Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Seperti biasanya, Henry baru mau pergi setelah memastikan aku telah masuk ke dalam rumah dengan selamat. Kali ini aku menurutinya, aku tidak berhenti di ujung teras dan melambaikan tangan padanya lagi. Aku langsung naik ke teras, mengetuk pintu dan melangkah masuk setelah papa membukakan pintu untukku. Malam ini aku tidak melihat kepergiannya.

Namun tadi ketika aku turun dari atas motornya, Henry memberikan ucapan selamat sekali lagi atas keberhasilanku malam ini mendapatkan gelar juara tiga. Henry juga mencium pipi kananku secara tiba-tiba. Dia bilang besok pagi dia akan kembali ke rumahku karena sebetulnya dia masih ingin mengobrol denganku namun untuk hari ini, waktu kami telah habis.

Keesokan paginya, aku bangun tidur tanpa dibangunkan oleh suara alarm. Nyaringnya suara Bella kini sudah cukup untuk membangunkan tidurku. Semalam aku tidur hampir pagi karena membahas acara kontes kemarin bersama papa dan mama. Tidak hanya itu, aku juga bercerita pada mereka bahwa Mba Lidya akan pulang ke kota asalnya dan tidak tahu apakah nanti dia akan kembali lagi.

Minggu pagi yang tampak sejuk, pukul tujuh lewat dua puluh menit. Aku membuka jendela kamarku, membebaskan sejuknya aroma pagi menyelinap masuk ke setiap celah sudut dalam ruang kamarku. Aku beranjak keluar meninggalkan kamar, membawa serta ponsel di tanganku.

Aku tidak pergi ke dapur kali ini, melainkan langsung menuju ke teras. Sayup-sayup suara papa dan mama mengobrol beradu dengan nyaringnya suara Bella. Aku telah sampai di ujung pintu, menghentikan langkah dan berdiri membentuk sudut empat puluh lima derajat menatap ke arah Bella.

"Heh Bella! Berisik kau ya. Ayo diam, diam..!"

Mama malah menertawai tingkahku, "Mana mau dia nurut sama kamu."

Papa sedang merapikan potongan-potongan rumput di pekarangan rumah kami yang ukurannya sudah mulai tidak seragam lagi. Aku duduk di kursi rotan dekat Mama.

"Sudah ngga usah kerja, libur aja hari ini!" ucap mama bercanda.

"Hahaha.. Kalau libur sekarang mau ngapain Ma?"

"Ya kemana kek kita jalan sama papa."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun