Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya kuliah di Jogja.” Meta meminum jamunya pelan-pelan. “Enak ya Mbak jamunya.. sudah berapa tahun ya saya nggak minum jamu,’ komentar Meta.

“Syukur Mbak kalau enak. Kuliah apa Mbak?”

“Kedokteran.”

“Ooo… keren ya.. nanti bisa seperti orang tuanya pacar Mbak itu ya..” kata Edellia.

“Lho kok kamu tahu kalau orang tua pacar saya itu dokter?”

“Siapa sih yang nggak tahu Mbak.. dokter spesialis handal begitu siapapun juga tahu. Apalagi saya tukang jamu yang sering ngobrol sama pembantu-pembantu. Hehehe.”

“mbaknya lulusan apa?”

“SMA, Mbak.”

“Ooo..” Hanya itu yang keluar dari mulut Meta. Karena jamunya sudah habis Meta memberikan gelasnya pada Edellia.

“Berapa, Mbak?”

“Gratis aja, Mbak..”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun