Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Elegi di Batas Waktu

17 Oktober 2024   12:26 Diperbarui: 30 November 2024   09:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, seiring waktu yang terus berjalan, kenyataan pahit mulai menghampiri.

Dengan senyum tipis, Alea menutup matanya perlahan. Ruangan itu diselimuti keheningan yang damai, meski hati Mikael terasa hancur. Ia tahu Alea telah pergi, namun cinta mereka akan selalu hidup dalam ingatannya.

Keesokan harinya, dengan hati yang berat, Mikael membantu keluarga Alea mengurus pemakaman. Meskipun masih merasakan duka yang mendalam, ia berusaha tegar.

Pemakaman Alea berlangsung dalam suasana yang menyayat hati. Langit mendung seolah turut berduka, rintik hujan turun perlahan membasahi tanah.

Mikael berdiri terpaku di depan peti Alea, tangannya menggenggam erat sebuket mawar merah, bunga kesukaan Alea.

Saat peti itu diturunkan ke liang lahat, Mikael merasakan sebagian dirinya ikut terkubur. Ia meletakkan buket bunga itu di atas gundukan tanah yang masih basah.

Dengan suara bergetar, ia berbisik lirih, “Selamat jalan, Lea. Aku akan selalu ada untukmu.”

Hari-hari setelah kepergian Alea terasa berat bagi Mikael. Setiap kenangan yang pernah mereka bagi kini terasa menyakitkan. Namun, di tengah kesedihannya, Mikael teringat janji yang ia buat pada Alea.

“Aku akan terus hidup untukmu, Lea,” bisiknya suatu malam, menatap foto mereka berdua. “Aku akan wujudkan mimpi-mimpi kita.”

Perlahan tapi pasti, Mikael mulai bangkit. Ia berusaha mencapai banyak hal, seperti yang selalu diharapkan Alea. Di tengah kesibukannya, ia juga mulai mengembangkan bakat fotografinya, mengabadikan momen-momen indah yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.

Suatu hari, saat memotret di taman kota, Mikael membantu seorang anak mengambil balonnya yang tersangkut. Senyum lebar anak itu mengingatkannya pada Alea, dan untuk pertama kalinya, Mikael merasa hidupnya kembali memiliki tujuan. Momen itu mengingatkannya akan keinginan terakhir Alea, memotivasi dirinya untuk meneruskan hidup dengan semangat baru.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun