Beberapa bulan setelah proyek taman komunitas, Mikael dan Alea merasa hubungan mereka semakin erat. Mereka menyadari bahwa berbagi pengalaman dan bekerja sama dalam hal-hal kecil maupun besar telah membawa mereka ke tingkat kedekatan yang baru.
Untuk merayakan ini, Alea mengusulkan sebuah ide, yaitu melakukan perjalanan akhir pekan ke sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah.
Mereka berangkat pada Sabtu pagi, membawa perlengkapan pendakian untuk menjelajahi tempat baru. Perjalanan menuju desa itu menawarkan pemandangan yang memukau, hutan hijau, sungai yang mengalir deras, dan pegunungan yang menjulang tinggi di kejauhan.
Setibanya di desa, mereka disambut oleh suasana yang tenang dan udara yang segar. Setelah perjalanan yang melelahkan, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Mereka duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati makanan yang mereka bawa, meresapi keindahan alam di sekitar mereka.
Setelah beristirahat sejenak di penginapan kecil yang nyaman, mereka memutuskan untuk memulai petualangan mereka dengan mendaki salah satu jalur yang terkenal.
Selama pendakian, Mikael dan Alea berbincang tentang banyak hal, mulai dari impian masa depan hingga kenangan yang telah mereka jalani bersama. Mereka saling mendukung ketika medan menjadi sedikit menantang, dan sesekali berhenti untuk menikmati pemandangan yang luar biasa.
Di puncak jalur, mereka menemukan tempat yang sempurna untuk beristirahat. Sebuah tebing kecil yang menawarkan pemandangan lembah di bawah, dengan hamparan pepohonan dan aliran sungai yang berkilauan di bawah sinar matahari.
Alea mengeluarkan botol berisi teh hangat yang dibawanya, dan mereka duduk berdampingan, menikmati momen itu.
“Terima kasih sudah selalu ada di sampingku, El,” ucap Alea dengan tulus.
Mikael tersenyum, menatap Alea dengan penuh kasih.
“Aku yang harusnya berterima kasih, Lea. Kita udah ngelaluin banyak hal bareng, dan aku gabisa ngebayangin ngelakuin semua ini tanpamu,” ucap Mikael.