Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terpuruk Lara

14 Oktober 2015   08:36 Diperbarui: 14 Oktober 2015   08:36 3258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dengan hati yang bulat akhirnya aku mantapkan niat. Mesikupun sesungguhnya sang penggoda anak Adam terus meretas cahaya putih yang perlahan menyibak malam. Hingga timbullah kecemasan-kecemasan tanpa sebab. Keragu-raguan manakala nelayan berlayar ke laut lepas. Godaan-godaan melintas bersama terbangnya angin yang datang silih berganti.

 

Dan celakanya, sang mata lepas dari kesejukkan tetas embun yang dianugerahi Allah untuk kesempurnaan raga. Nakhodah jiwa tak mampu mengayuh ke arah yang sudah ditunjukkanNya. Pesona gadis lain yang saat aku berputar pada garis edar wajahnya tidaklah secantik dirimu mampu menggodaku. Pandangan semu membuat aku merasakan ia memiliki magma yang melampaui keindahan kamu. Anak panah Sang Dewa Amor yang ia lepaskan  menghujam sampai ke ulu nadiku. 

 

Namanya Grasia, Fadiah. Kecantikkanmu tertutup oleh rajutan benang penutup seluruh tubuhmu. Sedangkan kecantikkannya memancar bersama kulit tubuh yang ia hibahkan pemandangannya bagi setiap yang melihat. Ia bagaikan gadis-gadis bintang sabun mandi terkenal, tinggi semampai, wajahpun putih jelita dengan hidung yang bangir dan melengkung indah, ditambah lagi mata bening serta bibir merah, ramah dalam bertutur kata, sungguh sangat menawan. Meskipun itu semua juga kamu milikki.

 

Tahukah kamu, dihari-hari menjelang pernikahan kita, aku berusaha menghilangkan bayang-bayang wajah Grasia, aku konsentrasikan pikiranku hanya buat kamu, calon isteriku, namun ternyata usahaku itu hanyalah sia-sia semata. Aku ingin membatalkan pernikahan itu, tapi wajah ibuku yang sedang menangis selalu membayangiku. 

 

Hingga tibalah hari itu. Bagaikan mayat hidup aku duduk di pelaminan, sekeping hati telah dicuri oleh Grasia. Duhai, sedang apa dia sekarang? Kenapa dia tidak muncul di pesta pernikahanku? Padahal aku telah mengundangnya. Beribu pertanyaan berkecamuk di kepalaku. Betapapun meriahnya pesta pernikahan itu, semuanya terasa menusuk-nusuk hatiku. 

 

Kulihat kamu tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku bergemuruh. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT karena pernikahan ini telah direstui ayah dan ibu yang  kucintai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun