Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 11 - Selesai)

2 Januari 2024   08:46 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Bagus kan Mel? Mama taruh si Bella disitu. Tadi pagi papa baru sempat bikin gantungan kandangnya." Mama menunjuk ke arah si Love bird di atas kepalaku.

"Hah? Siapa namanya? Bella?"

"Iya, Mama kasih nama dia Bella."

"Hahaha kocak." aku pun berlalu meninggalkan mama sendirian di teras. Aku bergegas menuju kamar untuk segera mandi dan beristirahat. Setelah mandi aku lantas mengecek ponselku.

"Makasih ya Mel, kamu sudah perhatian sama aku. Aku akan pikirin baik-baik omongan kamu tadi."

Huh, akhirnya dia mau menanggapi ucapanku. Semoga aku tidak salah langkah karena sudah seharusnya aku membiarkan orang yang ku sayangi bahagia bersama wanita yang dicintainya. Aku harap Henry dapat benar-benar meluangkan waktu untuk memikirkan perasaannya sendiri dan perasaan Mba Lidya.

Bagian 12

Telah tiba waktunya kontes antar barista se-Jakarta Selatan dilaksanakan. Aku sudah berada di lokasi sekarang dan telah mendapat nomor antrian sembilan untuk registrasi ulang peserta kontes. Barusan aku juga telah memberitahukan lokasi persisnya pada Henry, agar siang nanti dia bisa langsung datang kesini. Saat ini aku hanya datang seorang diri, tadinya papa dan mama ingin mengantarkanku sekaligus menyaksikan kontes ini dari tribun penonton. Tapi jelas aku menolak mereka untuk ikut denganku, aku kan bukan anak kecil lagi. Akhirnya aku minta tolong diantarkan saja oleh Pak Iwan.

Oh iya hari ini aku mengenakan kemeja lengan panjang berwarna dasar merah dengan aksen kotak-kotak kecil berwarna putih, yang ku gulung lengannya hingga batas siku. Kemeja ini sangat nyaman ku kenakan dan sedap dipandang karena jatuhnya pas di tubuhku. Tidak kebesaran atau kekecilan. Untuk bawahnya, aku mengenakan jeans skinny warna biru tua yang model bagian bawahnya tampak seperti digulung, jatuh tepat di atas mati kaki. Sedang rambut hitam model bob sebahu ini, ku biarkan terselip di belakang kedua telingaku.

"Amel, pasti sudah di Kemang ya? Semangat ya!"

Aku membaca pesan dari Mba Lidya sambil membayangkan wajahnya yang sedang tersenyum lebar kepadaku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun