Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Harian Mei 1994

5 Februari 2022   03:20 Diperbarui: 5 Februari 2022   04:45 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seiring dengan perkembangan agama, berkembang pula pemikiran humanisme sekuler yang pada hakekatnya berasal dari Yunani Klasik. Gerakan ini muncul di koloni-koloni Inggris pada pertengahan abad ke-18 dalam bentuk gerakan pencerahan yang berpusat di Perancis. Humanisme yang mengutamakan akal budi dan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya dalam pikiran rakyat Amerika selama dekade sesudah Revolusi Amerika (Ralph H Gabriel, Nilai-Nilai Amerika: Pemikiran dan Perubahan. Gama University Press, Yogyakarta, 1991).

Aku akan menghubungi Mbak Melly untuk meminjam buku-bukunya. 

Jum'at, 27 Mei 1994

Apakah aku telah larut dalam dendam, pada sekelilingku? Kehidupan yang perih, tanpa harga diri, menyiksa batin dan mentalku? Aku seharusnya bangkit dari tidur panjangku, untuk berkreasi, untuk hidup, untuk eksis. Tidak, aku harus menyingkirkan dendam. Tuan Is tidak bersalah, kakak-kakakku tidak bersalah, lingkunganku benar. Sumber kesalahan adalah diriku. Tapi, aku tak mesti mati karena salah.

Diskusi historiografi Islam kurang menarik. Hanya Bondan yang menyampaikan secara tuntas, namun kering. Elsye menanggapi dengan baik. Saran dari Mbak Wardiningsih: catatan sistem kartu.

Lalu, diskusi dengan Firdaus tentang HMI. Aku terpengaruh untuk ikut kaderisasi, karena sudah dibayari oleh Teguh dan kemungkinan kuliah di S2.

Mengambil pakaian ke kos, namun tidak jadi ikut karena ketemu Subuh dan Bagus sehabis shalat Jumat. Menghadap Pak Umar (tidak ada) dan kita diskusi tentang berbagai hal di Balsem, sampai 15.30. Aku mencueki Zul cs, karena sempat membaca Denny JA. Materi kampanye Zul kebanyakan diambil dari buku tersebut, dan dia selalu mengulang-ulang. Kamal, Isa, Agus juga ada. Kamal cerita soal pertengkaran sehabis penghitungan suara hari Sabtu. Tapi Taufik berada pada pihak yang kalah.

Kukira, persahabatanku dengan Bagus dan Subuh memasuki tahap yang lebih maju dari sebelumnya. Keakraban kita berjalan melalui diskusi. Bagus punya pemikiran yang baik, walau cenderung melegitimasikan kekuasaan sekarang dan mengagumi Soeharto. Subuh agak childish dan tidak bisa serius dalam diskusi.

Pulangnya mengetik makalah untuk besok, sampai malam, lalu menulis surat buat Ince. Suatu nostalgia lama dan perubahan kepribadian. Pemikirannya juga bagus dalam menanggapi suratku. Sahabat-sahabat lama sudah kembali, dan akankah abadi?

Banyak ide-ide penulisan muncul di benakku, dan ini konstruktif. Aku sudah jadi penulis dan pemikir, mungkin.

Sabtu, 28 Mei 1994

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun