Kompleksitas Perhitungan:
Metode Pembebasan dengan Progresif lebih kompleks karena memerlukan integrasi penghasilan luar negeri dalam struktur tarif pajak domestik. Hal ini dapat membuat perhitungan pajak lebih rumit bagi wajib pajak.
Potensi Diskresi Administratif:
Adanya potensi diskresi administratif dalam aplikasi metode ini karena interpretasi tentang apa yang dianggap sebagai "progresif" dapat berbeda-beda antar instansi pajak. Hal ini dapat menambah risiko kesalahan interpretasi dan konflik kepentingan.
Dengan demikian, metode pembebasan penuh lebih cocok untuk situasi di mana stabilitas fiskal dan kemudahan perhitungan pajak sangat penting. Sementara itu, metode pembebasan dengan progresif lebih relevan jika negara ingin mempertahankan kontrol atas struktur pajak domestik sedangkan masih memberikan insentif bagi penghasilan luar negeri.
adanya perjanjian yang jelas dan penerapan prinsip-prinsip tertentu, negara-negara ini berusaha menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan adil bagi investor asing.
Dengan demikian, kedua metode ini memiliki tujuan yang sama untuk menghindari pajak berganda, tetapi cara penerapannya berbeda dan memiliki dampak yang berbeda terhadap kewajiban perpajakan wajib pajak.
Apakah metode pembebasan penuh lebih efisien dibandingkan metode pembebasan dengan progresif Pertimbangan efisiensi dalam konteks penghindaran pajak berganda melibatkan beberapa faktor, termasuk simpatisasi administratif, kompleksitas perhitungan, dan implikasi fiskal. Berikut adalah analisis singkat tentang kedua metode tersebut
Simpatisasi Administratif
Sederhana dan Mudah Dipahami: