Siang ini kedai kami belum terlalu ramai oleh pelanggan, meski tadi pagi memang tampak cukup ramai. Namun volume kedatangan pelanggan memang selalu berfluktuasi, tidak hanya hari demi hari namun juga dari jam ke jam berikutnya. Dion sedang istirahat makan siang sekarang, Mutia juga. Tapi sepertinya mereka makan di tempat yang berlainan. Hari ini aku tidak pulang pukul empat sore, tapi aku harus lembur hingga tiga jam ke depan. Begitu pun Dion, yang akan tetap disini setelah aku pulang nanti. Sebabnya tentu karena Faris masih cuti. Tetapi besok hari Rabu, Faris akan kembali aktif bekerja.
Aku dan Eka membahas soal kontes barista nanti, dia malah mengerjaiku dengan memintaku membuatkannya secangkir kapucino hangat. Sambil senyam-senyum dia mengatakan padaku, "Mel, lagi sepi nih.. Tolong dong buatin aku kapucino anget, serius.. Bikinin latte art ya, gambar rosetta."
"Hahaha.. Boleh, boleh.. Bayar ngga nih?" tanyaku bercanda padanya sambil mengambil ancang-ancang untuk memenuhi pesanannya.
"Bayar lah. Nanti Mba Lidya rugi. Hahaha.."
Secangkir kapucino hangat telah tersaji sesuai permintaan Eka di atas mejaku.
Aku memanggil Eka untuk mendekat padaku. "Eka, ini sudah jadi pesanannya.." dia segera melangkah cepat ke samping ku.
"Wih.. Cantiknya. Sayang nih diminum. Nanti hilang gambarnya."
Aku tertawa mendengar ucapannya, lantas dia membopong cangkir itu ikut bersamanya ke meja kasir. Ku lihat dia meletakkannya di meja bagian bawah, samping keyboard. Mungkin dia sedang tanggung menyelesaikan laporannya, ku lihat dia meminumnya setelah beberapa menit kemudian.
"Mantab Mel..", dia mengacungkan jempolnya seraya menolehkan sebagian tubuhnya ke arahku.
"Sip.. Syukulah. Bayar lho, jangan lupa. Hahaha.."
Beberapa jam hari ini telah berlalu dengan singkat. Kini aku berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Apa kalian pikir aku sedang menumpang bus kota? Tidak, Henry mengantarku pulang saat ini. Dia tahu kalau Faris masih cuti, sehingga dia berpikir kalau aku pasti akan lembur hari ini. Dia menungguku pulang selama dua jam. Sebelum akhirnya dia mencegatku di pintu samping kedai, dia bilang dia menungguku sambil bermain game komputer di kantornya.