Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, terbukti cukup ampuh dalam mengaktifkan siswa sehingga dapat berubah pola teacher centered ke student centetered. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang diterapkan baik dalam hal perencanaan, implementasi maupun evaluasi. Dalam proses perencanaan hasil sharing pendapat dengan rekan peneliti lain dan hasil observasi pada pembelajaran sebelumnya telah menjadi masukan yang sangat berarti dalam penyusunan perencanaan, sehingga dapat diambil tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran. Dalam proses implementasi atau pelaksanaan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Pertama, setiap kelompok adalah perpaduan antar anggota yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuan akademik. Kedua, pemberian tugas yang lebih efektif yang disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana yang tersedia. Ketiga, kemampuan guru yang berhasil memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator dan evaluator.
Aspek-aspek keberhasilan siswa
Aspek-aspek keberhasilan siswa sebagai akibat dari penggunaan cooperative learning, dapat ditinjau dari aspek keaktifan, motivasi dan hasil belajar. Ditinjau dari kreatifitas siswa, proses pembelajaran dengan cooperative learning telah mampu mengaktifkan sebagian besar siswa dalam belajar, sehingga siswa yang aktif dalam belajar bukan hanya milik siswa yang secara akademik tinggi, akan tetapi juga berhasil mengaktifkan siswa yang sebelumnya malas atau minder untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.
Dilihat dari aspek motivasi, model pembelajaran cooperative learning, telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mau mencari atau menanyakan jawaban dari permasalahan yang dihadapi kepada teman sekelompoknya. Motivasi tinggi juga dapat dilihat dari meningkatnya rasa keingintahuan mereka terhadap permasalahan, sehingga kadang-kadang mereka kalau tidak puas bertanya di kelas, diluar kelas menanyakan kembali karena rasa penasaran terhadap fenomena geografis yang ada. Ditinjau dari aspek pretasi dan kreatifitas siswa, model pembelajaran cooperative learning, telah mampu meningkatkan hasil tes belajar siswa untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal dibandingkan dengan hasil tes dengan model pembelajaran sebelumnya yang banyak dari siswa tidak mendapatkan nilai tuntas. Selain itu kreatifitas siswa juga muncul dengan menghasilkan beberapa hasil kreatifitas yang dapat dijadikan media pembelajaran, baik berbentuk peta persebaran flora dan fauna maupun bentuk kreatiftas lain yang dapat membantu mereka mempermudah dalam mengidentifikasi persebaran flora dan fauna. Aspek lain yang dihasilkan dari pembelajaran cooperative learning ini adalah prinsip getting better together yang memunculakn rasa kebersamaan, kekompakan rasa saling menghargai dengan berbagai perbedaan yang ada, dengan tetap bersaing secara sehat baik secara individu atau kelompok.
BAB Â V
PENUTUP
Â
Â
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan penelitian seperti yang telah diungkapkan di muka secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini berhasil mencapai tujuan penelitian yaitu dapat meningkatkan motifasi dan partisipasi siswa dalam belajar geografi.
Keberhasilan ini tercermin dari hasil evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi proses ditunjukkan dengan meningkatkannya prestasi belajar yang semua telah mencapai tuntas berdasarkan kriteria yang ditentukan, evaluasi hasil juga telah berhasil menghasilkan salah satu bentuk hasil kreatifitas sederhana yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran.