Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gadis Barista (Bagian 6 - 8)

30 Desember 2023   06:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelanggan yang ditunggu-tunggu sejak pagi akhirnya tiba juga. Sekalinya datang, tidak hanya satu orang, tapi langsung empat orang. Aku gesit memenuhi pesanan minuman mereka seorang diri. Sedangkan Mutia melayani di etalase snack merangkap meja kasir. Syukurlah, meski cuma seorang diri membuatkan banyak minuman dengan macam varian yang berbeda, aku tetap dapat menguasai diri. Artinya aku tidak perlu melakukannya terburu-buru ataupun gerogi. Aku selalu mengutamakan hasil dan kualitas.

Aku kira pelangganku berikutnya orang lain, tapi ternyata Henry yang muncul. Dia sudah mulai keranjingan lagi datang kesini. Untuk apa lelaki ini masih berkeliaran diluar pada jam segini? Harusnya dia sedang sibuk di dalam kantor mengurus pekerjaannya sendiri. Apa dia kesini untuk memantau pekerjaanku?!

"Enak bolennya?" dia menyodorkan dirinya ke meja kerjaku. Astaga..

"Hmm.. Beliin lagi lah. Kamu lagi santai ya di kantor? Jam segini bisa main-main diluar."

"Hahaha.. Iya santai. Kan hari Sabtu."

"Ya libur aja sekalian."

Menyadari kehadiran pelanggan, Henry menggeser tubuhnya kemudian duduk pada salah satu kursi tamu di dekat meja barista. Dia itu sadar atau tidak sih kalau kedatangannya kesini mengganggu konsentrasi kerjku?! Aku pun langsung melayani pelanggan berikutnya. Setelah itu, Henry kembali menghampiriku.

"Aku balik kantor dulu Mel, nanti malem sebelum jemput aku kabarin kamu dulu ya."

"Hmm.. Iya.. Silahkan.." aku jadi sedikit malas bicara dengannya.

Henry malah tertawa mendengar ucapanku barusan. Dia beranjak pergi meninggalkan kedai. Aku memperhatikan dirinya dari belakang. Lelaki ini benar-benar membuatku bingung. Bisa membuatku kesal, tapi juga bisa membuatku merindukannya. Terbuat dari apa dia?! Tetapi, aku sama sekali tidak pernah menyesali pertemuanku dengannya. Aku tetap senang bisa mengenalnya.

Aku telah menyiapkan sekotak biskuit di dalam tasku. Aku membawanya karena tahu hari ini aku tidak bisa istirahat tepat waktu. Dion belum datang karena izin menghadiri akad nikah Faris. Kalau aku tinggalkan meja ini, bagaimana mungkin Mutia bisa menghandle pesanan kopi. Tidak apalah, toh pada hari-hari lain aku selalu bisa beristirahat pada tepat waktu. Belum ada tanda-tanda pelanggan lagi yang akan datang, aku berlari secepatnya ke belakang untuk mengambil biskuit itu dan membawanya ke mejaku di depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun