Mohon tunggu...
Rodiah
Rodiah Mohon Tunggu... Guru - Guru

SAYA ADALAH GURU GEOGRAFI DI SEKOLA SMAN 18 BEKASI, MINTA SAYA MEMBACA, MENULIS DAN ILMU LAINNYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi Belajar Siswa Serta Kreativitas di SMA Negeri 18 Bekasi

12 Desember 2022   13:39 Diperbarui: 12 Desember 2022   14:16 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JUDUL : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi Belajar Siswa Serta Kreativitas di SMA Negeri 18 Bekasi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelajaran geografi merupakan rumpun pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama ini ada semacam anggapan bahwa belajar IPS termasuk geografi identik dengan hapalan, sehingga membosankan bagi siswa, apalagi dewasa ini siswa hanya menganggap bahwa mata pelajaran rumpun IPS kurang penting dibandingkan dengan rumpun IPA. Hal ini menyebabkan motivasi untuk belajarpun menjadi rendah.

Situasi diatas membuat seorang guru seringkali tidak bersemangat mengajar karena melihat anak didiknya tidak mau belajar dan ternyata masalahnya adalah anak didik tidak memiliki motivasi atau daya penggerak dalam belajar. Menghadapi situasi yang demikian, guru yang propesional harus menyadari bahwa semangat dan gairah belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh anak didik itu sendiri, akan tetapi dirinya juga harus ikut berperan sebagai motivator.

Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dengan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, yang ada akhirnya siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini seiring dengan pergeseran paradigma pendidikan yang berubah dari pola  teaching (mengajar) ke learning (belajar).

Oleh karena itu seorang guru sebagai pendidik perlu memiliki berbagai metodologi mengajar, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung  pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak  maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik maupun gaya hidupnya

Rendahnya motivasi dan partisifasi belajar dirasakan di SMA negeri 18 Bekasi. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari indikasi adanya beberapa orang siswa yang tidak serius sewaktu mendengarkan penjelasan guru seperti membuat tulisan-tulisan yang tidak berkaitan dengan materi pelajaran, berbisik-bisik dengan temannya atau bahkan kelihatan mengantuk. Perilaku tersebut tentunya berakibat pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Geografi, sehingga prestasinyapun menjadi rendah.

Kondisi tersebut salah satunya mungkin disebabkan oleh metode  mengajar yang digunakan oleh guru, atau kurangnya media pembelajaran dan kurangnya guru dalam mengembangkan bahan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah, dengan diselingi tanya jawab yang minim, sehingga hal ini membuat siswa cepat bosan dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi demikian akan teratasi manakala guru berupaya untuk menentukan solusinya, yaitu mengganti model pembelajaran yang selama ini sering di gunakan.

Salah satu model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi permasalahan belajar siswa di atas adalah model pembelajaran kelompok dengan strategi pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ). Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir inipe dianjurkan oleh para ahli. Menurut Slavin dalam Sanjaya (2006) mengemukakan dua alasan tentang pembelajaran kooperatif, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif  memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.

Rumusan Masalah

Berdsarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi inti permasalahan adalah bagaimana peningkatan motivasi dan partisipasi belajar siswa serta kreativitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Geografi di kelas XI IPS SMA negeri 18 Bekasi? Adapun rumusan masalahnya dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Bagaimana potret pembelajaran geografi yang terjadi di SMA negeri 18 Bekasi?
  2. Bagaimana desain model pembelajaran kelompok dengan strategi pembelajaran kooperatif di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi?
  3. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi?
  4. Bagaimana strategi guru untuk membuat semua siswa aktif dalam kelompok dalam penerapan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi?
  5. Bagaimana hasil pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

Menemukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi

Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan partisifasi dan kreativitasn belajar siswa dalam pembelajaran geografi.

Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi.

Memberikan referensi bagi rekan guru yang lain mengenai pentingnya penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan motivasi dan partisifasi serta kreativitas dan  prestasi hasil belajar.

  

Manfaat  Penelitian

Manfaat bagi siswa:

Meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa sehingga lebih memahami dan menguasai materi pelajaran Geografi sehingga dapat aktif dalam belajar berkelompok

Meningkatkan keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/ menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, mendengarkan secara aktif.

Meningkatkan rasa kebersamaan siswa dengan adanya sharing pendapat sehingga terjadi saling memberi atau menerima, dan saling membantu dalam pemahaman materi pelajaran geografi

Meningkatkan prestasi belajar siswa terutama anak yang kemampuan akademiknya rendah.

Manfaat bagi guru:

Memberi pengalaman dan wawasan yang lebih mendalam tentang model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas

Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang ditemukan di kelas

Manfaat bagi sekolah:

Meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri I Samarang

Memperoleh masukan konsep tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik sekolah

Manfaat bagi guru lain

Menjadi bahan masukan atau feed back bagi penyempurnaan proses pembelajaran

Menjadi acuan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami

Meningkatkan kemampuan sejumlah guru dalam mengelola kelas

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

 

  • Pengertian Belajar

Pada dasarnya prinsip belajar lebih menitikberatkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran. Menurut Robert M. Gagne ( dalam Muslich, 2020), belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses petumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari dalam diri, dan keduanya saling berinteraksi. Sementara itu Jung (dalam muslich, 2020) berpendapat bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1992:84) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Dari definisi-definisi tersebut maka Muslich (2020) menyimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh karena itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang fositif, dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawadan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

  • Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa

Berhasilnya atau tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

Faktor internal (factor dari dalam diri siswa), yaitu kondisi/keadaan jasmani dan rohani siswa.

Faktor eksternal ( factor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

  • Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif(SPK)  

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang bersifat heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,dimana kelompok yang mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan akan memperoleh penghargaan. Dengan demikian,setiap  anggota kelompok akan mempunyai  ketergantungan positif. Ketergantungan  itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Menurut Sanjaya (2020: 24), strategi pembelajaran kooperatif bisa digunakan manakala:

Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.

Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

Jika  guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

Jika guru menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi siswa.

Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagi solusi pemecahan.

  •  Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2020: 242) karakteristik strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

Pembelajaran secara tim

Didasarkan pada manajemen kooperatif

Kemauan untuk bekerjasama

Keterampilan untuk bekerjasama

  • Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat 6 (enam) fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif ( Arends dalam Muslich, 2020). Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelimpokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

FASE

KEGIATAN GURU

Fase 1: Menyampaian tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaian semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2: Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demontrasi) atau teks

Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien

Fase 4: Membantu kerja kelompok

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase 5: Mengetes materi

Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka

Fase 6: Memberikan penghargaan

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

  • Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota selama kegiatan. Menurut Lundgren (dalam Muslich, 2020) keterampilan kooperatif yang meliputi keterampilan sebagai berikut:

Keterampilan tingkat awal

Menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan membagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisifasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.

Keterampilan tingkat menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisasi serta mengurangi ketegangan.

Keterampilan tingkat akhir

Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi

  • Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Dalam Pemebelajaran Kooperatif

Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompok. Agar pelajaran dengan pembelajaran kooperatif sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di ruang guru atau perpustakaan atau pusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat – syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional yang berhubungan dengan kerja kelompok secara hati-hati mengelola tingkah laku siswa (Muslich, 2020)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi Kabupaten Garut dalam materi geografi semester 1. Siswa kelas terdiri dari laki-laki 22 orang dan perempuan 16 orang. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 38 orang. Dipilihnya kelas XI IPS 1 sebagai tempat penelitian karena diasumsi bahwa bahwa kelas ini telah memiliki kemampuan dasar keterampilan kooperatif seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampain pendapat/ide, mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas dan sebagainya, dalam kegiatan belajar sebelumnya. Penelitian ini berlangsung selama 1,5 bulan, dimulai awal bulan November tahun 2020 dan berakhir pada pertengahan bulan september tahun 2020.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kelas (classroom based action research) dengan peningkatan pada unsur motivasi dan prestasi belajar prestasi belajar serta kreativitas siswa, untuk memungkinkan ditemukan dan diperolehnya efektivitas tindakan yang dilakukan. Konsep yang dipilih sebagai acuan peningkatan motivasi dan partisifasi belajar dalam mata pelajaran geografi adalah keberanian siswa untuk bertanya atau menjawab, sedangkan acuan peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran geografi adalah hasil akhir nilai kognitif siswa yang harus mencapai ketuntasan.

Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan catatan lapangan. Observasi dilakukan untuk  mengetahui , motivasi, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. Adapun  catatan lapangan dilakukan untuk menggali aspek-aspek lainnya yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini.

Langkah-langkah Pengambilan Data

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi/refleksi dan disajikan dalam dua siklus. Seperti ditunjukan pada diagram berikut.

Persiapan         Siklus I          Pelaksanaan Tindakan I

                                                         Perencanaan

                                                        

Aksi

                                                        

Evaluasi/Refleksi                               

Persiapan         Siklus II                       Pelaksanaan Tindakan II

                                            

                                                         Perencanaan

                                            

                                                         Aksi

                                                         Evaluasi/Refleksi                                                                

Pengolahan Data

Data dikumpulkan, kemudian dipetakan dan dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian tindakan dimulai. Selanjutnya data dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknis analisis data yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ( Miles & Huberman, 1989)

  • Aspek Yang Diteliti

Dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus untuk diteliti. Aspek – aspek tersebut meliputi:

1. Siswa                  :  a. Keaktifan

                                  b. Motivasi

                                  c. Kreativitas

                                  d. Hasil belajar

2. Guru                   :    Penggunaan model pembelajaran kelompok dengan  strategi pembelajaran kooperatif

  •  Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan dapat dipertangung-jawabkan, maka dalam dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen pembantu, yaitu lembar observasi, dan lembar hasil tes siswa.

  • Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini aspek  yang diteliti adalah siswa dan guru, oleh karena itu yang menjadi indikator kinerja adalah perubahan yang terjadi pada siswa baik dalam proses pembelajaran maupun dalam hasil belajar. Sebagai indikator keberhasilan adalah siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam belajar dengan menunjukkan keaktifan dalam belajar kelompok, sehingga hasil belajarpun akan meningkat. Sedangkan indikator kinerja bagi guru adalah adanya perubahan model pembelajaran yang variatif yang salah satunya adalah dengan strategi pembelajaran kooperatif, yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

 

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kesatu

          a. Perencanaan

Tindakan siklus kesatu dilaksanakan pada awal bulan November selama 2 minggu atau 2 pertemuan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan kesatu ini adalah penyusunan persiapan mengajar model pembelajaran cooperatif learning.

Sebelum pelaksanaan tindakan atau siklus-siklus berlangsung maka berdasarkan temuan selama pembelajaran geografi terdapat kekurangan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan siswa menjadi pasif sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diharapkan. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang dikembangkan cenderung satu satu arah yaitu berpusat pada guru ( teacher centered), sedangkan siswa hanya menjadi pendengar dan hanya mencatat apa yang telah disampaikan guru di depan kelas. Kondisi ini membuat siswa menjadi pasif dan motivasi untuk belajar sangat rendah, mereka terlihat mengantuk dan prestasi belajar yang diinginkanpun menjadi relatif rendah.

Dalam kondisi demikian maka kami membuat kesepakatan untuk merubah model pembelajaran yaitu dengan cooperatif learning yang diharapkan dapat melibatkan siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Tahap perencanaan dalam model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan berembug untuk membuat persiapan mengajar yang mencakup masalah-masalah dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang mencerminkan model pembelajaran cooperatif learning.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran, kami juga terlebih dahulu membentuk kelompok siswa berdasarkan heterogenitas, baik jenis kelamin, prestasi akademik dan tingkah laku serta keberanian siswa. Hasilnya dari 38 siswa terentuk 8 kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang.

Rencana masalah yang akan diangkat dalam pembelajaran cooperatif learning  pada tindakan kesatu adalah masalah persebaran flora maupun fauna di permukaan bumi yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 1)

 Sekolah                   : SMA negeri 18 Bekasi

 Mata Pelaajran        : Geografi

 Kelas/Semester       : XI IPS/1

 Waktu                     : 3 x 45’

A. Standar Kompetensi         : Menganalsis fenomena biosfer dan  antroposfer

B. Kompetensi Dasar             :  Menjelaskan pengertian dan fenomena biosfer.

C. Tujuan Pembelajaran        :

Siswa dapat menjelaskan pengertian biosfer

Siswa dapat menjelaskan faktor-faktkor yang mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi

Siswa dapat mengidentifikasi persebaran flora permukaan bumi

D. Strategi Pembelajaran  : Pengembangan Model Pembelajaran Cooperatif Learning.

No

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

1

2

3

Kegiatan awal

Guru menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan pre tes

Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok

Guru meminta permasalahan di LKS dibahas dengan berdiskusi

Guru meminta siswa agar bisa bekerjasama, berperan aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan mendukung serta membantu jalannya diskusi

Kegiatan Inti:

Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.

Guru membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam diskusi kelompok.

Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama berlangsungnya diskusi

Kegiatan Akhir :

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.

Siswa mengerjakan soal pos tes.

30 menit

60 menit

45 menit

E Media/Sumber Belajar

     1. Gambar dan Peta Dunia

     2. Buku Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan

     3. LKS

F. Alat Evaluasi

     1. Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)

     2. Hasil ( Essay tes )

Jelaskan pengertian biosfer, bioma dan habitat

Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi

Sebutkan tipe-tipe bioma yang ada di permukaan bumi dan tunjukkan dalam peta

Bagaimana karakteristik bioma di daerah iklim tropis.

                                                                                     Bekasi, 5 November 2020

Mengetahui

Kepala Sekolah                                                         Guru Mata Pelajaran

Medina Siti Almunawaroh, M.Pd                            Rodiah, S.Pd

NIP. 197503112002122005                                   NIP. -

     b. Pelaksanaan

Tahap selanjutnya, kami mencoba menerapkan model cooperatif learning yang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Sebelum guru menjelaskan materi pada hari itu, terlebih dahulu memberikan pre tes untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum dilaksananan pembelajaran model cooperative learning. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan materi secara umum dari biosfer, diantaranya tentang pengertian biosfer, bioma, habitat, biotope dan biosiklus. Dijelaskan pula tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi.

Setelah selesai kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, untuk mendiskusikan LKS yang akan diberikan guru pada tiap kelompok. Sebelum mereka berdiskusi guru memberikan penjelasan bahwa dengan belajar kelompok dan berdiskusi sesama teman belajar akan menjadi lebih mudah mengerti, bisa saling membantu, saling menghargai dan pekerjaan yang dianggap sulitpun akan mudah diselesaikan kalau dikerjakan secara bersama-sama. Setelah guru memberi penjelasan siswa tampak mulai bekerja menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Sementara siswa sedang sibuk melaksanakan pekerjaan di kelompoknya, maka tindakan guru selanjutnya mengawasi jalannya diskusi dan sesekali memberikan arahan bekerja dalam kelompok.

Diskusi berjalan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, dan setelah itu guru menutup pembelajaran dengan meminta siswa masing-masing kelompok  untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok maju, maka tahap akhir pembelajaran diakhiri dengan memberikan pos tes.

        c. Refleksi dan Revisi

Hasil evaluasi sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan siklus 1 berlangsung, maka pada dasarnya guru sudah menerapkan langkah-langkah pengembangan bahan ajar dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun belum seperti yang dikehendaki karena beberapa hal baik cara guru maupun prilaku siswa masih belum sesuai harapan. Hai ini terlihat dari hasil observasi bahwa ketika guru menjelaskan materi biosfer secara umum diawal pembelajaran kurang memberikan contoh-contoh kongkrit, sehingga kurang menimbulkan motivasi dan keingintahuan siswa terhadap hal yang dijelaskan.

Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa pemantauan guru terhadap jalannya diskusi kelompok masih kurang. Dalam proses pembelajaran juga terlihat masih banyaknya dominasi guru sedangkan siswa masih kurang aktif.

Saat diskusi berlangsung hanya siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi yang lebih aktif berdiskusi, sedangkan yang lain masih ada yang bermain-main dan bercanda, yang hanya akan terhenti bila ditegur oleh guru.

Aspek kerjasama juga belum terlihat maksimum. Siswa yang pintar kurang berusaha membimbing siswa yang kurang dan hanya bertanggung jawab pada pekerjaannya saja. Sedangkan di sisi lain mereka yang kurang secara akademik juga seperti kurang peduli dengan permasalahan yang seharusnya dipecahkan secara bersama.

Selain itu dalam diskusi juga terlihat kurangnya rasa untuk menghargai orang lain, mereka yang pintar lebih mendominasi dan menyepelekan mereka yang secara akademik lebih rendah sehingga membuat mereka menjadi minder dan kurang percaya diri untuk berpendapat. Sementara itu penghargaan guru bagi siswa yang aktif dalam diskusi berupa pujian juga masih kurang, sehingga siswa yang secara akademik lebih rendah kurang termotivasi untuk ikut aktif dalam diskusi. Kreatifitas siswa pada siklus kesatu ini juga belum nampak, sementara gurupun kurang memberikan arahan pada siswanya untuk menciptakan alat peraga dalam pemebelajaran. Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus kesatu:

Tabel 2

Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Pengembangan Bahan Ajar

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 1

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

5

6

Memusatkan pperhatian

  1. Merumuskan masalah
  2. Menjelaskan manfaaatnya
  3. Memberikan contoh-contoh kongkrit

Merencanakan kegiatan siswa

  1. Membentuk kelompok
  2. Menjelaskan langkah-langkah kerja

Mengembangakan kemampuan siswa

  1. Memeberikan keleluasaan waktu kepada siswa mengembangkan kemampuannya.
  2. Tidak cepat memotong pembicaraan

Meningkatkan motvasi siswa

  1. Memberikan pujian terhadap individu atau kelompok yang berprestasi

Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

  1. Mengontrol aktivitas siswa
  2. Mencegah pembicaraan yang berlebihan
  3. Menghentikan monopoli pembicaraan

Menutup diskusi

  1. Merangkum/menyimpulkan
  2. Memberi gambaran materi yang akan datang

Keterangan :

  1. = seringkali dilakukan
  2. = sering dilakukan
  3. = kadang-kadang dilakukan
  4. = jarang dilakukan
  5. = jarang sekali dilakukan

Selain itu hasil pengamatan terhadap prilaku siswa yang dilakukan oleh guru dan peneliti pada siklus kesatu ini juga dapat dilihat dalam hasil observasi berikut ini:

Tabel  3

Hasil Observasi Partisipasi siswa selama Pembelajaran

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 1

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

Kerjasama

  1. Memeberikan bantuan terhadap temannya
  2. Melaksanakan tugas
  3. Ikut berperan

Kepemimpinan

  1. Mengabsen anggota kelompok
  2. Memberi tugas
  3. Membuka diskusi
  4. Menutup diskusi
  5. Memberikan kesempatan berbicara kepada peserta secara adil.
  6. Mengajukan pertanyaan
  7. Mengajukan sarn atau pendapat

Mengembangakan nilai-nilai demokratis

  1. Tidak berbicara saat orang berbicara
  2. Memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengemukakan pendapat
  3. Tidak menyalahkan cecara langsung apabila ad aide yang kurang tepat
  4. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Menghasilkan kreativitas

  1. Media pembelajaran yang dapat dipakai di kelas.
  2. Media pembelajaran untuk digunakan sendiri oleh siswa.

Keterangan :

A.= seringkali dilakukan

B = sering dilakukan

C. = kadang-kadang dilakukan

D.= jarang dilakukan

E.= jarang sekali dilakukan

Indikator peningkatan motivasi belajar ini juga terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata tiap kelompok dari sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif dengan sesudah pembelajaran kooperatif dimana sebelumnya hasil pre tes rata-rata nilai kelas adalah 41, maka setelah pembelajaran kooperatif hasil pos tes meningkat manjadi 60,5. yang berarti mendekati nilai kriteria ketuntasan minimal. Rekap nilai rata-rata tiap kelompok terliahat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Rekapitulasi Perbandingan Pre tes dan Pos tes

Hasil Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 1

No

Kelompok

Skor jawaban Siswa

Keterangan

Pre tes

Pos Tes

1

2

3

4

5

6

7

8

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

44

45

39

48

39

45

40

42

55

63

60

67

58

66

56

59

Batas tuntas 66

Jumlah

342

484

Rata-rata

42,75

60,5

      d. Reflekksi Terhadap Pembelajaran Siklus 1

Berdasarkan hasil evaluasi dari hasil observasi atau pengamatan selama implementasi berlangsung pada siklus 1, terdapat beberapa hal yang dapat diajukan sebagai perbaikan dalam siklus kedua sebagai hasil refleksi dari siklus kesatu.

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru sudah melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga tidak lagi bersifat teacher centered. Namun dalam pelaksanaan masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu:

Dalam penjelasan materi di awal disarankan lebih banyak memberikan contoh-contoh kongkrit, sehingga dapat memotivasi keinginantahuan siswa dan bersemangat untuk mencari tahu lebih banyak

Selama diskusi kelompok berlangsung, guru harus lebih intensif lagi memantau siswa sehingga siswa yang masih bermain-main dalam diskusi dapat berubah untuk lebih aktif belajar.

Motivasi belajar yang sudah meningkat perlu diarahkan untuk semua siswa dengan selalu memberi reward berupa pujian atau bahkan nilai bagi setiap siswa yang ikut aktif memberi masukan dalam diskusi kelompok sehingga dapat memotivasi semua siswa untuk aktif, dan diskusi kelompok bukan hanya milik siswa yang secara akademik lebih tinggi.

Kerjasama dalam kelompok juga perlu terus dimotivasi dengan cara menekankan kepada semua siswa yang secara akademik lebih tinggi, bahwa kelompok yang dianggap berhasil mendapatkan nilai baik adalah kelompok yang kompak, dapat bekerjasama dengan sesama anggotanya, bukan bekerja masing-masing, sehingga diharapkan terjalin kerjasama untuk saling memberi dan menerima, dan selalu menghargai semua pendapat meskipun salah. Hal ini akan membuat siswa yang secara akademik rendah lebih berani untuk berpendapat.

   2. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua

       a. Perencanaan

Rencan pengajaran yang perlu mendapat perhatian adalah penentuan tugas yang harus dilakukan siswa dalam kerjasama kelompok harus disesuaikan dengan alokasi waktu, pola interaksi yang dilakukan oleh guru masih bersifat satu arah sehingga siswa tampak pasif, metode penyampaian materi lebih variatif, guru lebih aktif melakukan pengawasan terhadap jalannya diskusi diantara siswa dalam kelompoknya. Selain itu guru harus lebih banyak memberikan penguatan setiap hasil kerja siswa, baik individu maupun kelompoknya. Untuk tindakan kedua dalam pengembangan model cooperative learning telah dirancang pembelajaran sebagai berikut:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 2)

 Sekolah                   : SMA negeri 18 Bekasi

 Mata Pelaajran        : Geografi

 Kelas/Semester       : XI IPS/1

 Waktu                     : 3 x 45’

A. Standar Kompetensi         : Menganalsis fenomena biosfer dan  antroposfer

B. Kompetensi Dasar            : Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan

C. Indikator                           :

Mengidentifikasi sebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi

Menganalisis persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia

Menyimpulkan hubungan sebaran hewan dan tumbuhan

D. Tujuan Pembelajaran        :

Menjelaskan sebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi

Mengidentifikasi persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia

Menjelaskan hubungan sebaran hewan dan tumbuhan

E. Strategi Pembelajaran  : Pengembangan Model Pembelajaran Cooperatif Learning.

No

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

1

2

3

Kegiatan awal

Setelah guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan pre tes dan seterusnya dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.

Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok

Guru megharapkan siswa agar memperhatikan waktu yang diberikan untuk penyelesaian tugas-tugas

Guru meminta permasalahan di LKS dibahas dengan berdiskusi

Kegiatan Inti:

Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.

Guru memotivasi siswa agar bisa bekerjasama, berperan aktif dalam diskusi, saling membantu dan mendukung serta tidak mengganggu jalannya diskusi

Guru membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam diskusi kelompok.

Guru memberikan motivasi kepada siswa/kelompok untuk mengemukakan pendapt atau gagasan dalam menanggapi persoalan yang dihadapi, agar tercipta pola interaksi dua arah dalam pembelajaran. Hal ini juga disertai dengan pemberian reward terhadap siswa

Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama berlangsungnya diskusi

Kegiatan Akhir :

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.

Siswa mengerjakan soal pos tes.

Guru mengumpulkan tugas-tugas siswa dan memberikan penilaian

30 menit

 

60 menit

45 menit

E Media/Sumber Belajar

     1. Gambar dan Peta Dunia

     2. Buku Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan

     3. LKS

F. Alat Evaluasi

     1. Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)

     2. Hasil ( Essay tes )

Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan persebaran flora di permukaan bumi !

Jelaskan yang dimaksud dengan taiga !

Jelaskan enam kawasan persebaran fauna menurut Wallace !

Sebutkan flora yang terdapat di wilayah Paparan Sunda !

                                                                                     Bekasi, 12 November 2020

Mengetahui

Kepala Sekolah                                                         Guru Mata Pelajaran

Medina Siti Almunawaroh, M.Pd                            Rodiah, S.Pd

NIP. 197503112002122005                                   NIP. -

      2. Pelaksanaan dan Observasi

Berdasarkan revisi pembelajaran yang telah disepakati antara guru dan rekan peneliti, maka tindakan kedua ini dilaksanakan pada pertengahan November 2020.

Langkah pertama guru mengabsen sisa satu persatu, ternyata siswa pada hari itu hadir seluruhnya. Setelah guru selesai mengabsen siswa, dilanjutkan dengan pembagian pre tes dengan maksud untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa secara kognitif dalam hal penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan. Selanjutnya barulah guru menjelaskan pembelajaran yang akan dibahas pada hari itu, dengan menggunakan metode ceramah guru menjelaskan secara singkat persebaran flora dan fauna di dunia dan di Indonesia yang disertai dengan menunjukkan pada gambar dan peta. Beberapa siswa tampak serius mendengarkan penjelasan guru, namun ada juga siswa yang acuh karena memang guru tidak memberikan pertanyaan yang memancing siswa dalam pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat, barulah guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa tentang apa yang dijelaskannya. Pertemuan sebelumnya guru telah meminta siswa untuk membawa peralatan yang dapat menggambarkan persebaran flora dan fauna di dunia .

Kegiatan guru selanjutnya adalah menyuruh siswa duduk berdasarkan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Pembentukan kelompok ini pun telah diatur oleh guru atas dasar karakteristik siswa sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pengamat/ peneliti sebelumnya. Tampak guru dapat memahami apa yang telah diterimanya dari peneliti.

Setelah siswa duduk dengan tertib sesuai dengan kelompoknya masing-masing, guru kembali menjelaskan kepada siswa tentang manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh dalam belajar dengan model cooperative learning. Pekerjaan yang berat dapat menjadi ringan karena dikerjakan bersama-sama, sehingga hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dikerjakansecara sendiri-sendiri. Kemudian siswa dipersilahkan oleh guru untuk melakukan diskusi pada kelompoknya masing-masing sesuai dengan ptunjuk yang telah diberikan guru.

Setelah diskusi kelompok selesai, saat presentasi di depan kelas tampak ketua kelompok sudah melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu sebelum membacakan hasil diskusinya terlebih dahulu memperkenalkan anggota kelompoknya, dan menyebutkan pembagian tugas masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa kelompok tersebut telah mampu mengembangkan nilai-nilai demokrasi yang dikehendaki dalam model pembelajaran cooperative learning. Namun masih ada satu kelompok yang belum dapat mengembangkan nilai-nilai demokrasi dalam kelompoknya yaitu kelompok enam. Setelah selesai dilanjutkan dengan membuat beberapa kretifitas yang dapat menggambarkan persebaran flora dan fauna didunia dan di Indonesia. Mereka sebelumnya bertanya kepada guru apakah kelompoknya boleh membuat sutu kreatifitas tertentu, dan guru memotivasi dengan mempersilahkan buat dalam bentuk apapun, sesuai dengan kemauan. Karena keterbatasan waktu maka kreatifiatas siswa dilanjutkan di rumah oleh masing-masing kelompok.

      3. Refleksi Pada Pembelajaran Siklus Kedua

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning  pada tindakan kedua ini sudah cukup baik. Hal-hal yang dianggap kurang baik pada tindakan pertama, seperti bagaimana guru membuka pelajaran, teknik bertanya, teknik pembentukan kelompok, penjelasan manfaat/ keuntungan dan prosedur pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning telah diperbaiki sebagaimana yang diharapkan peneliti. Walaupun kelemahan dan kekurangan sebelumnya telah diperbaiki tidak berarti proses pembelajaran sudah baik, karena masih terdapat kelemahan yang perlu diperhatikan. Guru telah berhasil menempatkan dirinya sabagai motivador, fasilitator, mediator dan dinamisator dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi dan mengarahkan siswanya untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam pelaksanaan diskusi.

Dalam hal kegiatan membuka pelajaran, guru telah mampu memberikan penjelasan mengenai sub pokok bahasan yang akan dipelajari,dan telah pula dihubungkan dengan materi pembelajaran sebelumnya. Disamping itu guru sudah cukup baik dalam menghidupkan suasana kelas dengan menjelaskan materi pelajaran yang mengkombinasikan berbagai metode mengajar seperti ceramah dan tanya jawab. Guru telah menjalankan fungsinya sebagai seorang pengembang kurikulum, hal ini dibuktika dari penyajian materi yang tidak lagi memakai satu buku sebagai sumber relajar, Namur ada lagi buku-buku lain yang digunakan. Media peta untuk mempermudah pemahaman siswa juga mulai berfungsi dengan baik.

Dalam kagiatan inti, khususnya yang berkenaan dengan aspek-aspek kerjasama, aspek kepemimpinan dan penanaman nilai-nilai demokrasi telah sesuai dengan yang diharapkan, walaupun masih terdapat kelemahan yakni masih adanya siswa yang kurang mengargai temannya yang sedang berbicara walaupun sudah dilarang oleh ketua kelompoknya. Selain itu masih adanya satu kelompok yang masih belum menunjukan kepemimpinan ketua kelompoknya dalam proses diskusi, misalnya dalam membacakan atau mempresentasikan hasil belum menyebutkan pembagian tugas individu dalam jelompoknya.

Kemudian aspek yang agak lemah dalam pelaksanaan tindakan kedua ádalah masalah efisiensi waktu. Hal ini terlihat dari lambatnya penyelesaian tugas-tugas kelompok, padahal jatah waktu yang diberikan oleh guru untuk berdiskusi telah habis, Namur masih ada kelompok yang menyelesaikan tugasnya dengan terburu-buru, walaupun guru telah berulang kali mnyebutkan bahwa waktu telah habis menandakan pengerjaan kelompok pun harus dihentikan, karena harus dilanjutkan dengan presentasi kelompok.

Kemudian dalam hal menutup pelajaran, guru telah melakukannya dengan baik, yaitu dengan membuat beberapa kesimpulan dari materi pelajaran yang telah dipelajari. Kegiatan ini tentunya sangat penting dilakukan oleh guru supaya masalah-masalah intisari materi pelajaran akan lebih mudah diingat dan dimengerti oleh siswa.

Masalah pemberian penghargaan atau reward oleh guru terhadap siswa-siswa baik secara individu maupun kelompok sudah cukup tinggi, baik verbal dengan lisan seperti mengucapkan “baik, bagus, ya” maupun dengan kode-kode non verbal seperti menganggukan kepala, mengacungkan cap jempol dan lain-lain. Berikut ádala hasil pengamatan pada siklus kedua

Tabel 5

Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Pengembangan Bahan Ajar

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 2

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

5

Memusatkan pperhatian

  1. Merumuskan masalah
  2. Menjelaskan manfaaatnya
  3. Memberikan contoh-contoh kongkrit

Merencanakan kegiatan siswa

  1. Membentuk kelompok
  2. Menjelaskan langkah-langkah kerja

Mengembangakan kemampuan siswa

  1. Memeberikan keleluasaan waktu kepada siswa mengembangkan kemampuannya.
  2. Tidak cepat memotong pembicaraan

Meningkatkan motvasi siswa

  1. Memberikan pujian terhadap individu atau kelompok yang berprestasi

Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

  1. Mengontrol aktivitas siswa
  2. Mencegah pembicaraan yang berlebihan
  3. Menghentikan monopoli pembicaraan

Menutup diskusi

  1. Merangkum/menyimpulkan
  2. Memberi gambaran materi yang akan datang

Keterangan :

  1. = seringkali dilakukan
  2. = sering dilakukan
  3. = kadang-kadang dilakukan
  4. = jarang dilakukan
  5. = jarang sekali dilakukan

Tabel  6

Hasil Observasi Partisipasi siswa selama Pembelajaran

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 2

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

Kerjasama

  1. Memeberikan bantuan terhadap temannya
  2. Melaksanakan tugas
  3. Ikut berperan

Kepemimpinan

  1. Mengabsen anggota kelompok
  2. Memberi tugas
  3. Membuka diskusi
  4. Menutup diskusi
  5. Memberikan kesempatan berbicara kepada peserta secara adil.
  6. Mengajukan pertanyaan
  7. Mengajukan sarn atau pendapat

Mengembangakan nilai-nilai demokratis

  1. Tidak berbicara saat orang berbicara
  2. Memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengemukakan pendapat
  3. Tidak menyalahkan cecara langsung apabila ad aide yang kurang tepat
  4. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Menghasilkan kreativitas

  1. Media pembelajaran yang dapat dipakai di kelas.
  2. Media pembelajaran untuk digunakan sendiri oleh siswa.

Keterangan :

A.= seringkali dilakukan

B = sering dilakukan

C. = kadang-kadang dilakukan

D.= jarang dilakukan

E.= jarang sekali dilakukan

Indikator peningkatan motivasi belajar ini juga terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata tiap kelompok dari siklus tindakan kesatu dan kedua pembelajaran kooperatif pada siklus kesatu, hasil pre tes rata-rata nilai kelas adalah 41, maka setelah pembelajaran kooperatif hasil pos tes meningkat manjadi 60,5. yang berarti mendekati nilai kriteria ketuntasan minimal. Rekap nilai rata-rata tiap kelompok terliahat pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Rekapitulasi Perbandingan Pre tes dan Pos tes

Hasil Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 2

No

Kelompok

Skor jawaban Siswa

Keterangan

Pre tes

Pos Tes

1

2

3

4

5

6

7

8

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

39

40

47

42

39

44

39

45

63

65

62

64

68

67

56

70

Batas tuntas 66

Jumlah

360

515

Rata-rata

45

64,38

           

      3. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga

          a. Perencanaan

              Rencana pembelajaran yang dibuat pada siklus ketiga dirembugkan oleh peneliti dengan berpedoman pada kekurangan sebagai hasil refleksi dalam pembelajaran siklus kedua

               Rencana pembelajaran yang mendapatkan fokus perhatian adalah penentuan tugas LKS yang harus dikerjakan siswa dalam diskusi kelompok disesuaikan dengan waktu yang tersedia, penyampaian materi lebih variatif dengan memberikan banyak contoh kongkrit untuk memotivasi keingintahuan siswa pada materi pelajaran yang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan media peta dan media lainnya. Dalam pelaksanaan diskusi guru lebih aktif melakukan pengawasan terhadap jalannya diskusi diantara siswa dalam kelompoknya. Selain itu pemberian reward berupa pujian atau penilaian kepada siswa yang aktif selalu dilakukan. Di akhir proses pembelajaran guru berusaha banyak memberikan penguatan setiap hasil kerja siswa, dan selalu membuat kesimpulan akhir dari materi pelajaran yang sudah didiskusikan oleh siswa. Rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 3)

 Sekolah                   : SMA negeri 18 Bekasi

 Mata Pelaajran        : Geografi

 Kelas/Semester       : XI IPS/1

 Waktu                     : 3 x 45’

A. Standar Kompetensi         : 2. Menganalisis fenomena antroposfer

B. Kompetensi Dasar            :     Menjelaskan fenomena antroposfer

C. Indikator                           :

Mendeskripsikan pengertian fenomena antroposfer

Mengidentifikasi aspek-aspek sumberdaya manusia

Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia

Menjelaskan indikator kualitas sumberdaya manusia

Mengidentifikasi sumber data penduduk

D. Tujuan Pembelajaran        :

Siswa dapat Menjelaskan pengertian antroposfer

Siswa dapat Mengidentifikasi aspek-aspek sumberdaya manusia

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada sumberdaya manusia

Menunjukkan indikator kualitas sumberdaya manusia

Menjelaskan sumber data penduduk

E. Strategi Pembelajaran  : Pengembangan Model Pembelajaran Cooperatif Learning.

No

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

1

2

3

Kegiatan awal

Setelah guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan pre tes dan seterusnya dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang materi pelajaran yang akan diajarkan.

Setelah guru mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan pre tes dan seterusnya dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang materi pelajaran yang akan diajarkan

Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok

Guru megharapkan siswa agar memperhatikan waktu dan menggunakannya seefisien mungkin, sehingga pengerjaan tugas-tugas kelompok selalu tepat waktu.

Kegiatan Inti:

Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.

Guru memotivasi siswa agar bisa bekerjasama, berperan aktif dalam diskusi, saling membantu dan mendukung serta tidak mengganggu jalannya diskusi

Guru membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam diskusi kelompok.

Guru memberikan motivasi kepada siswa/kelompok untuk mengemukakan pendapt atau gagasan dalam menanggapi persoalan yang dihadapi, agar tercipta pola interaksi dua arah dalam pembelajaran. Hal ini juga disertai dengan pemberian reward terhadap siswa, termasuk sekecil apapun andil siswa dalam diskusi selalu diberi penilaian. Sementara bagi siswa yang belum aktif diberikan pertanyaan-pertanyaan.

Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama berlangsungnya diskusi

Kegiatan Akhir :

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.

Guru membahas pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang dengan terlebih dahulu menyebutkan si penanya ataupun siswa yang menanggapi.

Siswa mengerjakan soal pos tes.

Guru mengumpulkan tugas-tugas siswa dan memberikan penilaian

30 menit

 

60 menit

45 menit

E Media/Sumber Belajar

     1. Gambar dan Peta Dunia

     2. Buku Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan

     3. LKS

F. Alat Evaluasi

     1. Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)

     2. Hasil ( Essay tes )

Jelaskan yang dimaksud dengan antroposfer !

Apakah yang dimaksud dengan rumpun manusia ?

Faktor apakah yang menentukan mutu penduduk ?

Bagaimana usaha untuk meningkatkan sumberdaya manusia ?

Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia

Indikator apa saja untuk mengetahui kualitas sumberdaya manusia ?

Sebutkan dua sumber data kependudukan !

Apakah yang dimaksud dengan sensus penduduk ?

                                                                                     Bekasi, 19 November 2020

Mengetahui

Kepala Sekolah                                                         Guru Mata Pelajaran

Medina Siti Almunawaroh, M.Pd                            Rodiah, S.Pd

               NIP. 197503112002122005                                 NIP. -

Pelaksanaan dan Observasi

Pembelajaran pada sikslus ketiga langkah-langkah pelaksanannya sama seperti siklus pertama, tetapi ditiap langkah terjadi revisi untuk mengoptimalkan model pembelajaran kooperatif. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2020.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan pre tes. Selanjutnya barulah guru menjelaskan materi yang sudah sampai pada pembahasan tentang antroposfer, dengan terlebih dahulu mengajukan pertanyaan untuk memncing siswa terkait dengan gejala kependudukan yang bisan disaksikan siswa dalam kehidupanya. Penjelasan guru tentang antroposfer yakni gejala kependudukan terlihat lebih variatif dengan diselingi tanya jawab dengan siswa. Selain itu pemberian dalam penjelasannya selalu memberi contoh-contoh konkrit yang dapat dipahami siswa. Dalam penjelasannya guru selalu menunjukan lokasi yang dijelaskan dalam sebuah peta, dan hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa.

Setelah penjelasan materi secara singkat, langkah berikutnya kembali guru meminta siswa untuk duduk secar berkelompok dengan anggota yang sama seperti pada pembelajaran sebelumnya. Lalu guru memberikan LKS yang harus dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Pertemuan sebelumnya guru telah meminta siswa untuk membawa data kependudukan dari desa tempat tinggal salah satu siswa di masing masing kelompok.

Sebelum diskusi dimulai, guru menegaskan bahwa yang akan dinilai dalam diskusi adalah kekompakan kelopok, yang merupakan manfaat dari belajar dengan cooperative learning. Guru juga meminta bahwa siswa yang lebih mampu untuk selalu memberikan bantuan kepada yang kurang. Selain itu guru memberikan penegasan bahwa siapapun siswa yang ikut berpartisifasi dalam diskuci sekecil apapun pasti diberikan nilai, dan jangan pernah takut salah untuk berpendapat.

Tahap berikutnya mulailah siswa bekerja dalam kelompok, untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Selama siswa bekerja guru terus berkeliling memantau kerja tiap kelompok, memberi pujian kepada kelompok yang aktif dan tak lupa sekecil apapun kontribusi mereka selalu dinilai.

Setelah diskusi kelopok selesai, maka tiap kelompok presentasi didepan kelas, ketika siswa presentasi didepan maka semua anggota kebagian tugas, sehingga yang berbicara bukan hanya ketua kelompok. Hal ini menunjuka nilai-nilai demokratis mulai berjalan. Hal ini tidak lepas dari peranan guru yang terus memotivasi semua siswa dalam pembelajaran untuk ikut aktif.

Setelah semua siswa persentasi, maka dibagian akhir  sebelum dilakukan pos tes, maka guru menguatkan lagi materi yang sudah dibahas, dengan membuat kesimpulan dan tidak lupa memberitahukan untuk materi pada pertemuan minggu berikutnya.

Refleksi

Pembelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi Garut, dengan menggunakan model cooperatif learning pada siklus ketiga sudah berhasil dengan baik. Hal ini terlihat dari adanya kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus kedua telah berhasil diperbaiki, sehingga secara umum tidak ditemui lagi dalam tindakan ketiga.

Sebagai gambaran, guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara sistematis, yang diawali dengan penjelasan materi yang akan dipelajari. Dalam penjelasannya guru juga menggunakan model yang variatif, dengan penggunaan media peta secara optimal. Sementara itu dalam tanya jawab, kesempatan bertanya atau menjawab diberikan secara merata bagi semua siswa.

Pemanfaatan waktu yang diberikan guru dalam diskusi  juga secara efisien sudah dapat digunakan oleh setiap kelompok. Kerjasama antar anggota dalam kelompok juga sudah mampu dijalankan, sehingga terlihat siswa  yang secara akademik pintar mau mambantu mereka yang kurang, sehingga dapat dipastikan bahwa permasalahan yang ada dalam LKS semua anggota mengetahui jawabannya.

Nilai demokrasi sudah berhasil dimunculkan dengan melihat bagaimana siswa memberi kesempatan pada tiap anggota untuk menjawab permasalahan ketika dia presentasi di depan, ataupun ketika diskusi dalam kelompok, sehingga tidak ada lagi istilah bahwa diskusi hanya milik mereka yang pintar. Hal ini sebagai  indikator keberhasilan guru yang mampu bertindak sebagai motivator dan fasilitator serta evaluator yang baik bagi siswa. Pemberian reward berupa pujian ataupun iming-iming nilai ternyata telah mampu memotivasi hampir semua siswa untuk aktif dalam diskusi baik bertanya ataupun menjawab. Mereka tidak lagi merasa takut salah, karena yang penting dipuji, apalagi ketika mereka bertanya kemudian guru membahas lagi pertanyaan  dengan menyebutkan penanyanya, maka siswa yang bertanya kelihatan sekali merasa dihargai dan berbangga hati. Berikut adalah hasil observasi pada siklus ketiga pada kemampuan guru:

Tabel 8

Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Pengembangan Bahan Ajar

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 3

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

5

6

Memusatkan perhatian

  1. Merumuskan masalah
  2. Menjelaskan manfaaatnya
  3. Memberikan contoh-contoh kongkrit

Merencanakan kegiatan siswa

  1. Membentuk kelompok
  2. Menjelaskan langkah-langkah kerja

Mengembangakan kemampuan siswa

  1. Memeberikan keleluasaan waktu kepada siswa mengembangkan kemampuannya.
  2. Tidak cepat memotong pembicaraan

Meningkatkan motvasi siswa

Memberikan pujian terhadap individu atau kelompok yang berprestasi

Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Mengontrol aktivitas siswa

Mencegah pembicaraan yang berlebihan

Menghentikan monopoli pembicaraan

Menutup diskusi

Merangkum/menyimpulkan

Memberi gambaran materi yang akan datang

Keterangan :

= seringkali dilakukan

= sering dilakukan

= kadang-kadang dilakukan

= jarang dilakukan

jarang sekali dilakukan

Sementara itu, keberhasilan siswa dalam model pembelajaran cooperative learning dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel  9

Hasil Observasi Partisipasi siswa selama Pembelajaran

Melalui Model Pembelajaran Kelompok Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pada Siklus 3

NO

Bentuk Kemampuan Guru

Aspek yang dicapai

A

B

C

D

E

1

2

3

4

Kerjasama

Memberikan bantuan terhadap temannya

Melaksanakan tugas

Ikut berperan

Kepemimpinan

Mengabsen anggota kelompok

Memberi tugas

Membuka diskusi

Menutup diskusi

Memberikan kesempatan berbicara kepada peserta secara adil.

Mengajukan pertanyaan

Mengajukan sarn atau pendapat

Mengembangakan nilai-nilai demokratis

Tidak berbicara saat orang berbicara

Memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengemukakan pendapat

Tidak menyalahkan cecara langsung apabila ada ide yang kurang tepat

Menyelesaikan tugas tepat waktu

Menghasilkan kreativitas

Media pembelajaran yang dapat dipakai di kelas.

Media pembelajaran untuk digunakan sendiri oleh siswa.

Keterangan :

A.= seringkali dilakukan

B = sering dilakukan

C. = kadang-kadang dilakukan

D.= jarang dilakukan

E.= jarang sekali dilakukan

            Meningkatnya motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran secara cooperatif learning juga tentu berdampak pada hasil pembelajaran. Hal ini terlihat pada rata-rata hasil pembelajaran secara kelompok yang dibandingkan antara skor pos tes siklus sebelumnya dengan siklus ketiga serta perbandingan antara rata-rata hasil pembelajaran kelompok antar siklus kesatu dengan siklus kedua berikut ini:

Tabel 10

Rekapitulasi Perbandingan Pre tes dan Pos tes

Hasil Belajar Siswa Secara Individual Pada Siklus 3

No

Kelompok

Skor jawaban Siswa

Keterangan

Pre tes

Pos Tes

1

2

3

4

5

6

7

8

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

55

63

60

67

58

66

56

59

69

70

68

78

69

72

80

67

Batas tuntas 66

Jumlah

484

563

Rata-rata

60,5

70,376

            Perbandingan antara rata-rata nilai kelompok antara siklus kesatu dan kedua adalah sebagai berikut:

Tabel 11

Rekapitulasi Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok

Pada Siklus Kesatu dan Siklus Kedua dan Ketiga

No

Kelompok

Skor jawaban Siswa

Keterangan

Siklus kesatu

Siklus kedua

Siklus Ketiga

1

2

3

4

5

6

7

8

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

55

63

60

67

58

66

56

59

63

65

62

64

68

67

56

70

69

70

68

78

69

72

80

67

Batas tuntas 66

Jumlah

484

515

563

Rata-rata

60,5

64,38

70,376

           

Berdasarkaan tabel rekapitulasi nilai rata-rata di atas, maka tergambar bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan model cooperatif learning pada siklus ketiga maka nilai siswa sudah mengalami ketuntasan berdasarkan criteria ketuntasan minimal (KKM), yang pada siklus kesatu dan kedua belum tuntas. Nilai menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa hasil pos tes telah mencapai lenih dari 68,63

            Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada proses pembelajaran, dan berdasarkan hasil pos tes pada siklus tindakan ketiga, maka model pembelajaran cooperatif learning sudah berhasil dilaksanakan dengan indikator, motivasi dan partisipasi belajar meningkat serta nilai siswapun telah tuntas sesuai dengan kriteria. Hasil akhir pada siklus pembelajaran kedua juga telah menghasilkan kreativitas siswa berupa media pembelajaran yang dapat mempermudah mereka memahami persebaran flora dan fauna baik di dunia maupun di Indonesia.

  •  Pembahasan

Motivasi belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh siswa itu sendiri, akan tetapi juga ditentukan oleh seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu, ketika menemukan situasi motivasi belajar siswa yang rendah yang berdampak pada pestasi belajar, guru yang profesional tidak serta merta memponis bahwa siswanya bodoh, akan tetapi guru akan mencari jalan keluar dengan menerapkan berbagai model pembelajaran.

Hasil penelitian dikelas XI IPS 1 SMA negeri 18 Bekasi, menunjukan bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar yang selama ini hanya menggunakan model ceramah dan tanya jawab yang membosankan siswa, ternyata permasalahan dapat teratasi dengan penerapan salah satu model pembelajaran yaitu dengan model cooperative learning. Berdasarkan hasil penelitian, sistem pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran. Hal ini terbukti dari beberapa fenomena berikut ini :

Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian, melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning, keseriusan siswa untuk belajar meningkat, yang ditunjukan oleh aktivitas mereka ketika guru menjelaskan dan ketika mereka diskusi, dimana mereka berusaha untuk bertanya, menjawab dan menanggapi permasalahan serta semua ikut andil menyelesaikan LKS yang ditugaskan pada setiap kelompok, sehingga jarang ditemukan siswa yang mengantuk aeperti ketika mendengar ceramah guru yang dianggap membosankan.

Efektifitas Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, terbukti cukup ampuh dalam mengaktifkan siswa sehingga dapat berubah pola teacher centered ke student centetered. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang diterapkan baik dalam hal perencanaan, implementasi maupun evaluasi. Dalam proses perencanaan hasil sharing pendapat dengan rekan peneliti lain dan hasil observasi pada pembelajaran sebelumnya telah menjadi masukan yang sangat berarti dalam penyusunan perencanaan, sehingga dapat diambil tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran. Dalam proses implementasi atau pelaksanaan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan. Pertama, setiap kelompok adalah perpaduan antar anggota yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuan akademik. Kedua, pemberian tugas yang lebih efektif yang disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana yang tersedia. Ketiga, kemampuan guru yang berhasil memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator dan evaluator.

Aspek-aspek keberhasilan siswa

Aspek-aspek keberhasilan siswa sebagai akibat dari penggunaan cooperative learning, dapat ditinjau dari aspek keaktifan, motivasi dan hasil belajar. Ditinjau dari kreatifitas siswa, proses pembelajaran dengan cooperative learning telah mampu mengaktifkan sebagian besar siswa dalam belajar, sehingga siswa yang aktif dalam belajar bukan hanya milik siswa yang secara akademik tinggi, akan tetapi juga berhasil mengaktifkan siswa yang sebelumnya malas atau minder untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.

Dilihat dari aspek motivasi, model pembelajaran cooperative learning, telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mau mencari atau menanyakan jawaban dari permasalahan yang dihadapi kepada teman sekelompoknya. Motivasi tinggi juga dapat dilihat dari meningkatnya rasa keingintahuan mereka terhadap permasalahan, sehingga kadang-kadang mereka kalau tidak puas bertanya di kelas, diluar kelas menanyakan kembali karena rasa penasaran terhadap fenomena geografis yang ada. Ditinjau dari aspek pretasi dan kreatifitas siswa, model pembelajaran cooperative learning, telah mampu meningkatkan hasil tes belajar siswa untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal dibandingkan dengan hasil tes dengan model pembelajaran sebelumnya yang banyak dari siswa tidak mendapatkan nilai tuntas. Selain itu kreatifitas siswa juga muncul dengan menghasilkan beberapa hasil kreatifitas yang dapat dijadikan media pembelajaran, baik berbentuk peta persebaran flora dan fauna maupun bentuk kreatiftas lain yang dapat membantu mereka mempermudah dalam mengidentifikasi persebaran flora dan fauna. Aspek lain yang dihasilkan dari pembelajaran cooperative learning ini adalah prinsip getting better together yang memunculakn rasa kebersamaan, kekompakan rasa saling menghargai dengan berbagai perbedaan yang ada, dengan tetap bersaing secara sehat baik secara individu atau kelompok.

BAB  V

PENUTUP

 

 

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian seperti yang telah diungkapkan di muka secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini berhasil mencapai tujuan penelitian yaitu dapat meningkatkan motifasi dan partisipasi siswa dalam belajar geografi.

Keberhasilan ini tercermin dari hasil evaluasi proses dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi proses ditunjukkan dengan meningkatkannya prestasi belajar yang semua telah mencapai tuntas berdasarkan kriteria yang ditentukan, evaluasi hasil juga telah berhasil menghasilkan salah satu bentuk hasil kreatifitas sederhana yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan penelitian maka kami peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :

Peningkatan motivasi dan partsifasi serta prestasi dan kreatifitas belajar, dengan menggunakan model cooperative learning, hanya merupakan salah satu model pembelajaran saja, oleh sebab itu perlu dikembangkan model-model lainnya yang sesuai dengan karakteristik bidang studi.

Penggunaan sumber belajar dalam penelitian ini, belum dilakukan secara optimal, karena keterbatasan sumber-sumber belajar berupa buku-buku di sekolah.

Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar seperti praktek lapangan ke pegunungan untuk membuktikan adanya pengaruh ketinggian tempat terhadap karakteristik flora yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlah, M.D. (1984). Model-Model Pembelajaran, Bandung: CV Dipenogoro

Musclich, Masnur. (2020). KTSP (Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konteksual), Jakarta: PT Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. (2020). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sukmadinata, N.Sy. (2004). Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

_______________ . (2004). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yasmin, Martinis (2006) Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun