Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Elegi di Batas Waktu

17 Oktober 2024   12:26 Diperbarui: 30 November 2024   09:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Dok?” tanya Mikael dengan nada tegas, menunjukkan tekadnya untuk membantu Alea.

“Ia butuh banyak istirahat dan sebaiknya tidak melakukan aktivitas berat selama sebulan ke depan,” jawab dokter dengan tenang.

Setelah mendengar penjelasan dokter, Mikael dan Alea meninggalkan klinik dengan perasaan campur aduk. Mikael bertekad untuk mendukung Alea setiap langkahnya, sementara Alea berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapi tantangan ini.

“Kamu bisa ngelaluin ini, Lea. Aku di sini buat kamu,” ucap Mikael sambil merangkul Alea erat.

Alea tersenyum lemah, merasa bersyukur memiliki Mikael di sisinya. “Aku tau itu, El. Makasih udah selalu ada.”

Mereka mulai menyesuaikan gaya hidup, memastikan Alea mendapatkan perawatan dan istirahat yang cukup. Meskipun harus mengurangi beberapa aktivitas, termasuk kunjungan ke panti asuhan, mereka tetap berusaha menjaga semangat dan harapan.

Selama masa perawatan, Mikael menjadi pilar kekuatan bagi Alea. Ia memastikan Alea merasa dicintai dan didukung, mengingatkan Alea bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Hari-hari berlalu dengan penuh tantangan, tetapi juga dengan momen-momen kecil kebahagiaan. Mikael dan Alea belajar untuk menghargai setiap saat yang mereka miliki bersama, bahkan ketika situasi terasa sulit. Mereka tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir, dan masih banyak yang harus mereka hadapi.

Pada suatu sore, kondisi Alea semakin memburuk yang mengharuskan ia melakukan perawatan di rumah sakit. Mikael setia menemaninya, selalu berada di sisinya sambil membawa buku-buku kesayangan dan kamera Alea ke rumah sakit, berharap bisa memberinya sedikit kebahagiaan di tengah perjuangannya.

“El, coba liat foto ini,” ucap Alea suatu sore, saat ia terbaring di kasur rumah sakit, sembari menunjukkan sebuah gambar di kamera digitalnya.

Mikael mendekat untuk melihat layar kamera lebih jelas. “Ini... foto kita di pantai yang itu ya?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun