Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Petualangan Ilham Kurniawan 2

25 Juli 2024   21:59 Diperbarui: 25 Juli 2024   22:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

BAB XIII

NASIB NAAS DI BETUNG PALEMBANG

Dengan berat hati Erick dan pasukannya kembali ke Perancis, atas perintah Ilham. Ilham menitipkan semua aset perusahaannya kepada Erick untuk dikelola dan dikembangkan sebagaimana mestinya. Erick menangis, karena selama mengikuti Ilham dua tahun ini dia sangat menghormati dan melayani Ilham dengan tulus. Dia berjanji untuk terus mengembangkan perusahaan mereka.

Disuatu malam jum'at yang dingin, dini hari, Ilham membuka tas ranselnya, dan membuka sebuah tas kulit kayu yang ia balut dengan plastik hitam. Tas kulit kayu itu merupakan tas karyanya ketika di pulau Sinaka dahulu.

Dengan hati-hati ia mengeluarkan barang kalung dan emas permata yang ia temukan dahulu. Ia akan menjualnya besok untuk membantu ayah ibunya yang sudah tua renta ini.

Setelah mengurus segala sesuatu kebutuhan ayah ibunya, Ilham berangkat ke Jakarta untuk mencari pengalaman hidup lagi. Tujuannya ialah sahabat lamanya yang merantau kesana dari kampung, yaitu Dedi Sendral yang telah sukses membuka usaha perdagangan hasil hutan Kerinci di Jakarta.

Seorang pemuda yang sederhana, berpakaian jacket lusuh, celana lusuh, sepatu santai lusuh dan sebuah tas lusuh dipundaknya menaiki Mini Bus Avanza berangkat ke Jakarta. Dia duduk dibangku belakang sopir, sementara dibangku sebelahnya duduk seorang cewek berjilbab kuning dengan kaca mata minusnya. Dan disampingnya juga seorang cewek berjilbab cokelat. Tampaknya mereka juga mau berangkat ke Jakarta.

"Hm, maaf Bang, tolong jangan dekat-dekat yah, kita kan bukan muhrim..!" ucap cewek kacamata minus tadi seraya meletakkan tas kecilnya antara tempat duduknya dengan Ilham.

"Oh, ya... maaf ya Mbak, saya tahu batasan saya..!" sahut Ilham tersenyum.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun