"Kamu nggak perlu khawatir. Aku cuma perlu minum obat secara teratur dan terus-menerus."
"Tapi, Qal. Gimana pun juga kamu harus memberi tahu orang tua kamu," ia mencoba membujuk Aiqal. Ia tidak mau lelaki itu menanggung semuanya sendiri.
"Kamu tenang aja, aku pasti sembuh. Untuk orang tua ku ... Aku akan memberi tahu mereka nanti."
"Kapan?"
"Setelah kelulusan," Alissa memberikan tatapan penuh ancaman. Aiqal tahu maksud dari tatapan itu. Alissa pasti akan memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada orang tuanya.
...
Hari ini adalah hari yang mendebarkan bagi seluruh siswa kelas 12. Ujian Nasional dilakukan dalam dua sesi, pagi dan siang. Tidak ada sesi susulan, jadi mau tidak mau seluruh peserta ujian harus hadir. Kecuali jika berhalangan sakit.
Kelas Alissa mendapatkan sesi pertama. Alissa sendiri menempati barisan paling depan karena namanya berawalan huruf A. Tempat duduk Aiqal berada tepat dibelakangnya. Alissa menggelengkan kepalanya, berusaha untuk tetap fokus dan mulai mengerjakan soal.
"Susah nggak, Sa?"
Perempuan yang sedang memakan bekalnya itu menggeleng. Ini pertama kalinya bagi Aiqal melihat seorang Alissa membawa bekal dari rumah. Dan yang mengejutkannya lagi adalah ibu Alissa sendiri yang membuatnya.
"Oh iya. Aku nanya sama orang yang salah," Alissa mendengus sebal mendengarnya. "Kan udah belajar semalam suntuk."
"Iya ... Iya... Semoga hasilnya juga memuaskan."