Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lho.. jangan dunk!”

“Beneran Mbak.. ini gratis.. hari ini hari terakhir saya jualan.. Besok sudah bukan saya lagi yang berkeliling di Boyolali, tapi tetangga-tetangga saya..Saya berniat untuk melanjutkan studi.”

Irfan yang ada di dalam mobil kaget. Dia tidak tahu kalau Edellia mengubah niatnya dan menerima bantuan dari kakeknya. Padahal dulu Edellia ngotot tidak mau.

“OO… begitu yah? Tapi…Bener nih nggak apa-apa?”

“Iya.. bener dech..”

Tepat saat itu ponsel Meta bordering karena ada sms. Meta merogoh ponselnya di tas sehingga tidak bisa melihat wajah Edellia saat gadis itu berkata, “semoga bahagia….”

Yang dilihat bukanlah Meta melainkan seseorang di dalam mobil yang kacanya dalam keadaan terbuka.

“Semoga bahagia..” Mata Edellia dan Irfan bertatapan selama tiga detik.

“Apa Mbak?”

“Semoga bahagia Mbak..”

“Eh.. apa’an sih?” Meta tidak mengerti.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun