Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Huh, kenapa tiba-tiba jantungku rasanya mau copot. Tubuhku mendadak kaku. Kenapa aku mulai merasakan ada setitik genangan air di pelupuk mataku. Aku harus menahan air mata ini, jangan sampai Henry melihatnya.

"Ya sudah, kalau gitu kamu tunggu apa lagi? Nanti dari sini, kamu langsung ke rumah Mba Lidya aja." aku berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum lebar seraya menoleh kepadanya.

"Iya Mel.. Sebelum dia pergi, aku pasti akan temui dia."

Aku harap aku bisa menguasai diriku sepenuhnya saat ini. Akhirnya hari itu tiba, dimana aku harus kehilangan ceritaku bersama Henry untuk kesekian kalinya. Mungkin kali ini benar-benar akan kehilangan dirinya. Dan merelakannya untuk orang lain.

Kami tidak berbincang-bincang lagi setelah itu. Dia hanya menghabiskan minumannya. Aku mengajak Henry masuk ke dalam ketika dia mengatakan hendak pamit pada papa dan mamaku. Aku mengerti, dia sedang mengejar waktu. Dia harus sampai di rumah Mba Lidya sebelum pukul sebelas siang. Lantas Henry bergegas pergi setelah berpamitan dengan papa dan mama ku. Aku mengantarkannya hingga ke pintu pagar rumahku.

"Hati-hati ya Mas. Masih keburu kok, ngga usah ngebut ya."

"Iya, makasih banyak ya Mel.."

"Iya, sama-sama." aku tetap tersenyum di hadapannya.

Aku melepas kepergiannya dengan lambaian tangan yang mungkin terlihat tampak sederhana namun mengandung arti yang mendalam bagiku. Mungkin itu lambaian perpisahan untuk selamanya dariku. Aku melihatnya dari belakang, berlalu pergi dari hidupku. Aku terdiam sesaat, mengatur mimik wajah untuk kembali masuk ke dalam rumah. Jangan sampai papa dan mama tahu kalau saat ini hatiku sangat hancur.

Aku telah kembali ke dalam rumah dan segera bersiap-siap untuk melanjutkan pekerjaanku di kedai hari ini.

"Papa, jadi anter aku kerja ngga?" tanyaku menghibur diri seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun