Mohon tunggu...
yeni purnama
yeni purnama Mohon Tunggu... -

apa nich

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjual Jamu Gendong Terakhir

18 April 2011   09:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nglembur opo Jeng?”

“Iyaa…lembur di kantor melulu.. Kayak nggak ada capeknya… Ck.ck.ck… jadinya saya  jadi nggak capek.”

“Hahahaha.”

“Eh.. Jeng Titik ini malah ketawa tuh gimana tho?”

“Eh, map Jeng… ya sudah sing sabar ya Jeng.. suami Jeng Shinta ini kan kerja juga buat sampean juga.”

“Iya juga sih Jeng, tapi pokoknya saya tetap nggak suka sama Penjual Jamu yang serba ijo itu. Saya akan berusaha agar suami saya nggak ketagihan jamu lagi.”

Begitulah. Reputasi Edellia sebagai penjual jamu termuda di Boyolali menjadi buah bibir. Terutama di kalangan Ibu-ibu rumah tangga dan pekerja-pekerja rumah tangga. Ada yang sebel ada pula yang suka. Namun, Edell tetap menegakkan wajahnya meskipun dia kadang mendengar perkataan sinis yang ditujukan padanya. Tiap hari dia menjajakan jamu tanpa lelah. Dia sudah senang melihat adik-adiknya sekolah dan bermain dengan gembira. Dikesampingkannya segala keinginan yang ada di dalam hatinya.

Semenjak pertemuannya dengan seorang kakek di bawah pohon beringin itu, Edell selalu kesana dan Kakek itu selalu membeli segelas brotowali.

“Wah.. hari ini kayaknya seneng banget kamu Nduk. Ada apa?” tanya Kakek tua yang tidak pernah Edell ketahui namanya.

“Iya Mbah… dua hari lagi saya mau ketemu sama… sama… pacar saya… hehehe.” Saat mengucapkan kata ‘pacar’ rasanya Edell merasa sedikit malu.

“Oo…wah…seneng ya… Pacar kamu sudah kerja apa masih sekolah?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun