Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi, yang selama ini bekerja dengan gigih untuk mendukung transparansi pemerintahan, merasa khawatir. "Jika situasi ini terus berlarut-larut, kita akan menghadapi krisis sosial yang lebih besar," kata Andi kepada Rina setelah menghadiri diskusi panel tentang masa depan politik Indonesia.

"Kita harus memikirkan langkah untuk menjembatani dua kutub ini," ujar Rina. "Ini sudah bukan lagi sekadar perseteruan politik. Rakyat semakin terbelah."

Andi mengangguk. "Kita perlu memperkuat narasi bahwa ini bukan tentang Yono sebagai individu, tapi tentang masa depan demokrasi Indonesia. Kita perlu mengajak masyarakat untuk fokus pada isu-isu penting: penegakan hukum, keadilan sosial, dan pemberantasan korupsi."

Namun, ancaman terbesar belum terlihat. Hendra, yang merasa terpojok dengan bukti-bukti baru yang diajukan oleh Yono, berencana melakukan langkah terakhir yang lebih ekstrem. Ia bertemu dengan sekelompok pengusaha yang terlibat dalam jaringan korupsi yang sama.

"Kita perlu menghentikan Yono dengan cara apa pun," kata Hendra dengan nada tegas. "Jika kita biarkan dia melanjutkan, dia akan menghancurkan semuanya---termasuk kita."

Para pengusaha yang hadir saling bertukar pandang, sadar bahwa langkah Hendra akan membawa risiko besar. Tapi mereka juga tahu bahwa Yono mulai mengancam kepentingan mereka secara langsung. "Apa rencanamu?" tanya salah satu dari mereka.

"Kita akan memainkan isu keamanan nasional," jawab Hendra. "Kita akan menciptakan situasi di mana Yono terlihat sebagai ancaman bagi stabilitas negara. Jika kita berhasil, tidak akan ada yang mempercayainya lagi."

Rencana itu mulai digulirkan dengan hati-hati. Mereka merencanakan untuk memicu konflik yang lebih besar di tengah masyarakat, dengan harapan dapat memancing tindakan berlebihan dari pemerintah Yono.

Di tengah gejolak politik yang semakin memanas, Yono sadar bahwa ia menghadapi bahaya yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Serangan dari Hendra tidak hanya datang melalui jalur politik dan media, tetapi juga mulai menyentuh aspek-aspek yang lebih fundamental---stabilitas negara dan keamanan nasional.

"Kita harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk," ujar Yono kepada Budi dan Rina. "Mereka akan melakukan apa pun untuk menggagalkan kita."

Dengan tekad yang semakin kuat, Yono berjanji untuk melindungi negara dari ancaman internal yang semakin mendekat. Pertarungan ini bukan lagi sekadar perseteruan politik; ini adalah pertempuran untuk menjaga kebenaran, keadilan, dan masa depan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun