Mohon tunggu...
SedotanBekas
SedotanBekas Mohon Tunggu... Administrasi - ponakannya DonaldTrump

Saya adalah RENKARNASI dari Power Ranger Pink

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Monumen Kela(M)in

17 April 2022   05:24 Diperbarui: 17 April 2022   06:03 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kun, sini!" saya mendekat, dia menarik tubuh saya dan merebahkan ke pangkuannya "Kun, kenapa nasibku selalu malang ya? sudah tidak tahu siapa ibu dan bapak, kehilangan Kakek Duloh dan sekarang harus  begini karena kutukan sialan ini. Aku lebih suka menyebutnya kutukan Kun dari pada keistimewaan sebab lebih banyak memberi masalah ketimbang kebaikan."

            "Kata orang jika mimpinya bisa terwujud itu menyenangkan tapi bagiku menyebalkan, karenanya kita sekarang harus berada disini. Jika boleh pilih aku ingin hidup normal seperti dulu, tidak apa kakiku pengkor tapi setidaknya tidak harus mengalami hal-hal menyebalkan seperti sekarang ini. Oh iya Kun aku takut kalau orang partai menangkap Om Kus, dia baik Kun, aku salah karena ketika dia jujur aku malah mengusirnya. Tapi jika dipikir-pikir yang orang partai lakukan jahat juga ya."

            "Kun, tadi pas tidur aku bermimpi ketemu Kakek. Dia duduk di bale menyambut kita pulang dari sini. Aku peluk dia lalu tidur dipangkuannya sambil menceritaka semua yang kita alami termasuk mengeluh karena banyak orang sudah berkata bohong, lalu Kakek bilang, terus apa yang kasep mau? Aku jawab aku ingin semua orang berkata jujur. Terus Kakek bilang, besok juga ucapan kamu jadi kenyataan seperti biasannya." setelah itu Kakek menghilang.

            "Semua orang berkata jujur." Sepertinya mimpi Kosasih kali ini baik. Saya yakin kalau semua orang berkata jujur pasti indah, saya bisa bayangkan tidak ada lagi orang-orang yang berbohong seperti para ketua partai, Haji Idang dan Ibunya Tanti. Saya juga yakin kalau Haji Idang akan jujur pada Kosasih kalau dia dan ibunya Tantilah yang sudah membunuh Kakek Duloh, saya jadi tak sabar menunggu esok pagi.

 

  

 

BAGIAN 6.

            Suara tembakan, teriakan, kaca pecah terdengar samapai ke tempat kami, bising sekali. "Ada apa ini?" kata Kosasih. dia bergegas menuju penutup besi lalu membukanya.

            "Diluar sedang ada kerusuhan Kun."

            Kosasih takut sekali, setelah dia melihat keadaan di atas yang dilakukanya cuma mondar-mandir sambil menggerutu. "Sial, Kenapa Om Kus lama sekali?" keluhnya. "Kun, kita tidak bisa disini saja. Kita harus keluar."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun