“Lho.. jangan dunk!”
“Beneran Mbak.. ini gratis.. hari ini hari terakhir saya jualan.. Besok sudah bukan saya lagi yang berkeliling di Boyolali, tapi tetangga-tetangga saya..Saya berniat untuk melanjutkan studi.”
Irfan yang ada di dalam mobil kaget. Dia tidak tahu kalau Edellia mengubah niatnya dan menerima bantuan dari kakeknya. Padahal dulu Edellia ngotot tidak mau.
“OO… begitu yah? Tapi…Bener nih nggak apa-apa?”
“Iya.. bener dech..”
Tepat saat itu ponsel Meta bordering karena ada sms. Meta merogoh ponselnya di tas sehingga tidak bisa melihat wajah Edellia saat gadis itu berkata, “semoga bahagia….”
Yang dilihat bukanlah Meta melainkan seseorang di dalam mobil yang kacanya dalam keadaan terbuka.
“Semoga bahagia..” Mata Edellia dan Irfan bertatapan selama tiga detik.
“Apa Mbak?”
“Semoga bahagia Mbak..”
“Eh.. apa’an sih?” Meta tidak mengerti.