Sabtu, 21 Mei 1994
Apakah aku akan menutup buku harian ini? Pertanyaan yang cukup serius malam ini (24.00). Buku Napoleon Hill telah mengilhamiku dengan berbagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri. Masalah utama yang harus aku pecahkan adalah masalah keuangan (money problem). Dan keinginanku yang utama adalah mandiri dalam keuangan, agar aku bisa terbebas dari rasa rendah diri dan menemukan kepercayaan akan masa depan. Dan betapa banyaknya waktuku terhabis untuk organisasi dan orang-orang di sekitarku, tanpa akhir. Sebelum aku membantu orang lain, terlebih dahulu aku harus bisa membantu diriku sendiri.
Aku juga berniat mundur dari KSM. Sebab, jabatanku di Bidang Pengmas ternyata tidak sesuai dengan cita-citaku. Bukan dalam artian idealisme, melainkan implikasinya kearah perkembangan kepribadianku. KSM lebih berorientasi pada hal-hal yang bersifat formal-prosedural. Informasi-informasi yang kudapatkan didalamnya sangat sedikit. Dan seringkali kreatifitasku untuk berpikir dan bertindak terhambat, karena alasan-alasan organisasi dan struktur.
Perubahan di KSM akan berlangsung lama dan alot, sebab setiap kali ada inisiatif muncul, selalu persoalan-persoalan tersebut dikembalikan kepada Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) yang kadangkala bertentangan dengan inisiatif tersebut. Keputusan tertinggi, ada di tangan Ikhsan.
Hanya satu hal penting yang kuperoleh di KSM, teman-teman dari berbagai fakultas di UI. Jika aku jujur, hampir semuanya memandang diri sebagai yang terbaik, terutama Sulis, Alex, Ayu dan lain-lainnya. Kalau aku mau jujur kepada diriku sendiri, maka perasaanku seringkali tidak enak di KSM. Aku tidak akrab dengan mereka, kecuali Rudi, Indra, Titis atau Yudi.
Entahlah. Persoalan ini cukup ruwet, sementara aku juga butuh teman-teman untuk mendukung ide-ideku. Secepatnya, aku akan menuntaskan persoalan ini.
Â
Minggu, 22 Mei 1994
Tidak kemana-mana. Baca Napoleon Hill dan Bernard Dahm. Bikin surat buat adik-adikku, agar mereka mampu menggunakan masa muda untuk hal-hal yang positif.
Sore membuat draf pidato kampanyeku untuk calon Ketua SKS FSUI.
Keinginanku untuk pindah kos makin kuat. Dari catatan-catatan yang ada di buku harian ini, sudah seringkali aku dirugikan oleh lingkungan kos yang tidak mendukung perkembangan kepribadian dan penalaranku. Kedua-duanya macet. Aku seringkali kesal atau kehilangan kesabaran. Bagaimanapun, aku punya harga diri.