Mr. Cavinto tergopoh-gopoh menghampiri Ilham, kemudian dengan wajah ketakutan dia menundukkan kepala hormat "Tuan Muda..!!! maaf aku tidak melihatmu tadi, maafkan aku..!" Mr. Cavinto berbicara sungguh-sungguh.
"Tuan Muda..???" semua mulut tercengang.
"Apa kau mengenaliku?" sahut Ilham.
"Iya, maafkan aku Tuan Muda..!" jawab Mr. Cavinto.
"Baiklah, anggap kau tak melihatku, dan jaga omonganmu..!" kemudian Ilham keluar dengan wajah gontai bersama pengawal.
"Ini...???" Mr. Cavinto akhirnya mengerti dengan maksud Ilham.
"Tuan Muda siapa?"Mr. cavinto tersentak saat Pak Ilyas menghampirinya diikuti Bu Sartika, Diana, dan Joni.
"Tuan Muda merupakan salah seorang yang tak boleh kau singgung..! cukup, aku tak bisa menjelaskan statusnya kepada kalian, ayo masuk..! mudah-mudahan kalian tidak menyinggungnya..!" Ujar Mr. cavinto berlalu. Orang-orang bergeming, siapa sebenarnya Ilham? Sang Tuan Muda yang tak boleh disinggung?.
Pernikahan Diana berjalan dengan khidmat, ratusan tamu undangan memenuhi aula hotel Grand Kerinci Hotel. Para pengawal penuh siaga menjaga keamanan dan ketertiban. Setelah acara Ijab dan Qabul, maka hadirin melaksanakan pesta yang meriah. Para tamu undangan hampir semuanya hadir, namun sebuah kursi kelas VIP didepan kosong tiada orangnya.
Ilham dengan pakaian sederhana turun dari sepeda motornya di tempat parkir Hotel Grand Kerinci, setelah membuka helmnya ia langsung menuju pintu masuk, sementara orang-orang  tamu biasa banyak berkumpul diluar dibawah tenda-tenda yang sudah disiapkan. Mereka hanya bisa menonton acara lewat layar infokus yang sudah terpasang.
"Maaf Tuan...! Boleh perlihatkan undanganmu?" tanya pengawal saat Ilham mau masuk di pintu lobi hotel.