Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Akhirnya aku mendengar dengan jelas nama Jovanka Amelia disebutkan agar naik ke atas panggung untuk menerima hadiah juara ke tiga. Wah.. Aku, Henry dan personil kedai kopi Rindu yang lain turut terkejut mendengar namaku disebutkan oleh perwakilan tim juri. Aku tercengang beberapa saat menutup setengah wajahku dengan kedua telapak tangan, Dion menyenggol lengan kiriku agar aku segera naik ke atas panggung.

Syukurlah aku masuk dalam jajaran pemenang, meski berada di posisi ketiga setidaknya aku telah berusaha melakukan yang terbaik. Bisa meraih posisi ke tiga dari delapan puluh orang peserta kontes tentu bukanlah hal yang mudah dilalui. Di atas panggung ini aku menerima hadiah secara simbolis dari tangan perwakilan tim juri. Serta menyambut dengan sangat baik salam ucapan selamat dari beberapa orang panitia serta dua orang juri.

Aku baru bisa turun dari atas panggung setelah juara kedua dan pertama diumumkan. Aku kembali ke tengah-tengah rombonganku dan tentunya menerima ucapan selamat dari mereka. Henry mengusap-usap lembut kepalaku seraya tersenyum mengucapkan selamat untukku. Aku cukup senang karena aku tidak mengecewakan para pendukungku hari ini. Mereka tampang girang menyaksikanku naik ke atas panggung tadi.

Rombongan kami berpencar di pintu area parkir motor. Personil kedai lainnya menuju motor mereka masing-masing yang diparkir berdekatan. Sedangkan Henry menculik diriku untuk ikut pulang bersamanya. Karena parkiran motor masih cukup padat, aku memutuskan untuk menunggu Henry di dekat pintu keluar parkir. Agar Henry leluasa menggiring motornya keluar dari area parkir. Sedangkan aku memanfaatkan waktu itu untuk menelpon Mba Lidya.

"Halo Mba, maaf ya ganggu.."

"Iya Mel gimana kontesnya?"

"Iya, mau ngabarin. Saya juara ketiga Mba. Ini sudah di parkiran mau pulang."

"Wah.. Syukurlah.. Saya senang banget dengernya. Selamat ya Mel. Ngga salah deh Saya nunjuk kamu."

"Mba, maaf segini dulu ya. Ojek Saya sudah dateng."

"Oke deh Mel, hati-hati pulangnya ya.."

Huh, aku spontan mengatakan akan pulang naik ojek ketika melihat kemunculan motor Henry yang tengah melaju lambat menghampiri tempatku berdiri. Lantas kami beranjak pergi meninggalkan area kontes itu. Henry memacukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi, mengingat malam telah larut. Hingga tanpa terasa kami telah sampai di depan pagar rumahku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun