Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lha iya tho…. Oh iya…. Sebenarnya hari ini Mbah mau ngomong sesuatu lho sama kamu.” Kakek tua di depan Edellia berkata ragu-ragu.

“Apa itu Mbah?” Edell menatap Kakek tua dengan penuh tanda tanya.

“Kamu… mau ngelanjutin pendidikan lagi kan?”

“Iya… Mbah..”

“Mbah bisa bantu kamu membiayai kuliah kamu.. Nanti kalau sudah lulus dan bekerja kamu bisa mencicil uang yang Mbah keluarkan. Mbah merasa tergugah melihat kegigihan kamu selama ini, Nduk,” kata Kakek tua itu. Matanya tampak serius, namun tetap teduh.

“Mbah.. saya …saya jadi bingung mendengar Mbah berkata seperti itu…”

“Kamu ndak percaya?”

“Percaya…tapi….”

“Percaya atau tidak?”

“Tidak, Mbah.”

“Tapi Mbah nggak berbohong. Mumpung keinginan untuk melanjutkan studi itu masih besar.. kamu sebaiknya segera melaksanakan niat kamu itu.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun