Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Iya, boleh. Kirain tadi mau dianter Henry."

"Ngga pa, dia masih ada urusan."

Aku bersama papa dan mama kini sudah berada di dalam mobil. Naik si Dul menuju kedai kopi Rindu. Hmm.. Siang ini sudah cukup terik diluar, kami hanya bercakap-cakap singkat selama dalam perjalanan yang cukup lengang. Kami telah melewati ruko kedai, namun papa akan memutar arah di depan sana. Tadinya papa mau mengantarku sampai di depan pintu kedai, tapi aku menolaknya.

"Sudah, di sini aja." aku mengatakannya saat si Dul berhenti perlahan-lahan tepat di depan pos satpam ruko. Aku pun berpamitan pada mereka dan beranjak turun dari mobil. Aku harap hari ini jadi hari yang menyenangkan untuk orang tuaku dan juga untuk Henry dan Mba Lidya.

Aku menghela nafas, melangkah menuju pintu samping kedai. Tampak dari luar, kedai sudah cukup ramai oleh para pelanggan. Aku tidak tahu apa yang terjadi hari ini pada Henry dan Mba Lidya, namun alangkah lebih baik jika aku tidak mengetahui apa-apa lagi tentang mereka. Saat ini aku hanya perlu fokus pada pekerjaanku dan berusaha menyembunyikan kesedihan yang mendalam dari raut wajah ini.

Beberapa jam telah berlalu, aku kurang tertarik menceritakan sisa hari ini. Namun sudah selarut ini aku belum dapat memejamkan kedua mataku. Lantas aku menyalakan laptop dan berselancar di dunia maya, membaca banyak informasi, apa saja yang menarik untukku baca. Hingga akhirnya aku ketiduran, mungkin sekitar pukul setengah satu dini hari.

Esok paginya, di hari Senin pagi. Aku sangat benci kebagian shift pagi di hari Senin. Ditambah lagi situasi hatiku yang belum sepenuhnya membaik. Beruntung aku belum terkena macet parah pagi ini. Namun ketika aku sedang melangkah dari depan pos satpam ruko menuju kedai, tampak mobil Mba Lidya telah terparkir di area depan ruko sebelum ada mobil-mobil lain di sekitarnya.

Lalu aku masuk ke dalam kedai melalui pintu samping. Pintunya sudah terbuka begitu aku mencoba menarik tuasnya. Berarti memang sudah dibuka oleh Mutia atau oleh Mba Lidya sendiri. Lantas setelah sampai di ruang belakang kedai, aku langsung beraktivitas seperti biasanya.

"Mel.." suara Mba Lidya terdengar menyapaku. Dia hadir dari arah depan melangkahkan kaki ke ruang belakang menghampiriku. Aku sedikit terkejut, sambil memasang celemek hijau di tubuhku, aku menjawab sapaannya.

"Iya Mba." aku mendongak memandang kehadirannya.

"Kemarin Henry ke rumah Saya. Hmm.. Makasih ya Mel."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun