Mohon tunggu...
Ahmad Ramdani Official
Ahmad Ramdani Official Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Jadikan buah pikiranmu, adalah karya terhebatmu untuk Dunia!!"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merajut Asa, Mimpimu...

6 Maret 2024   22:43 Diperbarui: 6 Maret 2024   23:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duka yang dibiarkan larut dalam-dalam pada lubuk jiwa, pada akhirnya justru hanya menciptakan pahitnya kesedihan serta abadi dalam derita. Hari telah menjadi senja, dan sebentar lagi akan tiba gelap malam. Isak tangis yang pilu itu, bahkan telah hampir habis kelopak mata keduanya.

Dan dengan jiwa yang memaksakan diri untuk tetap tegar itulah, Hartono dan Sarjono beranjak pulang meninggalkan komplek pemakaman umum Desa, yang terdapat kubur sang Kakek Malang dengan sejuta mimpi di kepala. Kini hanya ada satu tekad impian, yaitu mewujudkan keinginan sang Kakek guna mensejahterakan para warga Desa Sumbangsari, dengan pendidikan dan infrastruktur pembangunan yang begitu memadai.

Dunia ini hanyalah bentuk amanah Tuhan terhadap para ciptaanNya. Siapakah yang dapat mengurus, mengelola, dan menciptakan kesetimbangan nan keharmonisan antar sesama, manakala Dunia hanya dibiarkan dalam kegelapan pikir serta kemelaratan? Ketika hari berlalu dan hidup harus berakhir didalam ikatan ruang dan waktu, lalu apa yang selanjutnya dapat kita wariskan untuk diteruskan?

Tak ada yang lain, yang dapat membuat Kita terjebak didalam rasa kemalasan. Rasa itu hanya dapat menciptakan kesia-sia'an diri. Hidup kita menjadi tidak ada artinya sama sekali, manakala tak ada sesuatu yang kita dapat kerjakan selama hidup tersebut.

Maka, dengan kesempurnaan daya pikir yang telah matang didalam kepala, mari kita mulai bergerak bersama untuk suatu karya, sehingga kemudian kita kelak dapat menyumbang daripada arti kedamaian pada kehidupan di Dunia. Kehidupan Kakek Malang, hanya berjalan apa adanya tatkala usia muda bahkan hingga sampai di usia lansianya.

Setiap hari yang berjalan, hanya habis terbuang sia-sia dengan rutinitas sehari-hari mencari lalu menjual Ikan. Kendati demikian, Ia pantang menyerah. Dengan rasa beserta kemauan dan perjuangan yang tidak pernah pudar walau telah berusia sangat lansia, mimpi dan cita-citanya pun dapat terkabulkan.

Hanya saja, Kakek Malanggi memang mengalami keterlambatan dalam menggali potensi yang Ia miliki itu. Baru ketika Usia lansia, Ia berhasil menggapi mimpi. Akan tetapi, meskipun sang kakek tak menikmati buah kesuksesan disebabkan hukum ajal satu ummat telah tiba teruntuk dirinya, semua Masyarakat Desa dan tidak terkecuali para Generasi-generasi muda yang terlahir, pada akhirnya dapat merasakan, menikmati, bahkan setelah itu akan selalu menjaga apa yang menjadi pemberian almarhum Kakek Malang.

Pemberian sang Kakek tersebut, Hartono dan Sarjono alokasikan kepada berbagai pembangunan infrastruktur serta pembaharuan fasilitas pendidikan di Desa, guna memudahkan akses para warga Desa setempat. Pembangunan nan merata bagi Desa dilakukan, agar para warga dapat merasakan kenyamanan dan kemudahan didalam berbagai macam aktifitasnya sehari-hari. Dan para Generasi pun dapat menimba Ilmu pengetahuan yang setara, dengan mereka para Generasi di kota-kota.

Hanya dalam waktu 1 tahun kemudian, akhirnya Desa Sumbangsari telah berhasil disulap menjadi Desa yang asri, indah, dan bahkan tertata rapih terhadap segala lininya. Surga kecil ini telah berhasil tercipta, semata-mata karena sumbangsih daripada kakek Malanggi melalui karya-karya miliknya yang terbaik. Kemudian tak lupa pula, ketekunan, kegigihan, dan juga keikhlasan dua orang partner sejatinya yaitu Hartono dan Sarjono, yang sudah membantu merealisasikan.

Hartono beserta Sarjono kemudian berziarah pada kubur kek Malang, dengan bentuk makam sang Kakek yang telah dirias dan dipercantik layaknya makam para Tokoh-tokoh besar Dunia, untuk memanjatkan do'a dan segala puji syukur padaNya. Memanjatkan do'a, atas setiap kesuksesan dan juga atas setiap detik nafas berhembus pemberian Yang Maha Agung, sebagai sujud syukur kepadaNya.

Harapan serta do'apun kian terpanjatkan pula terhadap kakek Malang, dengan segudang prestasi dan jasa-jasa besarnya. Bagaimanapun juga, setiap langkah kedamaian tidaklah luput daripada perjuangannya. Itulah sejatinya cinta yang berarti, dan menjadi landasan dalam Dunia bahagia.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun