Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beberapa Dosa Dunia Pendidikan Terhadap Rakyat, serta Pelajaran tentang Uang

16 Juli 2015   04:31 Diperbarui: 16 Juli 2015   04:31 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Titik Balik

Saat menyelinap ke diri sendiri itulah saya tiba-tiba sadar betapa manusia, memang tak sekedar terbuat dari daging dan darah saja...!!!

Saya lihat ada begitu banyak sosok hebat dalam diri saya, dengan beraneka ragam buku dan catatan yang terbuka di sana. Juga fragmen tentang berbagai kisah dan keadaan, dengan seting dan situasi yang amat menarik dan kadang-kadang terasa menggelitik. Dan itu semua adalah milik saya...!!!

Dalam sebuah tirakat yang sangat serius, saya panggil semua teman terhebat yang ada dalam diri saya itu.

Tentu saja yang saya maksud bukan memanggil mereka seperti jika kita main jelangkung, atau mengundang para lelembut -yang sebelumnya menyamar sebagai mereka- dengan sekerat kemenyan bakar, untuk diajak diskusi bareng dalam sebuah forum gaib yang mistik. Karena yang saya maksud tirakat di sinipun hanya berpikir sambil mengopi dan menghembuskan asap kuat-kuat dari bibir saya yang telah biru-ungu karena terlalu banyak dilewati partikel nikotin tersebut.

Saya hanya mengajak mereka ber-monolog, sambil sesekali bermain penjahat-polisi dengan mereka. Bertukar peranan dan menebak, jika mereka menjadi saya, apa kira-kira yang akan mereka perbuat untuk memperbaiki semuanya.

Tahukah kau apa yang saya lihat? Jelas bukan sebuah pemandangan yang cukup asyik untuk dinikmati, bahkan oleh orang yang tengah bahagia sekalipun! Apalagi oleh sosok sengak seperti saya yang saat itu tengah terpuruk dimakan pikiran.

Nyaris semuanya menunjukkan sikap dan raut wajah yang sama!

Dengan wajah ketusnya Si Eksentrik berucap setengah teriak, “Bullshit ini semua!” sambil ngeloyor ke dalam villa dengan gagahnya, meninggalkan Sang Senior yang terus saja coba mengutak-atik inisiasi kampus jurusan yang telah kami boikot, dan mencoba untuk membuat kami mengulanginya lagi sesuai dengan selera mereka.

Dengan wajah yang sama Mulan mengecam dan meng-ultimatum saya untuk masuk UI tahun itu juga, atau hubungan kami selamanya akan seperti yang diucapkan Si Wendi Cagur dalam OVJ dengan gaya homonya, “Lo... Gue... : End...!”. Walau nyatanya setelah saya masuk UIpun hubungan itu tetap saja End...! dan membuat saya memilih End...! juga dari UI.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun