Dukungan emosional: Lingkungan keluarga yang hangat dan budaya yang menekankan empati membantu anak mengembangkan pengelolaan emosi yang sehat.
Interaksi sosial: Eksposur terhadap beragam hubungan sosial di lingkungan dan budaya memperkaya keterampilan sosial.
Dampak Negatif:
Lingkungan berisiko: Kemiskinan, konflik, atau diskriminasi dapat menghambat perkembangan emosional dan sosial.
Norma budaya yang ketat: Norma yang terlalu kaku dapat membatasi ekspresi emosi atau interaksi sosial.
Lingkungan dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan sosial-emosional individu. Interaksi yang sehat antara faktor lingkungan (keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat) dan budaya (nilai, norma, tradisi) membantu menciptakan individu yang mampu mengelola emosinya dengan baik, membangun hubungan yang positif, dan menjalani kehidupan sosial yang seimbang.
.)Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional merujuk pada masalah atau kesulitan yang dihadapi individu dalam mengelola emosi, berinteraksi dengan orang lain, atau membangun hubungan yang sehat. Gangguan ini dapat muncul akibat berbagai faktor, seperti masalah genetik, trauma, pengasuhan yang tidak memadai, atau pengaruh lingkungan sosial yang buruk. Berikut adalah beberapa gangguan utama yang dapat terjadi dalam perkembangan sosial-emosional:
1. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
Ciri-ciri:
Ketakutan atau kecemasan yang berlebihan terhadap interaksi sosial atau penilaian negatif dari orang lain.
Individu merasa cemas saat berada di situasi sosial, seperti berbicara di depan umum atau berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.