Mohon tunggu...
Novia Kusuma Dwiyanti
Novia Kusuma Dwiyanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student who will be success

LN later

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berjuang Kala Senja

17 November 2021   21:00 Diperbarui: 17 November 2021   21:08 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

            “Yang pasti kita akan sering berkumpul. Hanya itu saja, semua harus berhati-hati, terima kasih,” ucap Risadju.

            Pertemuan itu ditutup gemuruh siap dari semua orang. Siapa sangka ucapan itu memang benar terjadi. Kabar dari Batavia cepat tersebar ke semua daerah di Indonesia. Bukan hanya di Palopo, berbagai gerakan pun direncanakan di daerah lain. Terlebih PSII cabang lain, saling mengabari akan adanya perlawanan dari masing-masing daerah. Memicu keinginan Risadju untuk melawan lebih besar.

            Tak lama setelah hari itu, tentara Belanda kembali memenuhi Palopo. Dan mereka tak lupa dengan Risadju. Namun Risadju telah diamankan oleh para pemuda agar tidak diketahui para tentara Belanda. Risadju seperti ratu berharga bagi masyarakat, siapa pun yang akan menyakitinya harus berhadapan dahulu dengan mereka. Tampaknya Belanda pun merasa kesal dengan tindakan masyarakat.

            “Berani-beraninya kalian melawan pemerintahan Belanda,” ucap salah satu orang kerajaan yang bergabung dengan tentara Belanda.

            “Dan berani-beraninya pihak kerajaan berkhianat dari rumahnya sendiri,” jawab para pemuda.

            Para pemuda tak mengindahkan segala anggapan para rakyat bodoh yang dengan mudahnya bergabung dengan sekutu. Selama itu, mereka berhasil menjaga Opu Risadju. Setiap tentara Belanda yang pergi ke rumah Risadju, mereka hanya tersenyum melihat tindakan itu. Hingga suatu saat, semua  orang dikumpulkan Risadju di tempatnya berada.

            “Kembali aku ingatkan kepada semua, berhati-hati dengan NICA. Kita memiliki kelemahan, yaitu senjata. Sedangkan mereka, siap dengan persenjataan dan siap melawan kapan saja,” ucap Risadju.

            “Indok, apa kita tidak akan menyiapkan senjata?” tanya salah seorang.

            “Kita akan memilikinya dalam waktu dekat,” terang Risadju.

            “Lalu bagaimana dengan persiapannya? Apakah kita tidak akan terlambat?”

            “Kita mendapat bantuan dari daerah lain, tinggal kita tunggu saja. Sekarang kita harus menyiapkan apa yang bisa kita siapkan,”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun