Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yono: Rekaman Kesalahan Seorang Presiden

6 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 15: Siasat dalam Gelap

Keesokan harinya, Yono memanggil tim kepercayaannya untuk mengadakan rapat mendesak. Ia duduk di ujung meja, wajahnya terlihat serius. "Kita tidak bisa hanya bertahan. Kita perlu mengambil langkah proaktif untuk melindungi pemerintahan ini dari ancaman yang ada," katanya, suaranya tegas.

Budi, kepala staf, mengangguk. "Kami harus segera mencari tahu siapa di antara kita yang tidak setia. Kita bisa mulai dengan mengecek setiap pertemuan dan komunikasi di antara anggota tim kita. Kita perlu menjaga kerahasiaan dalam setiap langkah yang kita ambil."

"Setuju," tambah Rina, seorang penasihat media. "Selain itu, kita perlu mengumumkan program-program baru yang akan kita lakukan. Masyarakat perlu melihat kita sebagai pemimpin yang responsif, bukan hanya sebagai penguasa yang terancam."

Yono mengangguk. "Saya ingin semua anggota tim berpartisipasi dalam mengembangkan program ini. Kita harus membuka dialog dengan rakyat, mendengarkan kebutuhan mereka, dan memberikan solusi nyata."

Di sisi lain, Hendra dan rekan-rekannya terus merencanakan langkah untuk menjatuhkan Yono. Mereka berkumpul di sebuah ruangan kecil, membahas strategi mereka dengan suara rendah. "Kita perlu mempercepat rencana kita. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi," ujar Hendra, menatap wajah-wajah tegang di sekelilingnya.

"Bagaimana jika kita mengaitkan Yono dengan skandal yang lebih besar?" saran salah satu rekannya. "Kita bisa menyebarkan informasi bahwa dia terlibat dalam korupsi internasional. Itu bisa merusak reputasinya secara permanen."

"Setuju! Kita harus mencari bukti-bukti yang bisa mendukung klaim ini. Jika kita bisa memprovokasi opini publik, maka kita bisa mempengaruhi hasil pemilu berikutnya," Hendra menjawab dengan semangat.

Sementara itu, Andi dan Rina terus berusaha meningkatkan kesadaran publik. Mereka mengadakan seminar tentang transparansi pemerintahan dan pentingnya pengawasan masyarakat. Di hadapan ratusan peserta, Andi berbicara dengan penuh semangat.

"Kita harus menjadi bagian dari proses politik. Kita tidak boleh menyerah pada ketidakadilan! Keterlibatan kita dalam pengawasan pemerintah adalah kunci untuk mendorong perubahan yang kita inginkan," katanya, disambut tepuk tangan dari audiens.

Rina menambahkan, "Ingatlah, perubahan tidak terjadi dengan sendirinya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar pemerintah tetap akuntabel."

Setelah seminar, Andi dan Rina berbincang dengan beberapa peserta yang bersemangat. Mereka menyebarkan informasi dan mengajak orang-orang untuk ikut serta dalam diskusi publik yang akan datang. Mereka berharap bisa membangun gerakan yang lebih besar untuk mengawasi tindakan pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun