Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hari Tua di Panti Werdha, Yes or No? Simak Cerita Oma Cinta

2 Maret 2022   00:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   12:53 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

Kata Pengantar

Novel yang aku beri judul  

Hari Tua di Panti Werdha, Yes or No? Simak Cerita Oma Cinta

mengisahkan 2 orang kakak sepupu, yang inisial Namanya CS dan DS. Mereka menjalani hidup di Graha Werdha Aussi Kusuma Lestari selama 21 tahun hingga sekarang.

Aku mendapatkan cerita ini atas atas kepercayaan salah seorang seorang dari mereka, yaitu DS. Beliau meminta aku untuk menuliskan kisah hidupnya di Graha Werdha Aussi Kusuma Lestari selama 21 tahun, tetapi tanpa menuliskan nama sebenarnya. 

Aku memulai dengan menceritakan bagaimana hubungan aku dengan kakak-kakak sepupu. DS, aku sebut namanya dengan Cinta. Dan kakaknya CS, aku sebut namanya dengan Kasih

Novel ini ingin mengisahkan liku-liku kehidupan di Aussi, seperti yang diceritakan oma Cinta bagai gemercik air. Bukan ingin menceritakan Graha Werdha Aussi Kusuma Lestari secara detail.

Aku mengharapkan novel ini bermanfaat untuk para oma atau opa yang akan memutuskan menjalani hari tua di panti werdha. Juga bagi anak-anak yang akan menitipkan orang tuanya untuk tinggal di panti werdha.

Aku mohon maaf bila ada kesalahan, yang tentunya bukan atas kesengajaan. Tidak ada sedikitpun niat untuk menyakiti atau menyinggung siapapun.

Terima kasih kepada oma Cinta atas kepercayaannya kepada aku.

Semoga bermanfaat.

Salam hangat, 

Rini DST

1. Bubby dan Mopsi

Paling aku ingat akan dirinya, adalah tentang anjing-anjing kesayangannya. Dia adalah kakak buat aku. Bukan kakak kandung. Kakak sepupu. Aku melihat anjing-anjing kesayangannya sejenis, tetapi katanya Bubby lebih bagus dari pada Mopsi. 

Dia meminta aku untuk menuliskan kisah hidupnya di sebuah panti werdha, yang telah dijalani selama 21 tahun. Tetapi dia enggan disebutkan namanya.

Sekarang … dia masih menjalani hidupnya di sebuah panti werdha di Jakarta, sedangkan aku tinggal di rumah di Bandung.

Dulu pada sekitar tahun 1961… dia menjalani hidupnya di kota Malang. Aku juga di sana. Saat itu dia masih muda, apalagi aku masih kanak-kanak.

Aku merasakan dia mencitai aku. Karena itu aku sebut namanya Cinta. Tentunya bukan nama sebenarnya.

Cinta merupakan anak ke 5 dari 6 barsaudara. Anak perempuan ke 2 dan perempuan yang paling kecil. Ibunya Cinta yang merupakan kakak ayahku, yang aku panggil dengan sebutan Uak.

Aku menamai kakak perempuannya Kasih, tentunya bukan nama sebenarnya juga. Aku tak ingin menyebutkan nama anak-anak Uak yang lain-lain, maksudnya yang laki-laki.

Di Malang, aku tinggal bersama nenek yang rumahnya bersebelahan dengan rumah uak. Nenek tinggal bersama anak perempuan bungsunya, yaitu adik uak yang merupakan adik ayahku juga. Itulah masa kedekatan antara aku dengan Cinta untuk pertama kali. Nenek aku adalah nenek Cinta juga, kami memanggilnya dengan sebutan mak Malang.

Saat itu Cinta sudah dewasa, sudah menjadi karyawati. Entah di mana, aku tidak ingat. Atau lebih tepat dikatakan, aku tidak tahu. Sedangkan aku masih kelas 2 SD, yang aku ingat malahan anjing kesayangan Cinta.

Setiap sore sepulang dari tempat kerja, Cinta selalu bermain-main dengan anjing kesayangannya. Itulah yang aku sangat ingat, anjingnya bernama Bubby. Bulunya putih, badannya gemuk pendek.

Aku baca lagi pesan WA, yang pernah dikirim Cinta pada tanggal 21/09/2019. Cinta menuliskan WA, ketika sudah tinggal di panti werdha.

“Waktu itu, maksudnya pada tahun 1961, mak Malang meninggal pada hari Sabtu. Ada mitos, bahwa yang meninggal hari Sabtu itu tidak baik. Bisa membawa keluarga ikut meninggal tidak lama kemudian.”

“Bubby main bola yang sudah sobek. Saya beri bola yang baru, tetapi dia tidak mau. Sehingga tertelan sobekan bola. Saya sudah mencoba untuk mengeluarkan, tetapi Bubby semakin marah dan menelan sobekan bola. Saya bawa ke dokter hewan, diberi obat untuk mengeluarkan sobekan bola dengan susah payah. Bubby tidak tertolong dan mati.”

“Bubby sudah mati. Jadi keluarga tidak perlu khawatir tentang mitos meninggal hari Sabtu.”

“Tetapi 6 bulan kemudian mama kamu meninggal dunia, saat akan melahirkan di tempat bidan. Dia meninggal beserta adik kamu yang masih dalam kandungan.”

“Pada masa kehamilannya, mama kamu memang sakit-sakitan. Selalu kepikiran adik kamu lain, yang di rumah sakit karena leukimia.”

“Tepat 7 hari setelah mama kamu meninggal, adik kamu meninggal dunia juga.”

Cinta mengatakan betapa dia sangat sedih, melihat mama meninggalkan aku dan saudara-saudaraku yang semuanya masih kecil. Kakak sulung kelas 2 SMP, dan adik bungsu umur 2 tahun. Bagiku, itulah bukti Cinta cinta kepadaku.

*****

Sepeninggal mama, suasana di rumah ayahku semakin sepi. Di komplek Pabrik Gula (PG) Wringin Anom, di Situbondo. Seperti pada umumnya komplek PG terletak di desa. Udaranya segar, cocok untuk berlibur.

Aku tidak terlalu ingat jalan cerita yang lengkap. Ayah Cinta ikut berlibur ke rumah ayahku di perumahan PG. Setelah beberapa hari di sana, ayah Cinta kembali ke Malang dalam keadaan sakit. Secara mendadak pada suatu malam, ayahku mengantar ayah Cinta ke Malang.

Aku masih kecil yang saat itu memang tinggal di Malang, menjadi takut melihat ayah Cinta sakit. Aku menangis ingin ikut ke Situbondo. Ayah menghibur sambil mengatakan, bahwa aku tidak bisa ikut. Ayah akan kembali ke PG besok pagi-pagi sekali, sedangkan aku harus minta izin dari sekolah terlebih dahulu.

Katanya saat itu ayah Cinta sakit lambung, karena makan nasi goreng masakan bibi di rumah ayahku. Sakit lambung yang akhirnya membuat ayah Cinta meninggal dunia tak lama setelah di Malang.

Ayah Cinta meninggal dunia padahari Senin. Menurut mitos, yang meninggal hari Senin itu baik. Setidaknya yang ditinggalkan. Bukan hanya mendoakan yang meninggal dunia, tetapi juga kuat menghadapi tantangan hidup selanjutnya. 

Ayah membawa aku ke Situbondo, pada saat aku baru naik kelas 3 SD. Sangat kontradiksi! Justru mama sudah meninggal dunia, aku malahan ikut ayah. Bisa dibayangkan betapa repot ayah membesarkan anak-anaknya, tanpa mama.

Sehingga … ayah secara mendadak memindahkan aku ke Malang lagi, saat aku kelas 2 SMP. Dulu aku tak mengetahui apa alasan ayah memindahkan aku ke Malang lagi.

Sekarang aku sudah tahu mengapa ayah memidahkan aku ke Malang, dan menitipkan di rumah uak. Tetapi aku tak ingin aku menceritakan kisah usang itu lagi.

Itulah merupakan masa kedekatan antara aku dengan Cinta untuk kedua kalinya. Aku menjadi lebih mengenal Cinta, karena aku sudah lebih dewasa.

Aku juga mengenal anjing kesayangan Cinta yang baru, namanya Mopsi. Aku bukan hanya ingat Cinta bermain dengan Mopsi, tetapi juga dia memandikan dan mencari kutunya.

Akhirnya ... kami berpisah pada sekitar tahun 1970. Saat aku masuk SMA, diperbolehkan tinggal di asrama sekolah. Sedangkan Cinta dan ibunya, pindah ke Jakarta.

2. Cinta Bersama Ibu dan Kakak di Jakarta

Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia, yang merupakan kota metropolitan. Sudah sejak dulu menjadi keinginan banyak orang untuk hijrah ke kota Jakarta. Segala yang ada di Jakarta selalu digambarkan lebih indah, daripada kota-kota lain di Indonesia.  

Alasan lain mengapa Cinta pindah ke Jakarta, adalah ingin bersama kakaknya Kasih yang sudah bekerja di Jakarta terlebih dahulu. Ditambah lagi ada seorang kakak dan adik laki-laki yang tinggal di Jakarta.

“Mana Mopsi? tanyaku saat aku sempat singgah di rumah uak di Jakarta.

“Waktu saya pindah Jakarta, Mopsi saya berikan kepada meneer O,” kata Cinta.

Aku mengenal yang dimaksudkan dengan meneer O, yang tentunya bukan nama sebenarnya. Aku pernah diajak Cinta untuk menjahitkan baju pada mevrouw O, penjahit baju perempuan di kota Malang.

“Sekarang Mopsi sudah mati tua,” katanya lebih lanjut, “Sebelum mati, sempat mengalami buta terlebih dahulu.”

Tinggal di Jakarta tidaklah selalu langsung seindah gambaran-gambaran tentang Jakarta. Beberapa lama Uak—Kasih—Cinta tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil, terletak dalam sebuah gang yang sempit. Barulah selanjutnya mereka mendapat kesempatan memliki rumah, yang membuat Uak—Kasih—Cinta sangat berbahagia tinggal di Jakarta. Sebuah rumah di daerah Cipinang Elok, Jakarta Timur.

Kasih dan Cinta adalah perempuan-perempuan dengan karir cemerlang. Mereka memilih hidup tidak menikah, tidak membangun keluarga. Mereka sangat sayang kepada ibunya, memilih selalu menemani ibunya.

Keduanya Kasih dan Cinta bekerja dengan rajin dan jujur. Kasih bekerja di sebuah perusahaan milik USA. Cinta bekerja di perusahaan milik gabungan Eropa--USA--Canada--Jepang--Perancis. Cinta sebenarnya tidak ingin menceritakan tentang perusahaan-perusahaan tempat dia dan kakaknya bekerja. Hanya dikatakan perusahaan tempat Cinta bekerja, merupakan sebuah perusahaan yang membantu Indonesia dalam pemulihan bank-bank dan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang kerugian besar pada tahun 1970.

Sepanjang masa tinggal di Cipinang Elok, rumah Uak menjadi tempat berkumpul keluarga besar yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Setiap Natal tiba semua anak-anak dan cucu-cucu uak selalu datang ke rumah uak. Saudara-saudara uak, keponakan-keponakan dan cucu-cucu keponakan uak hampir semua selalu berkumpul di rumah uak.

Tahun berganti tahun selalu memilih hari minggu pagi, untuk merayakan Natal di rumah uak. Acara-acara dan obrolan-obrolan menciptakan suasana Natal yang indah. Tak jarang para keluarga membawa aneka makanan yang menjadi kebanggaan masing-masing keluarga.

Aku yang saat itu tinggal di daerah Parung, pinggiran kota Jakarta, pernah membawa buah rambutan. Istimewanya buah rambutan hasil kebun sendiri, aku rangkai sebagai pohon Natal. Sayangnya sekarang Cinta sudah lupa. Kalau uak masih ada, pastilah ingat. Tetapi uak telah meninggal dunia pada tahun 1997.

Uak adalah kakak tertua ayahku dengan ibu yang sama, mak Malang. Saat Uak pindah ke Jakarta, ayahku tetap di Malang. Dari 10 bersaudara uak dan ayahku, ada 3 orang yang bukan anak-anak kandung mak Malang. Dan sebanyak 7 orang merupakan anak-anak kandung mak Malang.

Kasih dan Cinta merupakan 2 anak perempuan uak, yang tinggal bersama uak hingga uak meninggal dunia menghadap Sang Pencipta.

Alasan utama Kasih dan Cinta bekerja dengan rajin, memang merupakan passion. Tetapi alasan yang lain, tentulah untuk membiayai kehidupan sendiri dan kehidupan uak.

Dalam penilaian aku pribadi, Kasih dan Cinta rajin dan jujur dalam bekerja. Mereka tampak sebagai orang yang hemat, mempunyai prinsip belanja yang perlu, bukan asal yang mau.

Masa liburan dari tempat bekerja, selalu mereka gunakan untuk berwisata. Baik ke luar negeri atau dalam negeri. Mereka benar-benar hanya ingin menikmati hasil kerja, dan memanfaatkan waktu untuk santai berwisata ke berbagai daerah yang indah. Tak tampak sedikitpun sebagai keinginan untuk pamer.

Setelah uak meninggal dunia, Kasih dan Cinta sempat menggunakan waktu untuk berjalan-jalan bersama-sama ke Eropa. Ini merupakan perjalanan menyenangkan yang mereka lakukan bersama-sama. Karena sebelumnya mereka tidak bisa pergi bersama-sama, salah seorang dari mereka harus menjaga uak di rumah.

Pada tahun 2000, barulah Cinta mulai terpikir mengajak Kasih untuk hidup di Panti Werdha. Alasannya ... karena Cinta sudah lelah mengurus rumah tangga. Masalah pembantu rumah tangga, rumah bocor dan lain-lain membuat Cinta lelah.

Saat itu Kasih menolak. Alasannya ... belum terlalu tua.

Cinta mengatakan problem yang akan dihadapi, kalau mereka tetap tinggal di Cipinang Elok kepada Kasih. Seandainya salah seorang dari mereka sakit, nantinya akan repot. Walaupun ada saudara laki-laki, sepertinya sulit kalau harus minta tolong terus-menerus. Lagian masing-masing saudara laki-laki mempunyai keluarga.

Mereka berdua diantar teman untuk melakukan survei ke beberapa panti werdha. Salah satunya panti werdha di daerah Rempoa, Tangerang Selatan. Aku sudah lupa, apa namanya. Padahal, aku pernah juga tinggal di Rempoa.

Cinta tertarik pada Graha Werdha Aussi Kusuma Lestari, yang dikenal dengan sebutan Aussi. Cinta mengajak Kasih melakukan trial, untuk tinggal di sana selama 3 hari. Untungnya Kasih merasa senang. Setelah keduanya Kasih dan Cinta senang, barulah mereka mulai berusaha menjual rumah Cipinang Elok terlebih dahulu.

3. Oma Kasih dan Oma Cinta Mau Pensiun, Bukan Mau Mengambil Pacar

Sebenarnya Cinta merasa sangat berat menjual rumah Cipinang Elok. Sebuah rumah yang dibeli awalnya dalam bentuk tanah. Cinta sering menceritakan, bagaimana merancang rumah sesuai kebutuhan. Aku mendengarkan ceritanya dengan baik, tetapi aku tidak pernah tahu kepada siapa Cinta akhirnya menyerahkan pembangunannya. 

Rumah mungil. Tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil. Ada kamar uak yang merupakan kamar utama, kerena ada kamar mandi dan WC di dalam kamar. Kamar yang memiliki pintu ke taman bagian belakang, yang tentunya untuk Uak. Ada kamar mungil untuk Kasih. Ada kamar yang memiliki pintu ke taman samping, untuk Cinta.

Teras kecil. Kursi dengan kerangka pipa besi dengan lilitan tali plastik, kursi jadul dengan nuansa warna hijau. Meja dengan kerangka pipa besi juga, dengan daun meja dilapis bahan formika. Keseluruhannya melengkapi suasana sepi dan dingin teras yang menghadap taman samping. Katanya … nanti kalau sudah pensiun, akan menerima anak kos.

Sungguh mereka senang tinggal di Cipinang Elok. Tetangga sangat baik, bapak RW juga sangat baik. Itulah rasa dalam hati yang membuat berat meninggalkan Cipinang Elok. Mana tadinya berniat menerima kos, seperti yang dilakukan uak waktu di Malang.

Tapi tekadnya sudah bulat untuk tinggal di Aussi, apalagi Kasih juga sudah merasa senang. Pada masa menjalani trial selama 3 hari, Kasih merasa sangat senang karena tempatnya bersih, dan banyak oma dan opa yang menggunakan bahasa Belanda sehari-harinya.

Setelah penjualan rumah Ciinang Elok telah berhasil. Cinta sibuk menjual barang-barang yang bisa di jual.

Aku juga membeli sebagian set panci dengan merk sudah tidak bisa aku baca lagi. Hanya terbaca made in Germany.

Panci yang mahal harganya. Cinta telah membagi dua, sebagian untuk aku dan sebagian untuk temannya. Aku mendapat bagian panci-panci dengan ukuran paling besar—sedang—bergagang. Entah apa bagian yang untuk temannya, aku tidak pernah menanyakan.

Sampai sekarang panci-panci tersebut masih aku gunakan untuk memasak sehari-hari. Hanya saja tutup panci yang sedang sudah pecah. Panci-panci tersebut sekarang, kurang cocok dengan perkembangan zaman. Tidak bisa digunakan untuk kompor yang menggunakan tenaga listrik induksi.

Barang-barang kecil lain, ada yang diundi. Saat Kasih dan Cinta menyelenggarakan doa Rosario di Cipinang Elok, pada hari perpisahan dengan tetangga. Diantara tetangga ada yang menyarankan untuk membawa sebagian barang, agar di tempat baru tidak repot membeli barang-barang lagi.

Seperti aku, sebenarnya para tetangga belum ada yang tahu Kasih dan Cinta akan pindah ke Aussi.

Pastilah mereka tidak bisa membawa barang-barang terlalu banyak. Aussi hanya mengijinkan mambawa barang-barang yang bisa diletakkan dalam masing-masing kamar-kamar mereka. Kebetulan mereka mengambil 2 kamar, satu untuk Kasih dan satu lagi untuk Cinta.

Mereka memberikan 1 set meja ping-pong yang bisa dilipat, beserta 4 pemukul dan satu kotak bola bola ping-pong yang masih baru. Semuanya diberikan kepada yayasan Vincentius.

Yayasan Vincentius merupakan rumah yatim piatu. Ada 2 rumah yatim piatu yang dikelola oleh yayasan Vincentius. Untuk putera di jalan Kramat, dan untuk puteri di jalan Otista, Jatinegara, Jakarta.

Mereka memberikan kepada rumah yatim piatu Vincentius yang untuk puteri. Beberapa puteri-puteri mengambil meja pingpong itu, dengan menyewa pick up.

Pohon Natal dengan segala pernak-perniknya. Patung Bunda Maria, ibunda Yesus. Patung Santo Yosef, bapak pemelihara Yesus. Juga Yesus, yang tidur di atas palungan mungil. Beberapa domba-domba putih. Patung-patung 3 raja. Lampu kelap-kelip dan aneka hiasan Natal. Semuanya diberikan kepada gereja Pasar Minggu. Ada teman yang memberitahu Cinta, bahwa gereja Pasar Minggu belum mempunyai pohon Natal.

Terakhir, barulah mereka menyewa truk. Dengan menggunakan tenaga tukang yang sudah mereka kenal, untuk mengangkut beberapa barang-barang yang akan digunakan di Aussi.

Tempat tidur, lemari baju, beberapa meja dan kursi. Mesin jahit, rak buku dan rak sepatu. Selain itu ada barang-barang kecil untuk keperluan sehari-hari, yang dikemas dalam beberapa dus.

Oma Kasih dan Oma Cinta memulai hidup di Aussi, siap untuk menjalani masa pensiun dengan hasil kerja yang dimiliki. Oma Kasih dan oma Cinta membayangkan, nantinya di Aussi tak akan terlalu banyak kesibukan. Mereka membayangkan mengisi hari-hari dengan doa—mandi—makan—rekreasi—nonton TV dan lain-lain yang sifatnya santai.

Tetapi ... tetapi ... betapa terkejut, ketika mengawali langkah memasuki Aussi. Salah satu Oma yang merupakan penghuni lama mengatakan, “Pacar saya jangan kamu ambil ya!”

Oma itu, aku sebut saja dengan oma “pacar”.

“Waduh ... mau pensiun dengan tenang, kok disangka mau merebut pacar,” bisik oma Cinta yang saat itu sudah berusia 70 tahun kepada oma Kasih.

Oma Kasih diam saja, walaupun juga merasa heran.

Kalau memang mau pacaran, tentu sudah dilakukan saat mereka masih muda. Walaupun aku tidak mengetahui alasan persisnya oma Cinta dan oma Kasih tidak membangun keluarga, tetapi aku meyakini mengambil pacar orang lain bukan merupakan kebiasaan mereka berdua.

Salah satu kegiatan punya pacar, biasanya sering berdua-duaan. Oma Kasih dan oma Cinta tidak pernah memperhatikan apakah oma “pacar” sering berdua-duaan dengan opa yang dikatakan sebagai pacarnya.

Setelah mengetahui opa yang dimaksud oleh oma “pacar”. Oma Kasih dan Oma Cinta memilih selalu menghindari opa tersebut. Sampai-sampai penghuni Aussi mengatakan secara berbisik-bisik kepada oma Cinta dan oma Kasih. Bahwa opa yang pacarnya oma “pacar” bertanya-tanya, mengapa dua bersaudara itu selalu menghindar.

Oma Cinta yang gemar menyanyi, jadi ingat lagu Titik Puspa. Judulnya Marilah Kemari

Boleh dua-duaan
Asal tetap di lingkaran
Tapi awas jangan pergi berduaan
Nenek bilang itu berbahaya

Kalau tidak menghindari opa dan oma “pacar”, nanti mereka dituduh sebagai nenek-nenek kepo. Waduh … harus selalu mengingatkan, bahwa berdua-duaan itu berhahaya.

Padahal seharusnya, bukankah anak-anak oma “pacar” yang seharusnya kepo. Sambil  menjaga ibunya. Sudah oma, kok masih punya pacar.

4. Taichi

Taichi adalah seni bela diri aliran halus dari Tiongkok, yang sering digunakan sebagai senam kesehatan. Ada berbagai gaya Taichi yang pada dasarnya berasal dari sebuah akar yang sama, berubah menjadi gerakan yang berbeda-beda. 

Taichi diciptakan oleh seorang pendeta Tao pada abad ke 12. Pendeta Zhang Sanfeng, yang di Indonesia dikenal dengan Thio Sam Hong.

Sejalan dengan perkembangan waktu, Taichi banyak mengalami perubahan. Dalam kurun waktu yang cukup panjang, sekitar 7 abad. Hampir setiap abad, selama 4 abad terakhir ada 4 tokoh yang mengadakan pengembangan terhadap Taichi.

Abad 15, Chen Wangting melakukan pengembangan, Taichi gaya Chen.

Abad 16, Yang Luchan melakukan pengembangan lagi, Taichi gaya Yang

Abad 17, Wu Yuxiang melakukan pengembangan lagi dan lagi, Taichi gaya Wu.

Abad 19, Sun Lutang melakukan pengembangan lagi, lagi dan lagi Taichi gaya Sun

Dari pengembangan menjadi 4 gaya, Taichi gaya Yang terpilih menjadi standar pengajaran Taichi di seluruh dunia. Dikenal dengan sebutan “Beijing 24 steps” (Senam Gaya Taichi 24 langkah).

Senam Taichi di Indonesia, diajarkan di berbagai klub bela diri. Selain itu, juga berkembang di berbagai klub Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI). Begitulah menurut Wikipedia.

Sebelum uak meninggal dunia, saat Cinta sudah persiun dari tempat kerjanya. Setiap hari Cinta giat mengikuti senam Taichi di lingkungan rumahnya di Cipinang Elok. Senam Taichi dilakukan pada jam 05.00-05.45, dipimpin oleh bapak RW.

Itulah salah satu yang menyebabkan Cinta berat meninggalkan Cipinang Elok, selalu mengenang kebaikan bapak RW.

Senam Taichi yang diikuti Cinta di Cipinang Elok, bukan “Beijing 24 steps”. Katanya senam Taichi yang biasa dipakai di Indonesia. Dimulai dengan senam pernapasan dan dilanjutkan dengan senam disco, poco-poco atau lambada.

Cinta sangat menyukai kegiatan senam Taichi yang membawa kerukunan hidup bertetangga, menumbuhkan sifat patriotik yang penuh toleransi.

Juga nyata-nyata membawa manfaat yang membuat tubuh Cinta semakin sehat.

Meningkatkan kualitas tidur. Cinta sebenarnya merupakan seseorang yang dianjurkan dokter untuk minum obat tidur. Setelah rutin mengikuti senam Tachi penggunaan obat tidur bisa berkurang.

Menghilangkan stress. Taichi yang merupakan gabungan antara meditasi, konsentrasi dan pengaturan pernapasan membuat Cinta bisa tampak lebih tenang. Dalam masa pensiun setelah lama bekerja, Cinta bisa mengatur pola hidup sehat.

Meningkatkan kekuatan otot. Gerakan Taichi yang lembut, tetapi mengarah kepada seni bela diri pastilah memberikan kekuatan otot. Cinta tampak kuat dan seimbang untuk melakukan perjalanan jauh di dalam dan luar negeri.

Menjaga berat badan. Sampai usianya yang cukup lanjut, tampak Cinta masih memiliki bentuk tubuh yang ideal.

Ternyata kehidupan di Aussi, benar-benar tidak seperti dibayangkan, mau pensiun. Dalam seminggu, ada 2x kegiatan fisioterapi.

Oma Cinta yang merasakan manfaat taichi untuk kesehatan, mengajak oma dan opa melakukan senam Taichi.

Dengan iringan lagu rekaman kaset yang dimilikinya dari Cipinang Elok, Oma Cinta memimpin senam Taichi di halaman belakang Aussi.

Sayangnya senam Taichi di Aussi tidak berlangsung lama. Banyak oma dan opa yang enggan bangun pagi. Sehingga oma Cinta bersama beberapa oma dan opa yang rajin bangun pagi, merubah kegiatan menjadi jalan kaki ke luar gedung.

Mereka meminta satpam menbuka gembok pagar jam 05.00. Mereka naik-turun bukit yang ada di sekitar Aussi. Setelah menikmati udara pagi selama lebih kurang 40 menit, barulah pulang untuk mandi. Terus lanjut sarapan jam 06.30.

“Tetapi itu dulu,” kata oma Cinta, ”Setelah merasa lebih tua, hanya berjemur jam 08.00 di teras depan yang menghadap ke timur.”

“Apalagi sekarang ada pandemi covid-19,” sambung oma Cinta, “Di teras depan juga tidak boleh,”

Aussi berada di daerah Bukit Cinere Indah, bahkan terletak persis di atas bukit. Aussi yang terdiri dari 4 lantai, pintu depan langsung lantai 3. Lantai 1 malahan di belakang, dan menghadap ke sebuah jalan raya.

“Sekarang saya berjemur di belakang, sambil melihat-lihat orang lewat,” katanya, “Kadang ada yang menbawa anjing yang lucu-lucu.”

“Bukankah kamu tahu, dari dulu saya suka anjing,”

“Ya, aku sangat ingat,” aku menjawab sambil terkenang betapa oma Cinta sangat sayang kepada Bubby dan Mopsi.

5. Natal

Natal merupakan hari raya memperingati kelahiran Isa Almasih. Setiap tanggal 25 Desember, umat Katolik senatiasa memperingati Natal secara meriah. Semua bergembira semua, menikmati dan berbagi.

Jika Natal tiba, banyak kunjungan dari luar Aussi yang ingin berbagi. Mereka membagikan makanan, kue-kue dan aneka hadiah Natal. Ada yang hanya menyerahkan makanan, kue-kue dan hadiah mereka dibawa. Ada juga yang singgah dulu di Aussi, bernyanyi bersama sambil memainkan gitar yang sengaja dibawa.

Silih berganti kunjungan demi kunjungan, keluarga, teman dan berbagai komunitas yang memberikan hiburan kepada para oma dan opa yang tinggal di Aussi.

Dimulai dari pintu masuk Aussi, sudah dihias dengan nuansa Natal. Di sudut ruangan tampak pohon Natal indah, penuh hiasan dan lampu kelap-kelip. Kandang domba tempat Yesus dilahirkan, disampingnya ada Santo Yosef dan Bunda Maria. Agak jauh sudah diletakkan, patung-patung 3 raja yang akan tiba pada tanggal 6 Januari.

Perayaan Natal yang diselenggarakan oleh pihak Aussi biasanya diadakan pada bulan Januari. Sebab bulan Desember banyak pengurus pergi ke luar kota, atau merayakan Natal dengan keluarganya masing-masing di rumah.

Misa Agung Natal diselenggarakan di Aussi, pada hari Selasa pertama dalam bulan Januari. Setelah misa, paduan suara Aussi menyanyikan lagu Malam Kudus. Pengurus Aussi memberikan lampu senter kecil, sebesar ibu jari, kepada sumua penghuni Aussi.

Semua lampu dimatikan, gorden ditutup. Semua diminta menyalakan lampu senter, sambil mengangkat dan melambai-lambaikan tangan di atas kepala.

Malam Kudus, sunyi senyap.
Dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus.
Ayah Bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang.
Anak tidur tenang.

***

Malam kudus, sunyi senyap.
Gloria menggegap.
Bala surga menyanyikan.
Dan gembala menyaksikan.
Lahir sang Penebus.
Lahir Sang Penebus.

***

Malam kudus, sunyi senyap.
Kurnia dan berkat.
Tercermin bagi kami terus
Di wajah Mu, ya Anak Kudus.
Cinta kasih kekal.
Cinta kasih kekal

***

Sungguh suasana Natal yang sangat khidmat, menyentuh hati para oma dan opa. Ini semua senantiasa dilakukan sebelum masa pandemi covid-19. Kini … kegiatan dengan adanya kerumunan banyak orang, terpaksa ditiadakan.

Tentunya, tidak lupa berdoa, yang dilanjutkan dengan menikmati hidangan yang spesial. Makanan dan kue-kue yang tertata indah, tak ketinggalan es krim yang semakin menambah sukacita Natal.

Sebelum uak meninggal dunia, oma Kasih dan oma Cinta setiap tahun selalu menyelenggarakan acara Natal di Cipinang Elok. Tidaklah mengherankan mereka menginginkan suasana Natal yang meriah. Oma Cinta mengajak penghuni Aussi lebih aktif menyambut Natal. Mereka menyanyikan beberapa lagu yang sudah dihafalkan bersama-sama, sambil melakukan gerakan menari dengan sederhana. Sehingga banyak oma dan opa bisa ikut menyanyi dan menari dengan gembira.

Oma Cinta dan oma Kasih merasakan, betapa para pengurus Aussi sangat baik. Mereka benar-benar mengabdikan hidupnya untuk membuat para penghuni Aussi yang merupakan orang-orang tua jauh dari keluarganya, menikmati kebahagiaan Natal.

Para opa dan oma juga mendapat hadiah, sering kali daster untuk oma dan piyama untuk opa. Kadang-kadang juga handuk atau sekaleng kue dan sebagainya. Karyawan Aussi juga mendapatkan hadiah yang sama.

Penghuni Aussi memang ada yang masih sehat, seperti oma Kasih dan oma Cinta. Tetapi ada juga yang sudah sangat tua, berjalan harus menggunakan tongkat. Juga ada yang menggunakan kursi roda. Sungguh bersyukur, semua bisa menikmati kebahagiaan Natal, di Aussi.

6. Handycraft

Handycraft dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan kerajinan tangan. Lebih tepat dikatakan sebagai kerajinan buatan tangan.

Oma Cinta memang memiliki hobi handycraft. Tidaklah mengherankan handycraft buatan oma Cinta selama tinggal di Aussi hasilnya  sangat bagus. Karena pada masa remajanya, ditunjang dengan pendidikan di sebuah Sekolah Guru Kepandaian Puteri (SGKP) di Jakarta. Entah lupa atau merasa sudah terlalu lama, oma Cinta tidak menyebutkan apa nama dari SGKP tempat oma Cinta belajar. Hanya mengatakan kurikulumnya secara singkat

Bagian A: memasak—merawat bayi—cuci-setrika—menata meja.

Bagian B: membuat pola baju anak, wanita dan pria—menjahit—menisik—dan sebagainya.

Tamat SGKP di Jakarta, oma Cinta sempat menjadi guru di Malang. Saat menjadi guru setiap sore menganggur. Oma Cinta mengikuti kursus membuat handycraft di Malang.

Sebagai anak yang masih kecil saat itu, aku mengagumi hasil handycraft oma Cinta yang disimpan rapi di sebuah lemari kaca di rumahnya.

Passion terhadap handycraft yang dimiliki oma Cinta saat muda, ternyata dikagumi banyak orang di Aussi. Hasil karya tangan merajut—mengait—menyulam, diminati dan dibeli banyak orang di Aussi.

Merajut merupakan kerajinan tangan yang membuat benang menjadi bentuk lembaran. Dengan menggunakan 2 jarum yang berbentuk lurus, oma Cinta merubah aneka warna benang menjadi lembaran yang sangat indah.

Oma Cinta memilih bentuk yang sederhana, yaitu syal. Perbedaan arah—cara merajut benangnya yang tentunya ada rumusan polanya, akan menghasilkan berbagai motif pada syal buatannya. Kepandaian dalam mengombinasi warna dan motif, dilakukan dengan sangat piawai.

Sangat indah syal buatan oma Cinta, banyak pengurus Aussi yang membeli syal hasil kerajinan tangan oma Cinta.

Mengait, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan crochet. Tujuannya sama, yaitu mengolah benang untuk membuat aneka bentuk lembaran yang indah. Tetapi … hanya menggunakan satu jarum, yang pada ujungnya ada pengaitnya.

Dalam mengait, oma Cinta juga memilih bentuk yang sederhana. Cempal berbentuk lembaran, digunakan untuk mengangkat panci panas.

Oma Cinta membuat aneka bentuk cempal. Ada buah-buahan, misalnya semangka—apel—jeruk dan lain-lain. Ada juga binatang-binatang, misalnya kupu-kupu—kucing—anjing kecil—ayam dan lain-lain. Paling disuka oleh banyak orang adalah Tom & Jerry, tokoh kartun yang berbentuk kucing dan tikus.

Sungguh awalnya oma Cinta tidak pernah menyangka, banyak karyawan Aussi menyukai dan membeli hasil kerajinan tangan buatannya.

“Saya memang orang yang senang bekerja dan merasa bangga mendapat uang dari bekerja,” kata oma Cinta.

Oma Kasih lebih senang menjahit. Cempal hasil karya oma Cinta harus dilapis kain polos agar lebih tahan panas.

Menyulam adalah melekatkan aneka benang pada selembar kain dengan menggunakan jarum jahit. Tentu saja tidak asal melekat, tetapi menggunakan aneka teknik menyulam membentuk gambar yang indah. Misalnya rangkaian bunga—binatang dan bentuk-bentuk lain yang menarik, berdasarkan pola yang merupakan peninggalan ibunya.

Kegiatan menyulam diawali dengan ada kawan yang memberi banyak benang sulam. Nah … disini oma Kasih dan oma Cinta bekerja sama. Mereka membeli kain polos aneka warna. Alat lingkaran sulaman, untuk membuat sulaman tangan tidak kusut.

Oma Kasih yang menjahit. Oma Cinta yang menyulam. Mereka membuat sarung bantal bersulam indah.

Keterampilan yang dimiliki oleh oma Cinta bukanlah sekedar bakat yang hadir begitu saja. Tetapi merupakan hasil pendidikan yang ditekuni pada masa muda. Sehingga pada hari tua dengan adanya waktu dan kesempatan, bisa dimanfaatkan lagi.

Walaupun menjalani hari tua di Aussi jauh dari keluarga. Bila bisa menggunakan waktu dengan baik, bisa mempunyai banyak teman.

Oma Cinta mempunyai sahabat, sepasang suami-istri keduanya keturunan Indo.

Opa merupakan mantan masinis kapal, aku sebut saja dengan opa “masinis”. Karena dulu selalu mendengarkan suara menderu mesin kapal, opa “masinis” sekarang menjadi tuli.

Oma senang mengait seperti oma Cinta. Hasilnya bukan merupakan selembar kecil cempal, tetapi lembaran taplak yang luas. Karena itu aku sebut dengan oma “taplak”.

Sebuah persahabatan yang disebabkan oleh adanya hobi yang sama.

Suatu hari, mereka bersama-sama mengobrol di halaman belakang Aussi. Saat itu, juga ada oma yang memiliki rambut panjang baru selesai mencuci rambut. Perawat mengajak berjemur, sambil mengurai rambutnya agar lebih cepat kering.

“Seperti Dorothy Lamour,” komentar oma Cinta.

“Apa?” tanya opa “masinis” yang dilanjutkan, “Nanti siang makan semur?”

Langsung saja oma “taplak” dan oma Cinta terpingkal-pingkal, menertawakan opa “masinis” yang salah dengar “Dorothy Lamour” terdengar menjadi “makan semur”.

Dorothy Lamour adalah aktris dan penyanyi Amerika Serikat yang dilahirkan pada tahun 1914, dan meninggal pada tahun 1996. Tentunya bukan nama yang asing bagi para oma dan opa yang sebaya dengan oma Cinta.

Karena oma Cinta menggambarkan rambutnya yang panjang, aku menjadi tertarik pada film “The Junggle Princess” yang dibuat pada tahun 1936. Pada saat itu Dorothy Lamour berusia 22 tahun, berperan menjadi perempuan remaja yang sudah ditinggalkan orang tuanya, hidup sendiri di hutan ditemani Limo dan Moko.

Siapa Limo dan Moko? Sekarang … film “The Junggle Princess” ditonton melalui youtube.

Oma Cinta dan oma “taplak” memang sangat akrab. Mereka berdua pernah ikut ibu Anie, pengurus Aussi berbelanja ke Blok M.

Ibu Anie sebagai pengurus Aussi belanja untuk keperluan panti, oma Cinta dan oma “taplak” belanja untuk keperluan kerajinan tangan. Hasil kerajinan tangan itu, nantinya mereka jual.

Semakin banyak yang tertarik pada hasil kerajinan tangan mereka. Dimulai dari karyawan Aussi, keluarga karyawan, penghuni dan keluarga penghuni.

Selesai belanja mereka menyempatkan diri makan di sebuah warung di Blok M. Tentunya ini dulu, saat oma Cinta masih belum terlalu tua. Sekarang sudah tidak pernah lagi. Warungnya juga sudah tiada, berubah bentuk menjadi sebuah mall.

Suatu hari oma “taplak” terserang vertigo berat, karena terlalu sering menunduk bila mengait. Saat oma “taplak” di rumah sakit, opa “masinis” bingung. Karena biasanya dia yang sering sakit.

Sampai-sampai harus membawakan baju ganti untuk oma “taplak”, yang dibawa bajunya sendiri.

Oma “taplak” mengomel. Opa "masinis" menyadari betapa selama ini dia lebih mendapat perhatian, daripada dia memperhatikan istrinya.

Perawat Aussi dengan sigap segera mengambilkan dan membawakan baju oma. Mereka berdua bersyukur, menghabiskan hari tua di Aussi.

7. Arumba dan Angklung

Arumba adalah singkatan dari Alunan Rumpun Bambu. Arumba pertama kali diperkenalkan oleh seniman musik angklung dari Bandung Yoes Roesadi. Kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Burhan dari Cirebon. Dan kini arumba sudah sangat terkenal, di seluruh Indonesia dan dunia.

Suatu hari ketua yayasan Aussi mendatangkan pak Budi, seorang pelatih arumba dari Bandung. Awalnya para oma dan opa tidak tahu, apa itu arumba.

Menurut Oma Cinta, arumba adalah alat musik dari bambu terdiri dari bas—pengiring—melodi yang dilengkapi dengan gendang.

Arumba dari Jawa Barat, yang secara lengkap terdiri dari bermacam-macam alat musik dari bambu.

  1. Satu set angklung, biasanya 31 buah. Digantungkan secara berderet. Dimainkan dengan cara menggetarkan angklungnya bergantian oleh seorang.

  2. Gambang melodi untuk saling mengisi dengan angklung . Dimainkan oleh seorang, dengan 2 pemukul.

  3. Gambang pengiring adalah gambang yang bertugas menghasilkan suara akord. Dimainkan oleh seorang pemain dengan 4 pemukul.

  4. Bass lodong yang terdiri atas beberapa tabung bambu besar yang dipukul untuk memberi nuansa nada rendah.

  5. Gendang adalah alat musik pukul yang digunakan sebagai pembawa irama atau ketukan.

Biasanya bersama ibu Tari, pelatih angklung sebelum ada pak Budi, mereka memainkan angklung sambil bernyanyi. Sedangkan bersama pak Budi berbeda, mereka memainkan arumba hanya dalam instrumentalia.

Pada awalnya pak Budi memberikan contoh memainkan melodi. Lalu memilih 2 orang oma atau opa, untuk mendampingi memukul pengiring dan bas. Lebih mudah mengajarkan memainkan pengiring dan bas, daripada melodi.

Oma Cinta jatuh cinta dengan permainan arumba. Setelah berlatih sebanyak 3x, oma Cinta makin dan makin jatuh cinta pada arumba.

Oma Cinta bertanya kepada pak Budi, “Apakah saya boleh memainkan melodi?”

“Oh, silahkan,” kata pak Budi, “Saya akan menabuh gendang.”

Oma Cinta memainkan deretan angklung, membawakan lagu-lagu yang sudah sering dibawakan oleh pak Budi. Kedatangan pak Budi seminggu sekali, sudah sangat banyak lagu-lagu yang dipelajari.

Suatu hari pak Budi bertanya kepada oma Cinta, “Oma mau lagu apa?”

Wah, oma Cinta sangat senang

“Saya suka lagu-lagu La Paloma—Sole Mio—Mucho—lagu-lagu Eropa—dan lagu-lagu Indonesia.”

Rasa bahagia menyelimuti hatinya. Dia memang menyukai musik dan lagu-lagu. Sesudah pensiun di Cipinang Elok, oma Cinta pernah membeli orgen. Dia juga belajar lagi dengan guru privat seorang diri, agar bisa memainkan orgen dengan lebih bagus dan benar.

Tinggal di Aussi, membuat oma Cinta lebih merasa bahagia. Dia tidak sendiri lagi, dalam bermain musik.

Satu per satu lagu-lagu kesukaan oma Cinta sempat dimainkan, bersama-sama penghuni Aussi yang lain. Pak Budi juga semangat dalam menabuh gendang.

Pada saat oma Cinta memainkan lagu Sunda Es Lilin, para karyawan Aussi yang berasal dari tanah Sunda ikut menyanyikan dengan riang gembira.

Pernah pada suatu acara Natal, para oma dan opa penggemar arumba, membuat para pengurus Aussi terkejut. Mereka memainkan lagu Alamat Palsu, lagu Ayu Ting Ting dengan irama dangdut.

Suatu hari pak Budi mendaftarkan anak didiknya yang terdiri dari oma-oma dan opa-opa, untuk mengikuti festival Arumba di Kelapa Gading Mall. Festival ini juga diikuti oleh orang-orang muda dari Indonesia, Korea Selatan dan Jepang.

Grup Arumba dari Aussi membawakan lagu Papaya Chacha dan Autumn Leaves.

“Irama Papaya Chacha cepat dan menyenangkan,” tulisnya di WA, “Saya sampai mondar-mandir.”

Wah … aku membayangkan betapa lincah oma Cinta. Juga terbayang raut wajahnya yang sangat senang.

Mereka mendapat penghargaan Muri sabagai peserta yang sudah berusia lebih dari 75 tahun. Sampai saat ini panghargaan Muri masih disimpan di kamar oma Cinta.

Aku membaca tulisan pada penghargaan tersebut.

Pekan Angklung Indonesia 12 – 14 Desember 2011.

Sayang sekali grup arumba Aussi sekarang tidak aktif lagi, karena banyak penghuni yang sudah meninggal. Sedangkan yang masih hidup, sudah tua juga tidak kuat mendengar suara angklung yang keras. Penghuni baru kurang berminat. Adanya pandemi covid-19 juga mengharuskan mengurangi kegiatan yang sifatnya membentuk kerumunan.

Tahun 2013 ... pada pesta ulang tahun ke 80 Ibu Christina Suryajaya, yang suaminya merupakan seseorang yang membangun Aussi.

Ibu Christina berjalan memasuki ruangan menghampiri para oma dan opa yang menyanyikan lagu Happy Birthday. Sambil menerima salam, Ibu Christina menerima sekuntum bunga mawar merah yang segar dari satu per satu oma dan opa. Di belakang ibu Christina, pengurus Aussi yang membawa ember yang diisi sedikit air. Serumpun mawar merah pemberian oma dan opa tetap segar, menghiasi dan mengharumkan seluruh ruang.

Hidangan istimewa yang tersaji juga segera dinikmati dengan penuh rasa syukur, tak keringgalan es krim kesukaan oma Cinta.

Untuk melengkapi kenikmatan yang 5 indra yang dimiliki setiap manusia,  serta-merta grup arumba Aussi tampil mengalunkan lagu My Way dan Sway. Seperti biasa oma Cinta memainkan melodi pada sederet angklung, pak Budi menabuh gendang. Beberapa pengurus yang bisa menyanyikan lirik lagu tersebut, ikut berdendang gembira.

Sungguh merupakan kenangan yang tak akan terlupakan. Pada hari itu diakhiri dengan lambaian tangan ibu Christina, diiringi pengurus yang membawa pulang seikat rumpun mawar merah.

Beberapa tahun kemudian ibu Christina meninggal dunia, dalam usia senja dengan damai.

8. Opa oh Opa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring. Pikun adalah kelainan tingkah laku (sering lupa dan sebagainya) yang biasa terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Linglung. Pelupa.

Suatu pagi di Aussi. Seorang oma masuk ke kamarnya untuk mengambil barang sebentar saja. Kunci kamar dibiarkan tergantung di pintu kamar. Tiba-tiba ada seseorang menutup dan mengunci kamarnya. Oma tersebut terkejut, langsung menghubungi perawat dengan bel darurat yang disediakan di setiap kamar.

Oma marah-marah, “Ada orang yang mengunci saya di dalam kamar.”

“Mungkin oma lupa meletakkan kunci di mana,” jawab perawat di depan pintu dari luar kamar.

“Tidak!” kata oma dengan nada kemarahan semakin tinggi.

Selanjutnya aku sebut namanya dengan oma “terkunci”.

Dengan kunci cadangan dari kantor, perawat masuk ke kamar oma “terkunci” untuk ikut mencari kunci. Benar, tetap tidak ada. Oma “terkunci” belum pikun.

Pagi menjadi berkurang keindahannya. Udara sejuk menjadi gerah. Lagu-lagu berirama tenang, menjadi hingar bingar. Untung tak ada panci, atau alat masak lain yang bisa dilempar oleh oma “terkunci”.

Suaranya semakin melengking tinggi, berteriak-teriak sambil keluar dari kamar. Sampai-sampai oma Cinta ikut keluar dari kamar, ingin melihat ada kejadian apa.

Siang sebenarnya belum terlalu tinggi, seorang opa berjalan santai melewati mereka yang dalam suasana panik. Opa baru pulang dari bepergian entah kemana. Opa tinggal di kamar tidak terlalu jauh dari kamar oma “terkunci”. Saat akan membuka kunci kamarnya, opa mengalami kesulitan.

Perawat datang membantu, melihat nomor kunci yang digunakan adalah nomor kamar oma “terkunci”.

“Ini bukan kunci opa,” kata perawat, “Coba cari kunci opa di kantong celana.”

Dan … benar. Kuncinya ada di kantong celana. Apakah opa sudah pikun?

Sepertinya setelah mengunci kamarnya sendiri. Berjalan sepanjang lorong dengan kamar-kamar berderet, opa melihat ada kunci tergantung di sebuah kamar. Tanpa berpikir panjang, opa merasa harus mengunci kamar seperti kamarnya sendiri.

Padahal itu kamar oma “terkunci” yang sengaja meninggalkan kuncinya tergantung di pintu kamar. Oh … aku sebut saja, sekarang namanya dengan opa “mengunci”.

Hingga akhir hayatnya oma “terkunci” tidak mau berbicara lagi, kepada opa “mengunci”.

Belum pikun atau sudah pikun, sebuah keadaan membuat seseorang semakin tua semakin sering lupa. Lupa yang mengakibatkan orang lain tidak nyaman, dan akan menyusahkan diri sendiri juga.

*****

Pada hari yang berbeda. Seorang opa yang baru masuk ke Aussi, mendapat kamar di lantai 1. Pada malamnya, opa keluar ke teras. Mungkin ingin menghirup udara segar di luar ruangan. Opa tidak mengganggu penghuni lain. Keadaan juga tetap aman karena ada beberapa satpam berjaga di halaman Aussi.

Tetapi … tetapi … saat masuk kembali ke kamarnya, opa kesasar masuk kamar seorang oma Ambon. Aku sebut saja nama opa dengan opa “kesasar”.

Seperti pada umumnya orang Ambon, oma tersebut berkulit hitam, memiliki postur tubuh tinggi besar dan hampir semua rambutnya sudah memutih.

Oma sudah mematikan lampu kamar, tetapi belum tidur. Melihat ada opa masuk ke kamarnya. Oma tersebut bangun, marah dan mengambil tongkat.

“Ayo keluar!” bentaknya sambil bersiap mengayunkan tongkatnya, “Saya pukul kamu!”

Opa “kesasar” keluar dari kamar oma sambil berteriak-teriak.

“Ada setan!”

“Saya minta pulang, di sini ada setan,” kata opa “kesasar” sambil menangis.

Satpam datang memberikan penjelasan, “Opa salah memasuki kamar penghuni lain”.

Opa “kesasar” menangis lebih keras meminta pulang. Terpaksa keluarganya dipanggil, dan malam itu dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya.

Opa oh Opa …

Mengapa sampai lupa mengunci kamar oma? Mengapa sampai kesasar ke kamar oma?

Apakah opa-opa mengalami gejala pikun?

Lupa yang sering terjadi, bisa merupakan lupa biasa atau lupa pikun. Lupa biasa sesering apapun terjadi, orang yang mengalami masih bisa mengingat kembali apa yang dilupakan. Sedangkan lupa pikun, orang yang mengalami tidak bisa mengingat kembali apa yang dilupakan. Sehingga harus ada pertolongan dari orang lain.

Makin sering seseorang mengalami lupa pikun, orang tersebut tidak akan bisa lagi melakukan kegiatan sehari-hari sendiri. Hidupnya harus didampingi pengasuh.

Biasanya yang terjadi pada orang pikun. Segala yang dipertanyakan akan dilakukan berulang-ulang. Demikian juga dalam menjawab pertanyaan orang lain, akan dilakukan berulang-ulang. Sehingga akhirnya seseorang yang pikun, benar-benar tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari sendiri.

Opa “mengunci”, belum pikun. Dengan lupa biasa, opa “mengunci” masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari di Aussi. Hanya saja lupa biasa yang dilakukan kali ini, mengganggu orang lain.

Sebaliknya oma “terkunci”, justru masih memiliki daya ingat yang cemerlang. Walaupun sikapnya marah-marah dan menjadikan opa “mengunci” sebagai seteru.

Sedangkan opa “kesasar” sulit dinilai, apakah pikun atau tidak. Karena segera dibawa pulang oleh keluarganya.

9. Hati Para Oma

Suatu pagi ada oma yang baru masuk ke Aussi. Oma Kasih dan oma Cinta belum sempat berkenalan. Semua penghuni lain juga belum sampat berkenalan. Tetapi … tiba-tiba sudah ada keributan dari kamar oma tersebut.

Salah satu staf Aussi yang masuk ke kamarnya sangat terkejut, melihat oma tersebut sudah naik ke jendela. Sedang bersiap-siap mau melompat keluar jendela, untuk bunuh diri.

Staf Aussi sangat sigap, segera memanggil satpam untuk menurunkan oma. Untungnya jendela di Aussi dengan model 2 engsel di bagian atas. Sehingga mempersulit oma untuk keluar dari jendela.

Setelah satpam berhasil menurunkan, oma berteriak-teriak ingin mati. Berguling-guling dan membentur-benturkan kepala ke lantai.

Mendengar teriakan yang gaduh, oma Cinta keluar dari kamarnya. Hatinya ikut terharu, melihat oma meneriakkan jeritan hati yang merasa dibuang oleh keluarganya.

Staf Aussi berusaha menolong oma dengan memberikan obat penenang, tetapi oma tetap berteriak-teriak.

Kebetulan oma Cinta menggunakan obat tidur dengan resep dokter. Walaupun penggunaan obat tidur sudah berkurang sejak oma Cinta melakukan senam Taichi, dan makin berkurang kerena kesibukan yang menyenangkan di Aussi. Tetapi oma Cinta masih menjaga diri, dengan tetap mempunyai simpanan obat tidur dengan resep dokter tersebut

Menurut dokter oma Cinta merupakan orang yang otaknya terlalu aktif. Obat tidur yang diberikan dokter dengan dosis 2 mg setiap tablet, boleh diminum bila merasa tidak bisa tidur.

Oma Cinta tidak menggunakan obat tersebut setiap hari, hanya kalau tidak bisa tidur saja. Dokter memberikan resep dengan aturan minum ½ tablet, lalu ½ jam kemudian oma Cinta bisa tidur pulas. Menurut dokter, kalau diminum 1 tablet juga tidak berbahaya, hanya saja akan tidur dengan waktu yang lama.

Oma Cinta memberikan 1 tablet kepada staf Aussi, untuk diberikan kepada oma yang sedang berteriak-teriak. Belum ½ jam oma sudah tidur pulas.

Staf Aussi menghubungi keluarga untuk menjemput oma, sebab pihak Aussi tidak mau mengambil resiko. Pihak keluarga baru bisa menjemput pada sore hari. Untung oma masih tidur pulas. Sehingga bisa dibawa pulang dengan tanpa ada kegaduhan.

Hati para oma berbeda-beda, bagaikan suara alam. Ada yang gemuruh bagai bencana yang membuat porak poranda dengan teriakan dan tindakan yang menakutkan. Tetapi ada yang tenang, bagaikan lautan biru tapi bisa menghanyutkan. Ada pula bagai gemercik air menumpahkan suka dan duka dalam cerita dengan nada haru—riang—lucu.

Menurut aku, oma yang bermaksud bunuh diri tergolong oma “gemuruh”. Sedangkan oma yang akan dikisahkan selanjutnya adalah oma “menghanyutkan”. Dan oma Cinta sendiri, adalah oma “bagai gemercik air”.

Oma Cinta mengisahkan seorang oma “menghanyutkan”. Usianya lebih tua dari dia. Seorang janda yang hanya mempunyai seorang putera. Katanya … dulu puteranya tamat SMA tidak mau meneruskan kuliah. Menurut puteranya hanya menghabiskan uang saja. Apakah puteranya terinspirasi dari Bill Gates, Steve Job dan Mark Zukerburg yang tidak lulus kuliah?

Bill Gates adalah pendiri Microsoft, salah satu orang terkaya dunia. Beliau diterima kuliah di Universitas Harvard, salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia. Bill Gates tidak lulus kuliah, tetapi sukses membangun Microsoft.

Steve Jobs adalah pendiri Apple, yang seperti Bill Gates tidak lulus kuliah dari Reed College. Tetapi Steve Jobs juga sukses dengan Apple dan produk-produk inovatifnya. Steve Jobs juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia, yang memiliki visi tinggi di dunia teknologi.

Zuckerberg adalah pendiri Facebook, situs jejaring sosial paling terkenal di dunia. Zuckerberg juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia, yang juga tidak lulus dari Universitas Harvard.

Putera oma “menghanyutkan” tidak termasuk orang kaya dunia, tetapi merupakan seorang yang berhasil. Dia mempunyai usaha membuat pakaian anak-anak. Pakaian dari rajutan mesin yang secara rutin mengisi Matahari Departmen Store.

Pada setiap ulang tahun oma Cinta, oma “menghanyutkan” selalu membawa 3 bahan tekstil yang boleh dipilih sendiri oleh oma Cinta. Sebagai hadiah ulang tahun.

“Saya kasihan, karena kamu tidak menikah,” katanya kepada oma Cinta.

Oma Cinta hanya tersenyum mendengar ungkapan rasa kasihan dari oma “menghanyutkan”.

Oma “menghanyutkan” tinggal di Aussi, karena rumah anaknya banyak tangga-tangga. Harus sering naik-turun sangat merepotkan.

Karena anaknya terbilang berhasil dalam segi finansial, selama tinggal di Aussi oma “menghanyutkan” mempunyai suster pribadi. Kadang-kadang juga disediakan mobil dan sopir yang bisa digunakan untuk jalan-jalan menghibur diri.

Kepada susternya, oma “menghanyutkan” mengajarkan membuat hutspot atau sup kacang merah yang dihaluskan. Dia selalu berbagi kepada oma Kasih dan oma Cinta, kalau membuat hutspot atau sup kacang merah.

Kepada sopirnya, oma “menghanyutkan” pernah meminta untuk diantar ke pantai, meletakkan di tepi pantai saat air surut. Lalu minta ditinggalkan. Nanti pada saat air pasang, biarlah dia yang tidak bisa berenang “terhanyutkan” oleh ombak ke tengah laut dan wafat.

Oma “menghanyutkan” merasa sudah tua, sudah tidak berguna dan supaya tidak merepotkan keluarga. Tetapi sopir tidak mau.

Itulah yang pernah dilakukan dan diceritakan, kepada oma Cinta.

“Tentu saja sopir tidak mau, nanti bisa dipenjarakan,” kata oma Cinta.

Kelihatannya sopirnya juga mengatakan permintaan oma “menghanyutkan” kepada anaknya, sebab tak lama kemudian oma “menghanyutkan” dibawa pulang ke Bandung oleh anaknya.

Beberapa waktu lalu, oma Cinta mendengar berita oma “menghanyutkan” meninggal dunia. Beberapa hadiah kain yang dibuat baju oleh oma Cinta, sampai dengan sekarang masih sering dikenakan. Terasa menjadi kenangan yang menimbulkan rasa haru bagi oma Cinta.

Cerita oma Cinta ini, menyibak apa yang sebenarnya dalam hati para oma. Sengaja atau tidak sengaja, mereka sebenarnya sering menyembunyikan apa yang dirasakan. Hampir semua anak-anak tidak mengetahui, walau anak-anaknya sudah menjadi orang yang berhasil.

10. Oma dan Gendam

Seorang oma yang berusia 70 tahun, keadaan masih lincah masuk sebagai penghuni Aussi. Setiap pagi, oma ikut senam di Bukit Cinere Indah. Pada suatu hari pulang dari senam di luar Aussi, ada yang mendatangi oma. Mereka 2 pemuda yang baru selesai makan di warung kaki lima dekat Aussi. Entah apa yang dibicarakan dengan oma.

Segera setelahnya Oma masuk ke kamarnya di Aussi, mengambil buku tabungan BCA dan kartu ATM nya. Setelah menjumpai 2 pemuda tadi, oma masuk lagi ke kamarnya. Oma mengambil semua perhiasannya.

“Mau ke mana oma,” tanya seorang perawat yang kebetulan melihat, “Kok terburu-buru?”

“Iya repot ini,” kata oma sambil menunjuk ke mobil sedang menunggu, ”Itu saya ditunggu sama mereka yang di mobil.”

Lalu dengan mobil tersebut oma dibawa ke atm BCA. Dan malanjutkan perjalanan ke Gedung BNI 46. Turunlah 2 pemuda tersebut, sambil mengatakan mereka bekerja di sana.

Lama oma menunggu, tetapi 2 pemuda tersebut tak kunjung kembali. Oma menanyakan ke Bank BNI 46, tak ada 2 orang dengan ciri-ciri seperti dikatakan oma sebagai karyawan BNI 46.

Oma langsung menyadari, dirinya telah ditipu. Oma menangis sejadi-jadinya. Seseorang dari BNI 46 mengantar ke kantor polisi terdekat.

Polisi tidak bisa menangkap 2 pemuda yang dimaksudkan oleh oma. Polisi memboncengkan oma dengan motor, mengantarkan pulang ke Aussi.

Oma kena gendam. Karena itu, aku sebut dengan oma “gendam”.

Gendam adalah sebuah kejahatan yang menggunakan metoda hipnotis, yang membuat orang berkurang kesadarannya karena sugesti.

Hipnotis pertama kali diperkenalkan oleh James Braid pada tahun 1843. Braid yang seorang dokter ahli bedah dari Skotlandia, memanfaatkan hipnotis untuk kepentingan kesehatan manusia. Sebagai orang pertana yang menggunakan hipnotis sebagai singkatan dari neuro-hypnotism atau tidur syaraf.

Braid dengan tujuan kebaikan saja, dikatakan keluar dari jalur ilmu pengetahuan. Apalagi gendam, yang biasanya untuk tujuan kejahatan

Di Indonesia sendiri telah lama di kenal ilmu pemanggilan setan dan roh, misalnya yang sering dilakukan melalui acara kebudayaan di berbagai daerah. Ada upacara dengan sesajen, untuk meminta keselamatan. Ada yang melalui tarian kuda lumping, sebagai hiburan. Ada yang mencari kekayaan, dengan pergi ke tempat keramat. Ada juga dalam masalah asmara, dikenal dengan pelet. Semua ini merupakan bagian kegiatan-kegiatan hipnotis, yang keluar dari jalur agama

Jadi dapat disimpulkan gendam adalah kegiatan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan agama.

Tidaklah mengherankan gendam menjadi marak tumbuh dengan subur, dan tidak bisa dijangkau hukum.

Hanya ada beberapa nasihat untuk menghindari gendam, yang tentunya harus berlandaskan ilmu pengetahuan dan agama.

Hindarilah ajakan orang baru dikenal di tempat umum. Katanya … biasanya orang melakukan gendam akan menepuk bahu seseorang yang menjadi sasaran gendam. Mereka yang menjadi sasaran gendam tidak boleh mengarahkan pandangan mata dengan orang yang akan melakukan gendam. Jadi pada dasarnya hindari pandangan mata dengan orang yang tidak dikenal.

Selama masih bisa bersama dengan teman, jangan terlalu berani mengikuti kegiatan di tempat umum sendiri. Kedua pemuda pelaku gendam pasti sudah mengamati oma “gendam” sering melakukan senam sendiri. Maksudnya dari Aussi, hanya sendirian. Oma juga tidak terlalu kenal dengan peserta senam lain dari perumahan Bukit Cinere Indah.

Kadang terasa mengherankan, mengapa seseorang menjadi incaran penjahat. Tetapi kalau diperhatikan dengan seksama, biasanya baju dan asesori yang dikenakan mewah berlebihan.

Pastilah semua orang sudah tahu. Untuk menghindari gendam, harus senantiasa berdoa dalam setiap langkah kemanapun pergi. Mohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Mungkin yang ini agak dilupakan. Untuk selalu berbuat kebaikan kepada orang lain. Peristiwa alam mempunyai kecenderungan suatu aksi = - reaksi. Maksudnya dalam setiap perbuatan aksi, akan ada reaksi yang sama tetapi dengan arah sebaliknya. Maka sebaiknya setiap orang membuat aksi yang baik kepada banyak orang, agar reaksi yang didapatkan juga baik dari banyak orang.

Tiba di Aussi oma “gendam” menceritakan semua kejadian yang dialami kepada staf Aussi. Oma sudah tidak mempunyai uang dan perhiasan lagi.

Syukurlah oma mempunyai keluarga yang membawanya pulang, setelah dihubungi oleh staf Aussi. Oma “gendam” sangat malu dan sama sekali tidak berpamitan kepada teman-temannya penghuni Aussi.

11. Tas Mungil. Lipstik dan Kartu Berwarna Merah

Tas mungil, lipstik dan kartu berwarna merah pencetus hubungan toksik. Antara Oma Cinta, dengan 3 orang oma-oma lain, ah ... aku sebut saja oma "tas", oma "lipstik" dan oma "kartu"

Mereka semuanya adalah penghuni panti werdha Aussi.

Oma Cinta sudah lama dikenal sebagai oma yang senang membuat kerajinan tangan, yang benar-enar asli buatan tangannya. Hasil kerajinan tangan yang sangat bagus, banyak disukai banyak orang, karyawan--penghuni--keluarga karyawan dan penghuni Aussi. Mereka bahkan suka membelinya.

*****

Oma "tas" sengaja bertandang ke kamar oma Cinta. Dilihatnya tas mungil berwarna merah. Sebuah tas yang dibuat dengan cara merajut benang wol yang berwarna merah. Motifnya elegan.

"Saya senang model tas ini," katanya,"Tetapi saya kurang suka warnanya."

Menurut oma tas, warna merah tidak pantas untuk orang yang sudah tua.

"Berapa harganya?" tanyanya tak bisa membendung rasa kagum terhadap motif tas mungil yang berwarna merah.

"Hanya Rp 50000#," jawab oma Cinta.

"Baiklah saya ambil," kata oma tas sambil memberikan selembar uang Rp 50000# kepada oma Cinta.

Oma Cinta membungkus tas berwarna merah dengan kantong kertas yang telah disediakan secara rapi. Dia menerima selembar uang Rp 50000# dengan sopan, sambil mengucapkan terima kasih. Setelah oma "tas" beranjak dari kamarnya, Oma Cinta menepuk-nepukkan selembar uang Rp 50000# pada hasil kerajinan tangan yang lain. Sambil berbisik pelan, tetapi tegas, "Laris, laris, laris!"

Tetapi ... tetapi ... keesokan harinya oma "tas" kembali bertandang ke kamar oma Cinta.

Wah, mau membeli apa lagi?" pikir oma Cinta dalam hati.

Ternyata ... ternyata ... oma tas mengembalikan tas mungil berwarna merah.

"Saya merasa kurang cocok dengan warnanya yang merah," katanya yang disambung lagi, "Warna merah tidak cocok untuk orang tua."

Oma Cinta tidak apa-apa, dia menerima tas mungil berwarna merah dengan baik. Serta-merta mengembalikan selembar uang Rp 50000#, masih yang kemarin juga.

Beberapa hari lagi. oma tas melihat oma Cinta membuat kerajinan tangan baru. Sebuah dompet dari benang wol berwarna coklat, dilengkapi ritsleting.

"Saya mau yang ini," katanya sambil menunjuk dompet coklat.

"Berapa harganya?" tanyanya lebih lanjut.

"Rp 30000#," jawab oma Cinta singkat.

"Saya mau," katanya, "Dan kembalikan uang Rp 20000# nya."

Lo, mengapa saya harus mengembalikan Rp 20000#?" tanya oma Cinta

"Waktu itu, saya kan mengembalikan tas mungil merah yang seharga Rp 50000#," jawab oma "tas", "Jadi masih ada uang saya Rp 20000#."

Oma Cinta menjelaskan waktu oma "tas" mengembalikan tas mungil merah, oma Cinta sudah langsung mengembalikan uang Rp 50000#. Tetapi oma "tas" bersikeras belum. Tak ada saksi yang bisa membenarkan salah satu dari dari mereka.

Kesalahan oma Cinta tidak membuat sekedar catatan tertulis yang ditanda tangani berdua. Jadi oma Cinta sulit mendebat oma "tas" yang ngotot meminta uang Rp 20000#.

Hanya saja hari-hari selanjutnya terjadi hubungan toksik antar mereka. Oma Cinta kapok melayani pembelian yang dilakukan oleh oma "tas". Bahkan toksik menjalar, menjadi tidak mau menjual kepada penghuni yang lain. Mereka rata-rata sudah mulai pikun.

*****

Oma "lipstik" adalah penghuni baru yang berusia 95 tahun, tampak masih sehat. Oma lipstik pandai berbahasa Inggris, karena sering main ke rumah family yang tinggal di Singapore. Oma Cinta senang berteman dengan oma "lipstik", mengobrol dengan Bahasa Inggris. Tujuannya agar tidak lupa dalam penggunaan Bahasa Inggris.

Suatu hari oma Cinta bersama kakaknya oma Kasih yang tinggal di Aussi juga, mengajak oma "lipstik" berjalan-jalan ke mall Senayan. Mereka melihat jam yang bisa terbuka pintu kanan dan kirinya. Lalu ada boneka keluar, menari-nari dengan sekitar 5 menit. Sesudah itu boneka masuk kembali, dan pintunya tertutup lagi. Akan terbuka lagi 1 jam kemudian.

Oma “lipstik” dan oma Cinta, masing-masing tertarik membeli lipstik berwarna merah. Merah yang tak sama persis. Oma Cinta memilih nomor 35, sedangkan oma "lipstik" memilih nomor 95.

Keesokan harinya oma “lipstik” datang ke kamar oma Cinta untuk menanyakan lipstiknya

“Mana lipstik merah saya?”

“Kan kamu bawa sendiri kemarin,” jawab oma Cinta.

“Tidak kamu yang bawa,” katanya.

Oma Cinta menjadi bingung. Untung ada perawat Aussi yang membantu mencari lipstik warna merah milik oma “lipstik”. Ternyata … ternyata oma "lipstik" menyimpan lipstik warna merah di dalam lemari es, di dalam kamarnya.

“Oma, ini lipstiknya,” kata perawat yang mengeluarkan dari lemari es.

“Pasti kamu yang masukkan ke sana,” katanya kepada oma Cinta.

“Ah … mana mungkin, saya kan tidak masuk kamar oma”, kata oma Cinta.

Sejak saat itu, oma “lipstik” tidak mau bertegur lagi dengan oma Cinta. Lagi-lagi hubungan toksik terjadi.

Tak seberapa lama kemudian, oma “lipstik” sudah tidak bisa berjalan. Usianya sudah 99 tahun. Oma Cinta mencoba mengajak bicara.

“Apakah oma ingat saya, saat kita berjalan-jalan di Mall Senayan, untuk melihat jam dengan boneka menari?”

“Tidak, kamu kan orang baru di sini,” kata oma “lipstik”, ”Saya sudah lama di sini.”

Oma “lipstik” lupa, dan sudah pikun. Juga sudah tidak bisa berbicara Bahasa Inggris lagi. Hanya bisa berbicara Bahasa Indonesia, campur Bahasa Belanda. Sesudah berusia 100 tahun, sakit tua dan meninggal dunia.

*****

Oma "kartu" bermain kartu berempat, oma Cinta--oma Kasih--dia dan seorang oma lagi. Oma "kartu" mengerti cara bermain kartu yang dikenal dengan sebutan “empat puluh satu”. Caranya mengumpulkan kartu yang sama, hingga nilainya berjumlah empat puluh satu. Nilai tertinggi terdiri dari As--K--Q--J. Pemain yang merasa nilainya sudah banyak, walaupun nilainya belum mencapai 41 boleh membuka kartunya.

Kalau nilainya menjadi terbesar, dia akan akan menang. Tetapi kalau ada yang nilainya lebih besar, dia menjadi kalah terhadap yang nilainya lebih besar. Menurut aturan yang mereka gunakan, karena membuka terlebih dahulu menjadi terbakar. Maksudnya menjadi paling kalah, dan harus mengocok kartu untuk permainan berikutnya.

Oma “kartu” membuka kartu berwarna merah yang dikumpulkan, yang nilainya belum 41. Tetapi oma yang seorang lagi mengumpulkan kartu berwarna hitam, dan memiliki nilai lebih besar. Oma “kartu” kalah. Tetapi oma "kartu" tidak bisa menerima, bahwa dia paling kalah.

Oma-oma lain menjelaskan aturan yang digunakan. Mereka yang membuka kartunya, tetapi kalah menjadi terbakar. Paling kalah dan harus mengocok kartu untuk permainan berikutnya. Oma "kartu" mengotot dia tidak paling kalah, dan tidak mau mengocok kartu.

Oma “kartu” tidak bisa mendengar penjelasan oma-oma lain karena sudah tuli. Dia menjadi marah dan tidak pernah mau ikut bermain kartu lagi. Hubungan toksik lagi tak terhindarkan, toksik parah memusuhi lebih banyak orang.

Seorang yang belum tuli merasa heran, mengapa oma "kartu" diberi penjelasan menjadi marah. Oma "kartu" yang sudah tuli merasa jengkel, tidak bisa mendengar penjelasan. Mungkin nanti, jika sudah sama-sama tuli barulah bisa saling mengerti.

Kini oma Cinta sudah menjadi tuli. Juga sudah tidak bisa membuat handycraft, tangannya sudah gemetar. Bahkan sekarang berdua, oma Kasih dan oma Cinta mempunyai suster pribadi, namanya Siti, yang membantu berbagai kegiatannya di Aussi.

“Esok hari valentine,” tulisku. Mari menyudahi hubungan toksik, dengan melakukan recharge kasih sayang. Memaafkan yang sudah meninggal dan bersahabat lagi dengan yang masih diberi kehidupan.

12. Covid-19, Sebuah Diary di Kompasiana oleh Rini DST

Oma Cinta dan kakaknya, oma Kasih, pada masa muda memilih hidup meniti karier dengan semangat. Kemudian menikmati hasilnya untuk berjalan-jalan keliling dunia, juga keliling Indonesia. Sejak keduanya oma Cinta dan oma Kasih pensiun, dan setelah ibunya meninggal dunia, mereka memilih menghabiskan masa tua di Aussi.

Hidup adalah pilihan, dan mereka sangat bahagia tinggal bersama-sama teman-teman di Aussi.

Pada hari Natal 25/12/2020, oma Cinta mengirimkan foto acara Natal. Dengan hadiah sebuah masker dengan bahan dan sulaman indah, mereka merayakan Natal bersama teman-teman di Aussi.

Kepada mereka semua, dibagikan masker dari aneka warna dari bahan bagus dengan bordiran yang bagus. Kebetulan, berdua oma Cinta dan oma Kasih mendapatkan masker dari bahan warna putih dengan bordir warna hitam.

Tetapi ... tetapi sebulan setelahnya aku mendengar berita yang sangat mengejutkan, oma Cinta terpapar covid-19.

Dimulai pada tanggal 24/01/2021.

"Lo oma aku dengar sedang isolasi di Rumah Sakit (RS) St. Carolus, apakah benar?" tulisku di chat WA dengan oma Cinta, "Semoga cepat sehat lagi ya."

Balasan aku terima adalah stiker WA berupa 2 gambar yang bertuliskan Thank you dan Amin.

Tetapi aku juga ada chat WA dari kakak kandung aku, yang menyatakan oma Cinta tidak membawa gawainya ke RS Carolus. Gawai dibawa oleh oma Kasih yang tidak di RS Carolus.

25/01/2021. Karena aku berpendapat oma Cinta tidak membawa gawai ke RS, aku tidak mengirim chat WA lagi. Aku selalu mendoakan agar oma Cinta segera sehat dan hasil swab segera negatif.

26/01/2021. Ada kiriman video, 6 penari cantik diiringi lagu lagu That's Amoree di WA oma Cinta. Aku merasa yakin ini pasti bukan kiriman oma Kasih, dan aku menyangka oma Cinta sudah sembuh.

"Halo ... oma sudah negatif ya? Syukur dan sehat selalu ya," aku tuliskan melalui chat WA.

"Saya masih Covid. Sekarang di RS St. Carolus dengan Siti," balas oma Cinta, "Siti perawat saya juga covid. Doain ya."

Tentulah aku doakan. Sambil berpesan untuk makan dan minum semua obat yang diberikan oleh RS, tanpa ada keraguan dan rasa enggan.

27/01/2021. Aku kirimkan stiker WA selamat pagi, ayo semangat. Sambil menceritakan tentang teman SMA yang bisa sembuh dari covid-19, setelah 14 hari dirawat di RS RKZ, Malang.

Syaratnya selain makan dan minum semua makanan dan obat yang diberikan RS, harus selalu bergembira. Baik dengan perawat di RS atau dengan keluarga dan teman di grup WA.

28/01/2021. Setelah mengirim stiker selamat pagi, aku mengirimkan video tentang anjing. Ada seorang anak sedang makan di depan anjingnya. Apabila mie yang diambil oleh anak tersebut, si anjing hanya memandang diam. Apabila sosis atau daging yang diambil, si anjing merebutnya.

"Oma, anjingnya pintar atau bandel?" tanyaku melalui chat WA.

"Pintar," tulis oma Cinta.

Wah ... jawaban yang menyenangkan, aku berpendapat oma Cinta tidak terlalu parah menderita.

29/01/2021. Seperti biasa, aku mengirimkan stiker selamat pagi, ayo semangat. Oma Cinta diam.

30/01/2021. Aku kirimkan selamat pagi dengan gambar bunga yang indah, yang aku dapatkan dari grup WA teman SMA. Oma Cinta membalas dengan stiker yang bertuliskan "Semoga hari ini penuh keindahan."

31/01/2021. Aku mengirim 2 stiker selamat pagi dan kelinci yang mengeluarkan kepingan-kepingan hati tanda cinta dari sebuah kotak. Dan oma Cinta membalasnya dengan 2 stiker indah yang bertuliskan Puji Tuhan dan God bless you.

01/02/2021. Lagi-lagi aku mengambil gambar indah dari grup WA SMA untuk menyampaikan selamat pagi, yang dibalas oleh oma Cinta,

"Terima kasih, Rin."

Setelah lama memberikan kegembiraan, hari ini aku ingin mengetahui kabar kesehatannya.

"Semangat ya oma. Bagaimana keadaan sekarang? Kami selalu mendoakan."

"Kami merasa ok, tapi hasil swab belum keluar. Jadi harus tunggu," balasnya, "Harusnya dalam 3-4 hari sudah ada, tetapi sampai sekarang belum keluar."

"Syukur oma kalau merasa ok," balasku, "Cuma kesabaran yang diperlukan."

Kesabaran menunggu hasil swab!

02/02/2021. Setelah aku kirim selamat pagi dengan gambar yang indah, oma Cinta mengirim denga video yang isinya segala sesuatu yang sekarang tak boleh dilakukan. Maksudnya pada masa pandemic covid-19.

"Kita harus bisa menjalankan segala sesuatu yang baik, dan jangan menjalankan yang tak boleh," balasku.

03/02/2021. Selamat pagi dengan gambar bunga mawar yang indah yang aku kirimkan dibalas oleh oma Cinta dengan stiker "Semoga hari ini penuh dengan keindahan."

Yang dilanjutkan dengan video indah, tarian menyambut Natal pada masa pandemi covid-19 dengan iringan musik Mozart.

04/02/2021. Setelah aku mengirimkan gambar dengan selamat pagi, oma Cinta membalas dengan video yang berisi segala sesuatu yang tidak boleh. Sebuah video yang sudah pernah dikirimkan pada tanggal 02/02/2021. Aku jadi khawatir pikiran oma Cinta sudah mulai terganggu, akibat serangan mengganas dari covid-19.

05/02/2021. Setelah mengirim gambar dangan ucapan selamat pagi, aku memberanikan diri bertanya tentang keadaan Oma Cinta.

"Oma, bagaimana kabarnya?"

"Saya merasa ok, tapi tunggu swab hari Sabtu. Doain ya," balasnya, "Kalau negatif boleh pulang, hasilnya biasanya baru 3 hari kemudian, Rin."

"Semoga negatif ya oma," aku balik membalas, "Semangat ya, bersama doaku."

Oma Cinta membalas dengan 2 stiker nengan gambar dan tulisan Kamsiah dan God bless you.

06/07/2021. Oma Cinta mengirin 2 video berturut-turut. Bagus semua. Pertama permainan piano Mozart, dilakukan oleh anak umur 4 tahun. Kedua, tentang barongsai pada acara tahun baru Imlek. Aku membalasnya dengan video burung-burung indah, selamat pagi.

Hari ini oma Cinta menjalani swab. Aku tidak bertanya apa-apa tentang swab, begitu juga oma Cinta tidak bercerita apa-apa tentang swab.

Walau tanpa tatap muka, kita berharap sesuatu yang sama, kesembuhan dari covid-19 yang ditunjukkan dengan hasil swab yang negatif.

07/02/2021. Minggu pagi, aku belum sempat membuka WA. Oma Cinta mengirim sebuah video dengan judul rapot. Seorang anak membawa rapot yang dilihat oleh bapaknya dengan marah-marah karena rapotnya banyak merah.

Ketika bapak akan memukul anaknya, ada petugas melerai. Dan bertanya tentang rapot tersebut, ternyata rapot itu milik bapaknya zaman dulu yang diketemukan oleh anaknya. Haduh, ternyata video lucu.

Dan dibawah video tertulis chat WA oma Cinta, "Saya sudah pulang ke panti tadi jam 3 sore, hasil swab negatif."

"Waw, seperti habis mengalami hukuman peristiwa kriminal," tambahnya, "Langsung harus keramas, semua direndam air panas."

Benarkah sembuh dari terpapar covid-19 selama 14 hari, rasanya seperti bebas dari menjalani hukuman kriminal?

Buat oma Cinta, selamat atas kemenangan terhadap covid-19 di RS St. Carolus. Oma Cinta sangat berterima kasih kepada keponakan-pekonakan yang banyak membantu, selama dia menjalani perawatan di RS Carolus.

Buat semua teman-teman, jalankan protokol kesehatan dengan baik. Hati-hatilah bila harus isolasi di RS, bisa sembuh pun terasa seperti habis menjalani hukuman peristiwa kriminal. Apalagi kalau tidak bisa sembuh, lebih menderita dan keluarga yang ditinggalkan sangat sedih.

Juga bagi yang melakukan kejahatan kriminal, berhentilah pada masa pandemi covid-19 sedang mendera seluruh dunia.

13. Dilarang Merokok

Seorang opa sangat gemar merokok, jadi aku sebut namanya dengan opa “rokok”. Salah satu oma penghuni Aussi mengatakan kepada oma Cinta, bahwa opa “rokok” akan merasa tidak senang bila diberi tahu untuk tidak merokok. 

Suatu hari opa “rokok” bersamaan dengan oma Cinta dalam lift. Mereka hanya kebetulan bersamaan pulang dari tempat yang berbeda. Keluar dari lift oma Cinta bertanya apakah opa dulu tidak pernah sekolah?

“Saya tamat SMA,” jawab opa “rokok”.

“Kenapa opa tidak bisa membaca tulisan itu?” tanya oma Cinta sambil menunjuk ke sebuah tulisan.

“Dilarang Merokok”

Opa “rokok” mengeja bacaan tulisan dengan lancar. Oma Cinta tersenyum dan melanjutkan pembicaraan.

“Saya kira opa buta huruf,” kata oma Cinta.

Opa “rokok” tertawa dan mematikan rokoknya.

Rokok adalah santapan mengandung racun. Bukan buat perokok itu sendiri. Juga bagi orang-orang lain di sekelilingnya, yang biasanya disebut sebagai perokok pasif.

“Bisa sakit TBC,” lanjut oma Cinta, “Dan menularkan ke orang lain.”

“Maaf, saya tidak tahu tentang itu,” kata opa “rokok”.

“Benar opa,” lanjut oma Cinta yang sebenarnya bersama oma lain sudah tidah senang terhadap opa “rokok”, “Tanya saja kepada dokter.”

Sejak saat itu opa “rokok” selalu mematikan rokoknya, bila bertemu dangan oma Cinta. Sudah tua memang harus pandai menggunakan diplomasi, agar opa “rokok” tidak marah-marah. Oma Cinta sudah senang, opa “rokok tidak merokok lagi. Walaupun itu hanya bila berhadapan dengan oma Cinta. Di tempat lain, opa “rokok” tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok.

Menurut penelitian lebih dari 51% masyarakat Indonesia adalah perokok aktif. Indonesia merupakan negara ASEAN dengan peringkat tertinggi dalam merokok.

Kalau oma Cinta hanya mengatakan merokok bisa menyebabkan penyakit TBC, menurut penelitian merokok bisa menyebabkan penyakit lebih berbahaya. Kanker paru-paru dan serangan jantung.

Perokok adalah pemberani, walaupun pada bungkus rokok tertuliskan pesan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan. Banyak manusia yang mengabaikan, salah satunya adalah opa “rokok” yang tinggal di Aussi.

Cacahan tembakau dalam rokok yang mengandung nikotin, itulah yang menyebabkan kegiatan merokok bisa membuat kecanduan.

Pada masa pandemi covid-19, ada sebagian perokok yang berpendapat virus covid-19 malahan takut terhadap asap rokok.

Ada juga yang berpendapat, justru kalau tidak merokok ada kemungkinan mereka sudah sejak lama meninggal dunia.

Perokok adalah orang yang tidak sayang kepada diri sendiri. Juga tidak sayang kepada istri--anak—cucu—keluarga yang lain. Apalagi kepada orang-orang lain di sekitarnya yang tidak merokok,perokok pasif. Sudah banyak contoh, perokok pasif juga menanggung resiko terkena kanker dan penyakit jantung.

Opa “rokok”, tak pernah timbul kekhawatiran menyebarkan penyakit. Baik kepada diri sendiri, dan kepada seluruh penghuni dan pengurus Aussi. Dia hanya merasa takut dan malu, jika kebetulan bertemu dengan oma Cinta.

Tidaklah heran kalau menurut WHO, Indonesia merupakan negara pada urutan ke 3 di dunia dalam banyaknya orang merokok.

14. Keutamaan Berbagi

Keutamaan berbagi dan memberi bukan kepada mereka yang dicintai, tetapi berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

Cap Lang, atau PT. Eagle Indo Pharma merupakan salah satu persahaan farmasi terbesar di Indonesia, dengan lokasi di Banten.

Cap Lang mengingatkan kepada minyak kayu putih. Ramuan yang awalnya ditemukan oleh seorang ahli kimia asal Jerman, William Hoffman. Ramuan yang sudah diproduksi di Singapore, sejak tahun 1932. Diberi nama Minyak Angin Jerman cap Lang.

Pada tahun 1970, pemerintah menganjurkan obat-obatan yang dikonsumsi di Indonesia juga diproduksi di Indonesia. Pindahlah pabrik cap Lang ke Indonesia pada tahun 1973.

Pada ulang tahunnya yang ke 30 tahun, berarti pada tahun 2003, cap Lang datang berbagi ke Aussi. Setiap penghuni Aussi mendapatkan minyak angin—balsem—minyak kayu putih dan lain-lain, juga ditambahkan uang sebesar Rp 30000#.

Dengan produk yang sangat cocok untuk orang tua, kedatangannya ke Aussi sangatlah menggembirakan hati oma Kasih dan oma Cinta. Juga para oma dan opa yang lain.

*****

Seorang opa yang sudah duda dan kaya dibawa oleh anak-anaknya untuk tinggal di Aussi. Alasannya … karena opa itu tinggal sendiri di rumah yang besar, hanya ditemani pembantu dan tukang kebun. Anak-anaknya khawatir, nanti ada orang yang merampok rumah opa. Aku sebut saja namanya dengan opa “kaya”.

“Opa “kaya” sangat baik,” kata oma Cinta, “Pada hari ulang tahunnya yang ke 80, semua orang yang tinggal di Aussi diberi uang sebesar Rp 50000# per orang.”

“Bahkan oma Kasih yang sore tiu pergi ke dokter gigi, keesokannya diberi uang Rp 50000#.”

Oma Cinta membayangkan penghuni—pengurus--perawat Aussi ada sekitar 80 orang. Jadi berapa uang yang dikeluarkan opa “kaya” pada hari ulang tahunnya.

Beberapa bulan tak lama setelah ulang tahunnya, opa berpamitan kepada semua penghuni Aussi. Opa ikut keluarganya pergi ziarah ke Lourdes.

Pada tahun 1866, di Grotto of Massabielle, di kota Lourdes. Santa Maria menampakkan diri, kepada seorang anak perempuan yang berusia 14 tahun Bernadette Soubirous.

Sekarang dikenal sebagai Santa Bernadette, yang membuat Lourdes menjadi tempat ziarah umat Katolik dari berbagai penjuru dunia.

Mata air di Grotto of Massabielle sampai sekarang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Sejak melakukan ziarah ke Lourdes, opa “kaya” tidak pernah kembali lagi ke Aussi. Entah masih sehat atau tidak. Semua penghuni Aussi selalu mengenang kebaikan opa “kaya”. Tentunya juga selalu mendoakan, dalam keadaan apapun senantiasa dalam perlindungan Tuhan.

*****

Cara berbagi setiap orang berbeda-beda. Seorang oma yang bukan penghuni Aussi, pada ulang tahunnya ke 80 tahun dan masih sehat. Oma bersama keluarganya dengan mengendarai pick up membagikan bingkisan ke beberapa panti werdha.

Oma Cinta senang sekali mendapatkan seperangkat ember yang berisikan selimut—sprei—sarung bantal guling—perlengkapan mandi—coklat dan lain-lain cemilan.

Sayang oma dan keluarganya tidak lama singgah di Aussi, karena masih akan berkunjung ke panti werdha lain.

15. Toleransi

Menurut KBBI daring toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Jadi toleransi adalah adanya sikap yang toleran, baik antara pengurus dan penghuni ataupun antar penghuni.

Untuk merawat penghuni yang sedang menjalani hari tua, sudah merupakan kegiatan yang dilandasi pedoman Aussi. Serviam, yaitu melayani. Kalau ditambah dengan adanya sikap intoleran, tentunya akan menjadi sangat berat.

Begitu pula bagi penghuni, menerima perawatan dari Aussi sudah sangat menyenangkan dan berterima kasih. Apabila mengembangkan sikap intoleran akan menyusahkan diri sendiri.

Begitu juga antar penghuni …

Setiap lebaran Idul Fitri tiba. Semua umat Islam menyambut dengan bahagia. Setelah menjalani ibadah puasa selama bulan Ranadhan, akan kembali suci. Allah mengampuni segala dosa.

Aussi adalah sebuah panti Werdha, banyak penghuni yang sudah lanjut dalam usia. Bahkan sangat lanjut, sehingga Allah mengizinkan untuk tidak menjalankan puasa. Tetapi mereka berhak kembali suci, menyambut Idul Fitri dengan rasa bahagia.

Seperti biasanya, pihak Aussi menata ruang dengan nuansa lebaran Idul Fitri. Jiga menata meja dengan hidangan special lebaran Idul Fitri.

Ketupat—Opor ayam—sayur labu siam—sambal goreng kentang. Aneka kue dan minuman segar. Buah-buahan nangka dan manggis juga membuat semakin bahagia menikmati lebaran Idul Fitri jauh dari keluarga.

Juga bila tiba hari raya Imlek. Ruangan menjadi gemerlap dengan nuansa merah. Toleransi makin terasakan saat, kepada yang merayakan Imlek dibagikan hidangan yang mengandung babi. Sedangkan bagi yang beragama Islam dibagikan nasi Padang yang nikmat. Mereka semua sangat bahagia.

Begitulah yang disampaikan oleh oma Cinta, kepada aku dengan penuh kebahagiaan.

Kuning buah nangka, hitam kulit manggis

Keduanya manis dalam rasa

Dalam lubuk hati tersimpan rasa terima kasih

Adanya kesempatan merasakan indahnya hari raya

16. Penutup

Pada usia yang semakin senja, Oma Cinta merenungkan perjalanan hidupnya. Kalau dia tetap di Cipinang Elok berdua dengan kakaknya, kemungkinan umurnya tidak sepanjang sekarang. 

Di Cipinang Elok, oma Cinta hanya bersama dengan kakaknya saja. Di Aussi oma Cinta juga bersama kakaknya, tetapi juga bersama teman-teman lain.

Oma Cinta tidak perlu memasak selama di Aussi, makanan selalu tersedia. Untuk sarapan, makan siang dan makan malam.

Masalah pembantu yang setiap lebaran tidak kembali lagi, tak pernah menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh oma Cinta. Kamar di Aussi selalu ada yang membersihkan. Baju kotor selalu ada yang mencuci dan setrika.

Kamar cukup besar untuk mengerjakan handycraft, membaca buku, menonton televisi. Kapanpun oma Cinta mau leyeh-leyeh bisa. Tidur dengan nyenyak juga terasa aman.

Apalagi urusan rumah bocor yang sering dihadapi di Cipinang Elok, sama sekali tak pernah jadi pikiran lagi.

Tetapi … tetapi … bukan berarti oma Cinta menganjurkan semua orang menjalani hari tuanya di di panti Werdha. Sifat dan pilihan hidup masing-masing orang berbeda. Oma Cinta, juga oma Kasih memilih hidup tidak berkeluarga. Makanya oma Cinta sangat terkejut, pada awal ada pringatan dari oma “pacar”.

Oma Cinta tidak pernah merasa dibuang oleh anak-anak yang sudah dibesarkan. Karena memang tidak mempunyai anak. Beruntung oma Cinta tidak mengalami seperti yang dirasakan oleh oma “gemuruh”. Tak ada rasa memiliki beban cucu. Pun tak ada rasa merepotkan anak-anak, seperti yang dialami oma “menghanyutkan”.

****

Selama 21 tahun menjalani hidup di panti Werdha, oma Cinta memiliki kesempatan melihat proses masing-masing orang menjadi tua.

Ada yang yang hanya memikirkan diri sendiri. Walaupun sikap memikirkan diri sendiri adalah hak masing-masing. Masih merupakan anugerah, bisa memikirkan diri sendiri

Sayangnya, kadang-kadang ada yang merepotkan orang lain. Misalnya yang terjadi pada oma “terkunci” dan opa “mengunci”.

Ada yang menjadi pikun. Seperti yang dialami oma “tas” dan oma “lipstik”. Agar jangan pikun, oma Cinta rajin menjaga diri dengan main scrable. Bersama kakaknya, dilakukannya seminggu sekali setelah makan siang.

Ada yang menjadi tuli. Seperti opa “masinis” dan oma “kartu”. Bedanya opa masinis memberikan suasana lucu, sedangkan oma “kartu” marah-marah. Sekarang dalam keadaan juga menjadi tuli, oma Cinta merasa kualat terhadap opa “masinis”. Bisa mengerti, mengapa oma “kartu” yang marah-marah.

Ada yang masih beruntung, mempunyai keluarga. Opa “kesasar”, oma “gemuruh”, oma “menghanyutkan” dan oma “gendam” yang dijemput lagi oleh keluarganya.

Secara persentasi, Oma Cinta merasa lebih banyak senang menjalani hidup 21 tahun di Aussi. Oma Cinta merasakan Aussi bener-benar memiliki pedoman Serviam, melayani. Oma Cinta sangat mengharapkan, Aussi tetap jaya.

Semua itu diwujudkan dalam lagu yang dibuat oleh oma Cinta. Sebuah lagu yang katanya menyontek, dan dinyanyikan dengan irama lagu Jali-jali. Lagu ini dinyanyikan terutama untuk menyambut kunjungan tamu-tamu yang berbagi ke Aussi.

Inilah dia Graha Werdha Aussi.

Tempatnya enak (2x) bersih sekali.

Udaranya sejuk bukan main sayang.

Tetapi ke sini (2x) macet bukan kepalang.

***

Tiap bulan kami berbelanja.

Ke supermarket (2x) beli cemilan.

Pagi dan malam kami berdoa sayang.

Bagi kesehatan (2x) handai taulan.

***

Kesehatan harus dijaga.

Bila tidak (2x) makan biaya.

Bikin repot keluarga sayang.

Yang paling penting (2x) hidup kami senang.

***

Kami gembira dapat kunjungan.

Sebab ditraktir (2x) dan terhibur.

Kami menghaturkan terima kasih sayang.

Semoga Aussi (2x) manis dikenang-kenang.

***

Aku, adik sepupu, sangat berterima kasih atas kepercayaan oma Cinta menceritakan kisahnya. Aku sekarang juga sudah menjadi oma dari 2 cucu-cucu, anak-anak dari 2 putri-putriku yang dulu sering aku bawa ke Cipinang Elok.

Sekarang kita jauh. Oma Kasih dan oma Cinta di Aussi, sedangkan aku bersama suami di Bandung. Putri sulung bersama suami dan anaknya yang merupakan cucuku pertama, juga tinggal di Bandung. Sedangkan putri bungsu bersama suami dan anaknya yang merupakan cucuku kedua, sekarang tinggal di Jepang.

Menjadi tua pasti terjadi pada semua orang. Tua dan bahagia memang harapan semua orang. Setidaknya masing-masing memilih jalan yang benar. Untuk bisa dinikmati dan dijadikan contoh bagi yang lain.

Referensi: 1, 2, 3

Bumi Matkita,

Bandung, 01/03/2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun