Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sanubari Jiwa Amarta

1 Maret 2022   19:11 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:12 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


"Nak, sepertinya kamu sudah lama tinggal disini", ucap bapak itu.

"Bukan sudah lama, tapi inilah duniaku. Dunia pertamaku", jawab Amarta.

"Lho, apa maksudmu?", tanya bapak itu.

"Aku adalah anak yang dibuang oleh orang tuaku sendiri, kehadiranku sepertinya malapetaka bagi mereka", jawab Amarta.

Pria itu pun terdiam, lidahnya terasa kelu dan terhenti begitu saja disertai perasaan yang pedih saat mendengar ucapan Amarta. Amarta berdiri dan memberikan secarik kertas pada pria tua itu. Dibacanya surat itu dan hanya tertulis

'ANT'

'Happy birthday peri kecilku'


"Lihatlah, bahkan aku tak tahu siapa namaku, hanya tertera ANT. Orang tuaku meninggalkanku ditepi pantai bersama sehelai kain dan secarik kertas ini, hanya berisi identitas kecilku saja", ucap Amarta.

"Dan coba lihatlah, dia membuangku dihari ulang tahunku", ucap Amarta sambil tertawa puas penuh kepedihan.

"Apakah aku boleh memanggilmu Amitha? Sekarang kau sudah punya nama! Nama yang indah", ucap bapak itu.

"Baik, terserah padamu saja ingin menamaiku apa", jawab Amarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun