Tiba-tiba seorang anggota TNI masuk dengan wajah yang berwibawa dan ganteng. "Hei bung, Diana sudah akan menjadi calon isteriku, tolong kamu berkaca! Lagi pula, dengan penampilan yang kayak pengemis ini apakah kamu sadar cukup cocok untuk seorang Diana yang Manajer sebuah perusahaan, berpendidikan tinggi, dan sangat cantik ini? Ngaca donk..!" bentak Joni yang dibakar api cemburu.
"Diana... katakan bahwa kau masih mengharapkanku... tolong Diana, aku sudah berjanji paling lama tiga atau lima tahun aku akan melamarmu..!" Ilham masih memohon.
"Bang Ilham..! sudahlah, aku sudah terlanjur menganggapmu mati, tahukah kamu selama lima tahun ini banyak hal yang aku lakukan agar bisa melupakanmu? Kini kau kembali disaat aku akan menikah? Jangan kau hancurkan harapanku lagi bang. Pergilah, aku sudah tidak mengharapkanmu lagi..!" jawab Diana seraya berdiri dengan tubuh gemetar, sementara Joni menghampirinya dan memeluknya agar tidak terjatuh.
"Maafkan aku Diana... aku masih sangat mengharapkanmu..!" Ujar Ilham seraya berdiri.
"Sudahlah Ilham, jangan keras kepala. Aku sangat menyayangi putriku, aku tidak ingin ia hidup dalam kesengsaraan bersamamu. Sebenarnya dari dahulu aku tidak sudi merestui hubungan kalian, namun demi kebahagiaan putriku, aku rela berbaik hati didepanmu..!"Sahut Ibu Diana dengan gusar. "Pergilah..!!" bentaknya.
Disaat Ilham menunduk dan kehilangan kata-kata, seorang tamu yang diantar anak buah Pak Ilyas masuk. "Mr. Cavinto Alexsandra... datang mengunjungi pak Ilyas..!" Ujar anak buah Pak Ilyas.
Mereka semua menoleh, tampak seorang turis relasi Pak Ilyas dari PT. Son Denmark datang dengan wajah yang bahagia.
"Welcome Mr. Cavinto...!" pak Ilyas memeluknya dengan bahagia.
"Wah, orang yang mau menerima mantu tentu lebih bahagia..!" Ujar Pak Cavinto tersenyum.
"Cepat bawa Ilham keluar!"Perintah Bu Sartika kepada anak buahnya seraya menatap Ilham dengan mata melotot. Ilham akhirnya pergi bersama anak buah Pak Ilyas tadi.
"Stop...! Tunggu sebentar..!" tiba-tiba Mr. Cavinto wajahnya pucat, dan berlari menghampiri Ilham yang sudah sampai di pintu keluar.