"Mama sama papa nanti anterin aku aja ke kedai, terus habis itu mama sama papa jalan-jalan berduaan. Nonton bioskop kek, layar tancep kek."
"Pa, denger ngga tuh anaknya bilang apa?"
"Hmm.. Iya. Gampang atur aja.." jawab papa yang masih sibuk mengurusi rumput dan tanamannya.
Motor kawasaki ninja yang berhenti tepat di depan pagar rumah kami telah menarik perhatian kami. Aku, papa dan mama menoleh serentak ke satu arah yang sama. Hmm.. Dia benar-benar datang pagi ini. Apa kemarin saat di koridor aula kontes aku mengatakan padanya kalau hari ini aku masuk kerja siang? Ah.. Entahlah.. Aku lupa.
Baru jam berapa sekarang? Aku baru berapa menit duduk disini, belum minum apa-apa sejak bangun tidur, mandi pun belum. Ku lihat Henry telah turun dari atas motornya, dia membawa serta helm dalam pelukannya. Rambut poninya dibiarkan acak-acakan. Dia masih mengenakan jaket hitam seraya melangkah menghampiri kami.
Dia menyapa serta mencium tangan papa dan mama. Aku lantas mempersilahkannya untuk duduk dulu. Aku dan mama masuk ke dalam rumah, kami membiarkan papa menemani Henry mengobrol. Mama berhenti di ruang televisi, beliau duduk selonjoran di atas karpet kemudian menyalakan televisi. Sedangkan aku lanjut ke dapur membuatkan tiga cangkir teh manis hangat.
Aku kembali ke teras membawa sebuah nampan berisi tiga cangkir teh dan setoples kue kuping gajah. Nampan itu lantas ku letakkan di atas meja bundar. Haduh.. Si Bella ini rewel sekali, apa tidak bisa diam dulu sebentar?! Cicit cuit tidak karuan saja dari tadi.
"Itu teh tiga gelas buat siapa Mel?" tanya papa seraya memandangi nampan yang kini telah tergeletak di sampingnya.
"Buat Henry, aku sama papa juga."
"Oh, papa bawa deh ke dalem. Kamu ngobrol situ berdua." seraya bangkit dari kursinya dengan membopong secangkir teh manis hangat buatanku. "Om masuk dulu ya Hen, mau mandi dulu."
"Iya om.." seraya mengangguk tersenyum mengiyakan ucapan papa padanya.