Ciri utama: Bayi menunjukkan respons emosional terhadap distress (kesusahan) orang lain, tetapi mereka tidak dapat membedakan antara emosi orang lain dan emosi mereka sendiri.
Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis, meskipun mereka tidak memahami bahwa distress tersebut berasal dari orang lain.
2. Empati Egosientris (1--2 tahun)
Ciri utama: Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosi mereka sendiri, tetapi mereka masih melihat situasi dari sudut pandang mereka sendiri.
Contoh: Anak mencoba menghibur orang lain yang sedih dengan memberikan mainan favorit mereka, berpikir bahwa apa yang membuat mereka bahagia juga akan membuat orang lain bahagia.
3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2--3 tahun)
Ciri utama: Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang unik dan berbeda, serta mulai mencoba membantu orang lain berdasarkan pemahaman tersebut.
Contoh: Anak menunjukkan perhatian lebih spesifik, seperti memeluk teman yang menangis untuk menghiburnya.
4. Empati untuk Kondisi Hidup Orang Lain (Usia 5 tahun ke atas)
Ciri utama: Anak mulai memahami bahwa empati tidak hanya melibatkan emosi sesaat tetapi juga melibatkan pemahaman tentang kondisi hidup orang lain. Mereka dapat merasa empati terhadap orang yang mengalami kesulitan jangka panjang, seperti kemiskinan atau penyakit kronis.
Contoh: Anak merasa prihatin terhadap orang miskin setelah mendengar cerita tentang mereka dan ingin membantu, meskipun tidak melihat kesusahan itu secara langsung.