a. Keluarga
Keluarga sebagai dasar perkembangan:
Anak pertama kali belajar tentang hubungan sosial, pengelolaan emosi, dan norma dari keluarga. Pengasuhan yang penuh kasih sayang dan konsistensi dapat membangun rasa aman dan percaya diri.
Gaya pengasuhan:
Gaya pengasuhan otoritatif (hangat tetapi tegas) cenderung menghasilkan anak yang memiliki kontrol emosi yang baik dan mampu membangun hubungan positif.
Sebaliknya, gaya otoriter atau permisif dapat menghambat perkembangan sosial-emosional.
b. Sekolah
Interaksi sosial di sekolah:
Anak belajar keterampilan sosial seperti kerja sama, empati, dan pengelolaan konflik melalui hubungan dengan guru dan teman sebaya.
Lingkungan yang mendukung:
Sekolah yang mendorong inklusi, penghargaan, dan toleransi membantu perkembangan sosial-emosional yang sehat.