Matias menurut, kedua matanya tertuju pada botol yang berada di tangan Nivea.
"Bussshh!" tutup botol itu telah terbuka dan terjatuh di atas meja.
Nivea telah membukanya hanya dengan sekali tarik menggunakan tangan kosong. Tentu saja dia tidak menggunakan alat pembuka botol. Pertunjukkan kecil itu berhasil membuat kekasihnya melongo. Dan terdiam dalam hitungan detik.
"Apa... yang kau lakukan, Nivea? Bukankah... tutup botol itu masih tersegel sangat kencang?"
"Hahaha. Itu rahasiaku, Matias! Eh? Tidak ada yang melihat kan, selain kau?" tanyanya sambil kedua matanya menjelajah ke sekeliling area tokonya.
Suasana toko roti Nivea siang hari itu memang cukup terbilang sepi. Hanya ada dua orang pelanggan yang sedang duduk menikmati kudapannya di kursi pojok sana. Dan perhatian mereka hanya tertuju pada urusannya sendiri.
"Ini limunmu. Bawalah! Duduk dulu. Aku akan membawakan rotimu dan... rotiku. Kita berbincang disana." Matias menerima sebotol limun yang disodorkan Nivea ke tangannya.
Lelaki itupun melangkah kepada meja pilihannya, salah satu di dekat kaca.
Tak lama Nivea menghampiri keberadaannya.
"Ayo, kita makan roti ini sama-sama." ucap Nivea yang mulai membelah rotinya. Diikuti Matias yang melakukan hal yang sama.
"Jadi, bagaimana caramu membuka botol limun ini?"