Pulau yang banyak menghasilkan buah kelapa ini hanya dua yang berpenghuni. Yaitu Home Island yang dihuni oleh warga keturunan melayu-jawa, dan West Island yang dihuni oleh penduduk asli Australia.
Mata uang yang berlaku disini adalah dolar australia. Penduduk Home Island mayoritas beragama Islam, dan penduduk West Island beragama Kristen.
Selain dari dua pulau yang berpenghuni, pulau-pulau lainnya merupakan kebun kelapa dan tanaman lainnya.
Ditepi pantai Direction Island Cocos Keeling, tubuh Ilham digulung ombak. Yang menandakan ia masih hidup ialah nafasnya masih terasa.
Sebuah perahu nelayan, milik orang melayu jawa menghampirinya. Ia memeriksa dan membawa ilham pulang kerumahnya. Dengan bantuan para tetangga, Ilham dilarikan kerumah sakit di pulau Cocos yaitu West Island Clinic.
Setelah menjalani operasi pembuangan peluru, Ilham dirawat dengan baik dan dijaga oleh Pak Manan seorang nelayan yang menemukannya. Beruntung, pemerintah tidak mempermasalahkannya, dan percaya bahwa Ilham adalah kerabat Pak Manan.
"Ayo Ilham, bantu Bapak menaikkan kelapa disampan kita..!" ujar Pak Manan setelah enam bulan Ilham dirawat dirumah Pak Manan, dan tubuhnya sudah sembuh total.
"Ayo ayah..!" Ilham berjalan menuju perahu pak Manan.
"Hati-hati dilautan anak bujangku..!" teriak Bu Syarifah isteri Pak Manan tersenyum.
"Baik Mak..!" teriak Ilham.
Mereka seharian mengumpulkan buah kelapa dan mengantarkannya ke gudang pengepul. Cocos Island merupakan surga buah kelapa ditengah samudera hindia yang luas itu.