“Kenapa opa tidak bisa membaca tulisan itu?” tanya oma Cinta sambil menunjuk ke sebuah tulisan.
“Dilarang Merokok”
Opa “rokok” mengeja bacaan tulisan dengan lancar. Oma Cinta tersenyum dan melanjutkan pembicaraan.
“Saya kira opa buta huruf,” kata oma Cinta.
Opa “rokok” tertawa dan mematikan rokoknya.
Rokok adalah santapan mengandung racun. Bukan buat perokok itu sendiri. Juga bagi orang-orang lain di sekelilingnya, yang biasanya disebut sebagai perokok pasif.
“Bisa sakit TBC,” lanjut oma Cinta, “Dan menularkan ke orang lain.”
“Maaf, saya tidak tahu tentang itu,” kata opa “rokok”.
“Benar opa,” lanjut oma Cinta yang sebenarnya bersama oma lain sudah tidah senang terhadap opa “rokok”, “Tanya saja kepada dokter.”
Sejak saat itu opa “rokok” selalu mematikan rokoknya, bila bertemu dangan oma Cinta. Sudah tua memang harus pandai menggunakan diplomasi, agar opa “rokok” tidak marah-marah. Oma Cinta sudah senang, opa “rokok tidak merokok lagi. Walaupun itu hanya bila berhadapan dengan oma Cinta. Di tempat lain, opa “rokok” tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok.
Menurut penelitian lebih dari 51% masyarakat Indonesia adalah perokok aktif. Indonesia merupakan negara ASEAN dengan peringkat tertinggi dalam merokok.
Kalau oma Cinta hanya mengatakan merokok bisa menyebabkan penyakit TBC, menurut penelitian merokok bisa menyebabkan penyakit lebih berbahaya. Kanker paru-paru dan serangan jantung.