"Baik pak, terima kasih sudah mengingatkan. Sementara itu saja dulu yang saya tanyakan mengingat kondisi bapak-bapak sepertinya lelah dan butuh istrahat. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kesediaan waktunya."
"Sama-sama mba Najila, nanti kalau sudah ada hasil penyelidikan saya langsung beritahu."
"Lala, meskipun kami lelah tapi jika rakyat membutuhkan kami sekarang, kami siap." Ucap Haji Roni, yakin.
"Terima kasih pak Bambang dan juga Haji Roni. Luar biasa sekali semangatnya untuk rakyat. Pemirsa demikianlah yang bisa saya sampaikan, saya Najila Sahwani sampai berjumpa pada kesempatan berikutnya.
      "BRAAAK" pintu kamar didorong keras, Om Kus muncul membawa kantong belanja dengan napas tersengal-sengal.Â
      "Adik harus pergi sekarang." Katanya, "Ketua partai tahu kalau kekacauan ini ulah adik, karena mimpi adik. Mereka tahu cuma adik yang bisa berbuat semacam ini dalam waktu singkat."
      Om Kus mengambil tas berisi pakaian ganti Kosasih yang ada di lemari lalu memasukan juga beberapa roti dan air kemasan ke dalamnya.
      "Adik pakai ini!" dia mengeluarkan masker dan topi dari kantong belanja yang dibawanya dan memberi beberapa lembar uang.
      "Adik, Ibu Kanjeng menyuruh anak buahnya menjemput adik, dia marah sekali dan sungguh itu tidak baik. Sekarang adik pergi dari sini sebelum mereka datang. Adik turun lewat tangga darurat saja."
      Kosasih diam, menatap Om Kus lamat-lamat lalu memeluknyaÂ
      "Terima kasih om."