Mohon tunggu...
SedotanBekas
SedotanBekas Mohon Tunggu... Administrasi - ponakannya DonaldTrump

Saya adalah RENKARNASI dari Power Ranger Pink

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Monumen Kela(M)in

17 April 2022   05:24 Diperbarui: 17 April 2022   06:03 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Berhasil, Kosasih akhirnya memimpikan yang Haji Idang mau. dia bilang bahwa dia bermimpi tanah milik Haji Idang mengandung minyak yang sangat banyak. Akan ada orang-orang dari Jakarta yang datang dan membeli tanah dengan harga mahal.

            Berselang seminggu dari mimpi Kosasih, orang-orang dari Jakarta datang, mereka membawa peralatan yang banyak, menemui Haji Idang untuk mau menjual tanahnya dan tanpa pikir panjang Haji Idang memasang harga tinggi. Tak jadi masalah kata orang dari Jakarta, dia bilang berapapun akan kami bayar. Kesepakatan dibuat, sebuah kilang minyak baru akan dibangun di Purwadadi -- Subang.

            Haji Idang menjadi semakin kaya, toko kelontongnya semakin besar dan uang hasil penjualan tanah dia belikan mobil, merenovasi rumah juga memborong perhiasan tapi bukan untuk istrinya melainkan untuk Suebah sebab tak lama setelah kematian Kakek Duloh, dia dan istrinya bercerai. Anak-anaknya ikut bersama ibunya, katanya pulang ke Sumedang. Dan tak lama dari situ juga Haji Idang resmi mengawini Suebah.

            Pernikahan itu di tentang oleh Tanti, dia pernah bercerita pada Kosasih seperti ini :

            "Sebenarnya aku tidak suka ibuku kawin lagi, apalagi sama Haji Idang yang sudah tua. Aku malu, banyak orang bilang kalau ibuku hanya mengincar hartanya saja." kata Tanti kesal. "Aku malu."

            Kosasih diam, dia tahu Tanti tak suka Haji Idang tapi untuk Kosasih itu lain hal karena baginya Haji Idang sudah seperti pengganti Kakek Duloh, dia baik, suka membelikan hadiah bahkan membelikan motor model terbaru, takut dosa jika ikut menjelek-jelekannya.

            "Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja." rayu Kosasih menghibur. "Kita main ke daerah Cijoget, minum es kelapa dibawah pohon karet dan jati."

            "Kamu memang selalu bisa bikin aku tak bisa nolak," kata Tanti. "Ayok."

            Saudara, menjadi manusia lebih sulit ketimbang menjadi anjing karena banyak aturannya, contohnya anjing boleh kawin dengan saudara kandungnya tapi manusia tidak boleh jangankan saudara kandung, mengawini yang sepersusuan dengannya pun tidak boleh. contohnya Kosasih, waktu kecil dia sepersusuan dengan Tanti maka Kosasih tidak boleh kawin dengan Tanti, kasihan. Padahal perlu saudara ketahui sebenarnya mereka saling jatuh cinta. saya pernah melihat mereka berciuman malam-malam di atas bale, tapi setelahnya Tanti bilang "Kita itu tidak akan berhasil, kita saudara sepersusuan jadi tidak boleh menjalin hubungan." Kemudian mereka saling diam dan tak lama Tanti masuk rumah meninggalkan Kosasih sendirian.

            Bolehlah saya menyamakan kisah cinta mereka seperti kisah cinta di film yang saya tonton. mereka serupa "Dilan dan Milea" dalam hal romantis tapi tragis karena tak bisa bersatu. Jika saya boleh memilih, lebih baik saya melihat Kosasih dan Tanti yang kawin ketimbang Haji Idang dan Suebah, mereka tidak cocok, yang satu tua yang satu masih muda, Suebah masih kencang sedang Haji Idang keriput. Saya rasa mereka berseberangan dalam banyak hal kecuali dalam kejahatan, mereka licik, mereka yang membunuh Kakek Duloh. Bila orang lain menjadikan cinta sebagai dorongan untuk melengkapi kekurangan satu dan yang lain tapi mereka menjadikan cinta sebagai dasar berbuat jahat.

            Mereka sudah hidup bersama sejak bayi, masuk sekolah bersama bahkan sampai mereka beranjak dewasa tetap bersekolah di tempat yang sama, tidak terpisah. Saya berterima kasih pada Tanti karena sudah banyak memberi waktu pada Kosasih agar tidak kesepian. Sejujurnya meski saya selalu bersama Kosasih tapi saya ini anjing, saya tidak bisa bahasa manusia jadi kalau untuk sekedar mendengar cerita saya bisa tapi untuk mengingatkan saya tidak bisa, disinilah Tanti punya peran penting. Manusia itu kan suka lupa, ya sama halnya Kosasih, kadang dia lupa diri. Pernah ketika Haji Idang membelikan motor baru dia sibuk dengan motornya, pergi pagi pulang malam, sehari-hari yang di urus cuma itu-itu saja tapi Tanti menyadarkan, katanya "Ada motor aku dilupakan." Kosasih tak enak hati lalu mengurangi kegiatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun