“Ayo keluar!” bentaknya sambil bersiap mengayunkan tongkatnya, “Saya pukul kamu!”
Opa “kesasar” keluar dari kamar oma sambil berteriak-teriak.
“Ada setan!”
“Saya minta pulang, di sini ada setan,” kata opa “kesasar” sambil menangis.
Satpam datang memberikan penjelasan, “Opa salah memasuki kamar penghuni lain”.
Opa “kesasar” menangis lebih keras meminta pulang. Terpaksa keluarganya dipanggil, dan malam itu dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya.
Opa oh Opa …
Mengapa sampai lupa mengunci kamar oma? Mengapa sampai kesasar ke kamar oma?
Apakah opa-opa mengalami gejala pikun?
Lupa yang sering terjadi, bisa merupakan lupa biasa atau lupa pikun. Lupa biasa sesering apapun terjadi, orang yang mengalami masih bisa mengingat kembali apa yang dilupakan. Sedangkan lupa pikun, orang yang mengalami tidak bisa mengingat kembali apa yang dilupakan. Sehingga harus ada pertolongan dari orang lain.
Makin sering seseorang mengalami lupa pikun, orang tersebut tidak akan bisa lagi melakukan kegiatan sehari-hari sendiri. Hidupnya harus didampingi pengasuh.
Biasanya yang terjadi pada orang pikun. Segala yang dipertanyakan akan dilakukan berulang-ulang. Demikian juga dalam menjawab pertanyaan orang lain, akan dilakukan berulang-ulang. Sehingga akhirnya seseorang yang pikun, benar-benar tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari sendiri.