Â
"Ketika Fadiah dibawa ke rumah sakit, aku telah mencoba menelponmu, tapi Hpmu tidak aktif, ibu pikir, engkau sudah dalam pesawat, karena hari ini jadwal kepulanganmu. Jadi kami tunggu saja kedatanganmu, maafkanlah  kami". Aku menangis tersedu sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cintamu, kamu telah tiada. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan  perasaan bersalah tiada terkira. Aku menangis di jasadmu  yang kaku. Aku ingin kamu hidup kembali. Aku ingin menunjukkan cinta dan kasih sayangku untukmu. Dunia tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita …………
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H