Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hari Tua di Panti Werdha, Yes or No? Simak Cerita Oma Cinta

2 Maret 2022   00:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   12:53 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku baca lagi pesan WA, yang pernah dikirim Cinta pada tanggal 21/09/2019. Cinta menuliskan WA, ketika sudah tinggal di panti werdha.

“Waktu itu, maksudnya pada tahun 1961, mak Malang meninggal pada hari Sabtu. Ada mitos, bahwa yang meninggal hari Sabtu itu tidak baik. Bisa membawa keluarga ikut meninggal tidak lama kemudian.”

“Bubby main bola yang sudah sobek. Saya beri bola yang baru, tetapi dia tidak mau. Sehingga tertelan sobekan bola. Saya sudah mencoba untuk mengeluarkan, tetapi Bubby semakin marah dan menelan sobekan bola. Saya bawa ke dokter hewan, diberi obat untuk mengeluarkan sobekan bola dengan susah payah. Bubby tidak tertolong dan mati.”

“Bubby sudah mati. Jadi keluarga tidak perlu khawatir tentang mitos meninggal hari Sabtu.”

“Tetapi 6 bulan kemudian mama kamu meninggal dunia, saat akan melahirkan di tempat bidan. Dia meninggal beserta adik kamu yang masih dalam kandungan.”

“Pada masa kehamilannya, mama kamu memang sakit-sakitan. Selalu kepikiran adik kamu lain, yang di rumah sakit karena leukimia.”

“Tepat 7 hari setelah mama kamu meninggal, adik kamu meninggal dunia juga.”

Cinta mengatakan betapa dia sangat sedih, melihat mama meninggalkan aku dan saudara-saudaraku yang semuanya masih kecil. Kakak sulung kelas 2 SMP, dan adik bungsu umur 2 tahun. Bagiku, itulah bukti Cinta cinta kepadaku.

*****

Sepeninggal mama, suasana di rumah ayahku semakin sepi. Di komplek Pabrik Gula (PG) Wringin Anom, di Situbondo. Seperti pada umumnya komplek PG terletak di desa. Udaranya segar, cocok untuk berlibur.

Aku tidak terlalu ingat jalan cerita yang lengkap. Ayah Cinta ikut berlibur ke rumah ayahku di perumahan PG. Setelah beberapa hari di sana, ayah Cinta kembali ke Malang dalam keadaan sakit. Secara mendadak pada suatu malam, ayahku mengantar ayah Cinta ke Malang.

Aku masih kecil yang saat itu memang tinggal di Malang, menjadi takut melihat ayah Cinta sakit. Aku menangis ingin ikut ke Situbondo. Ayah menghibur sambil mengatakan, bahwa aku tidak bisa ikut. Ayah akan kembali ke PG besok pagi-pagi sekali, sedangkan aku harus minta izin dari sekolah terlebih dahulu.

Katanya saat itu ayah Cinta sakit lambung, karena makan nasi goreng masakan bibi di rumah ayahku. Sakit lambung yang akhirnya membuat ayah Cinta meninggal dunia tak lama setelah di Malang.

Ayah Cinta meninggal dunia padahari Senin. Menurut mitos, yang meninggal hari Senin itu baik. Setidaknya yang ditinggalkan. Bukan hanya mendoakan yang meninggal dunia, tetapi juga kuat menghadapi tantangan hidup selanjutnya. 

Ayah membawa aku ke Situbondo, pada saat aku baru naik kelas 3 SD. Sangat kontradiksi! Justru mama sudah meninggal dunia, aku malahan ikut ayah. Bisa dibayangkan betapa repot ayah membesarkan anak-anaknya, tanpa mama.

Sehingga … ayah secara mendadak memindahkan aku ke Malang lagi, saat aku kelas 2 SMP. Dulu aku tak mengetahui apa alasan ayah memindahkan aku ke Malang lagi.

Sekarang aku sudah tahu mengapa ayah memidahkan aku ke Malang, dan menitipkan di rumah uak. Tetapi aku tak ingin aku menceritakan kisah usang itu lagi.

Itulah merupakan masa kedekatan antara aku dengan Cinta untuk kedua kalinya. Aku menjadi lebih mengenal Cinta, karena aku sudah lebih dewasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun