Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ooo… bagus itu. Kalau kuliah memangnya kamu mau ambil jurusan apa, Nduk?”

“Pertanian, Mbah.”

“Ooo…ngono tho? Kok bisa tho? Sekarang ini anak-anak itu sukanya kan jurusan yang dianggap keren. Hukum, Psokologi, Kedokteran, ya semacemnya itu tho, Nduk. Bukannya Mbah mau menjelekkan jurusan yang ingin kamu ambil itu lho ya,” kata Kakek tua dengan nada halus.

“Iya, Mbah.. Soalnya Indonesia itu kan Negara agraris. Makannya saya ingin ikut memajukan pertanian yang sampai sekarang belum memihak para petani, termasuk bapak saya yang hanya bisa jadi buruh. Tenaga yang keluar banyak, tapi perut lapar terus Mbah.. Orang-orang bisanya menghina bapak saya itu.”

“Ooo..ngono tho.. yo bagus itu. Dulunya Mbah ini juga petani lho. Karena sudah ndak kuat saja, makannya tidak menggarap sawah lagi.”

“Iya tho, Mbah?”

“Iyo tho yo.”

“Yo wis, sing sabar yo, Nduk. Kalau memang ada keinginan, pasti ada jalan. Kamu pasti bisa memajukan pertanian Indonesia. Boyolali, khususnya.”

“Nggih, Mbah. Wah.. sudah jam segini Mbah. Saya harus keliling lagi. Kalau ndak bisa nggak habis ini jamu saya.” Edell berdiri dan mulai menggendong jamunya kembali.

“Eh, berapa, Nduk? Lupa belum bayar dari tadi.”

“Lima ribu Mbah.” Edell menyebutkan harganya. Harga jamu tahun 2017 sudah agak lebih mahal daripada tahun-tahun sebelumnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun