percobaan (eksperimen), telah membuatnya kalap dan menghancurkan gedung dan orang-orang intelek tersebut.
"Just for you, my father!" katanya, sambil berlinangan air menyaksikan kematian, kebakaran dan kehancuran di depannya.
Cinta telah membawa manusia pada perbuatan yang bertentangan dengan hati nuraninya. Kesucian cinta, kadang-kadang mengerikan jika dimanifestasikan dalam bentuk berbeda.Â
Minggu, 8 Mei 1994
Sebetulnya, aku punya rencana untuk menyelesaikan sebagian tugas-tugas kuliah. Tapi, tanggungjawab moralku mengharuskan untuk mengantarkan Etek Ida ke terminal Tanah Abang untuk kepulangannya.
Paginya menulis surat untuk ayah-amak tentang berbagai hal: kuliahku, pernikahan Tuan Ismed, pendidikan adik-adikku, rencana kedatangan Buyun di Jakarta dan ....calon istriku. Kalau aku menikah dengan gadis diluar Minang, setidaknya sedikit melegakan pihak yang bersaing karena sama-sama "buluih". Entahlah. Mungkin juga sebaliknya, makin memusuhiku.