Mohon tunggu...
Agustina Anggraini
Agustina Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis artikel, cerpen, dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar Merah Berdarah: Ruang Obrolan 001

4 Juni 2023   20:39 Diperbarui: 4 Juni 2023   21:10 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat itu, ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Ren melihatnya dari orang tak dikenal yang tampaknya mengundangnya ke sebuah ruang obrolan.

Merasa penasaran, Ren memeriksa pesan itu beberapa kali dan mencium sesuatu yang berbahaya. Akan tetapi, dia tidak segera menghapus pesan tersebut dan tetap menyimpannya, kalau-kalau dibutuhkan suatu hari, mungkin dia bisa melaporkannya ke pihak berwenang?

Ngomong-ngomong, mengapa dia diundang ke ruang obrolan aneh dengan kode 001?!

Ren tidak cukup bodoh untuk mengikuti ruang obrolan tersebut dan membahayakan dirinya sendiri, tetapi bukan berarti dia akan membiarkannya begitu saja.

Dia berencana menunjukannya ke anggota Ethereal Cafe. Mungkin saja mereka mengetahui tentang ruang obrolan ini karena dia mengira mereka setidaknya memiliki beberapa hal rahasia. Itu juga karena dia mengenal Anggie, yang terakhir itu cukup aneh jadi bukan tidak mungkin kalau Anggie mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.

***

Nadila dan Irin menerima pesan anonim di email mereka yang mengundang mereka untuk bergabung dengan sebuah ruang obrolan berkode 001. Mereka menerimanya kemarin malam dan membagikan informasi ini ke teman-teman Ethereal Cafe yang kebetulan berkumpul untuk menyiapkan acara pemakaman pemimpin grub mereka.

"Jadi, apa kalian setuju untuk bergabung?" Herlina menanyakan pertanyaan kritis dengan khawatir.

"Tentu tidak, aku tahu itu tampaknya berbahaya dan meragukan," jawab Nadila diiringi anggukan Irin.

Herlina mengingat apa yang diberitahukan oleh Zoey kepada mereka tempo hari. Saat itu, Nadila dan Irin kebetulan tidak ada di sekitar karena mereka sedang sibuk pada pekerjaan lembur, jadi dia memberitahu mereka hal ini sekarang.

"Ruang obrolan itu ternyata sangat berbahaya, syukurlah aku tidak bergabung!" seru Nadila dengan lega setelah mendengar penjelasan Herlina.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun